PART 1

14.8K 459 20
                                    

Sesuai janjiku aku bakal merevisi cerita ini. Tetapiiiii alur critanya berbeda dan sifat Bintang saya ubah disini karena banyak yg tidak suka dgn sifatnya. Makasih sudah menungguuuu♥️ SELAMAT MEMBACA!

Bintang tertidur pulas berbalut selimut berwarna salem itu. Udara pagi itu membawa Bintang memasuki dunia alam bawah sadarnya lagi. Ia mendengarkan suara adzan yang berkumandang dengan lantangnya, namun udara pagi itu sungguh membuatnya menempel erat dengan kasur nya.

Tiba-tiba ada percikan air di wajah Bintang, siapa lagi jika bukan Hanif, kakaknya.

"Bintang, bangun dek!"

"Hoam.. apaan sih bang! Adek juga bisa bangun sendiri," Sewot Bintang sambil berusaha membuka kedua matanya yang masih lengket.

"Hahaha gitu aja ngambek, cepetan ambil air wudhu sana!" Perintah Hanif.

Bintang memutar kedua bola matanya, "Iya iya.. Abang bawel banget sih!"

Bintang menghentakkan kaki lalu menyeret berat tubuhnya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Hanif adalah anak pertama dari Ratna dan Syaiful. Ia berusia lima tahun lebih tua dari Bintang. Kerjaannya hanya mengganggu Bintang. Baginya, mengerjai adiknya satu ini adalah rutinitas yang dapat membuatnya bahagia.

Selesai mengambil air wudhu, Bintang segera memakai jilbab, tidak lupa membawa mukena kesayangannya lalu beranjak meninggalkan kamar tidurnya. Ternyata Hanif, Ratna, dan Syaiful sudah menunggunya sedari tadi. Bintang hanya meringis melihat wajah mereka. Hanif melihat Bintang sambil menggelengkan kepala dan mengangkat ujung bibirnya.

"Maaf Bintang lama," Bintang memulai pembicaraan sambil menundukkan pandangannya malu.

"Yasudah ayo berangkat sebelum iqomah nih," Jawab Syaiful seakan-akan melupakan kesalahan Bintang.

Mereka berjalan menuju masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah. Untungnya sampai disana tepat waktu dan tidak terlambat rokaat.

***

Bintang membanting tubuh nya kasar ke kasur yang berada di ruangan berdominan warna biru itu. Suara notif yang tak asing lagi, notif chat dari LINE. Bintang mengambil ponselnya malas yang berada di meja belajarnya. Bintang membulatkan matanya lebar, ia sangat senang. Bagaimana tidak, Sheria, sahabatnya sedari SMP yang sudah lama lost kontak mengirim pesan singkat kepadanya.

"Assalamualaikum Bintang, ini Sheria. Masih ingat tidak?"

Bintang menggerakkan jari lentiknya,

"Waalaikumsalam, masih ingat kok Sher. Bagaimana kabarmu? Ada keperluan apa chat aku?"

Bintang menunggu balasan Sheria sambil terus menatap layar ponselnya itu.

"Alhamdulillah aku baik, bagaimana kabarmu?"

"Baik,"

"Aku sebenarnya ingin mengajakmu meet up di Café tempat kita nongkrong dulu waktu SMP. Masih ingat kan?"

Bintang berteriak histeris, "Iya masih ingat. Jam berapa?"

"Jam 10. Sampai berjumpa!"

Bintang membanting ponselnya ke kasur sambil tersenyum-senyum sendiri. Mungkin jika ada seseorang lewat akan mengira ia mempunyai sakit jiwa. Bintang antusias memilih baju yang akan ia kenakan nanti. Rok navy dan kaos hitam panjang serta jilbab instan rabbani navy menjadi pilihannya kali ini.

"Sepertinya ini akan terlihat lebih santai jika memakai baju seperti ini," Gumam Bintang.

"Eh tunggu dulu, bukankah sekarang adalah jadwal bersih-bersih aku dengan Abang?" Bintang berlari menghampiri Hanif yang sedang memotongi rumput halaman rumah yang semakin hari semakin panjang.

HALAL? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang