Bintang hanya diam selama di perjalanan menuju rumahnya. Mulutnya terkunci rapat setelah kejadian tadi. Rasa khawatir dan penasaran melanda perasaan Bintang. Tatapannya kosong, menatap kaca mobil sambil melihat satu persatu motor yang bersliweran disamping mobilnya. Sesekali motor itu menyelip mobil nya. Melihat pepohonan di tepi jalanan bagaikan lagu penghantar tidur Bintang. Jarak pondok pesantren dengan rumah lumayan jauh, dapat ditempuh kira-kira 2 jam. Kecuali jika tenggelam di kemacetan, 2 jam hanya cukup untuk menunggu kemacetan saja.
Lagu penghantar tidur itu semakin menggema di telinga nya, semakin keras dan keras. Kepala Bintang bak bulan yang ingin jatuh dari langit. Matanya tak kuasa menahan lagi. Bintang menyerah, dia sekarang sudah memasuki di dunia yang berbeda.
Hanif menatap Bintang miris, "Tidur saja harus ditahan."
Hanif menatap Bintang lagi, ternyata dia sudah benar-benar tertidur. Hanif menambah kecepatan nya supaya lebih cepat sampai ke rumah. Ia sangat tidak enak dengan seseorang yang menunggu nya, dan Bintang pastinya.
Detik menjadi menit, menit menjadi jam, 2 jam sudah mereka duduk di mobil itu. Dan beberapa menit mereka akan sampai di rumah.
"Dek! Bangun dek!" Hanif memukul pelan pundak Bintang.
Bintang yang sedang menelusuri dunia mimpi nya itu mendengar suara kakaknya.
"Hmm," Bintang tak peduli, dia ingin kembali ke mimpinya lagi.
*mimpi on*
"Assalamu'alaikum!" Ada seseorang dibalik pintu ruang tamu yang mengetuk keras.
"Waalaikumsalam," Syaiful membuka pintu itu.
"Siapa abi?" tanya Ratna yang kemudian ikut menyusul keluar.
"Hira dan Kyai serta Hannan, um!" jawab Syaiful tegas.
"Mari silahkan duduk, saya buatkan minum dulu," kata Ratna ramah.
Mereka semua duduk sedangkan Ratna membuatkan minum di dapur.
"Ada keperluan apa Kyai?" tanya Syaiful gugup.
"Saya dan Hira disini hanya menemani Hannan, biarkan dia yang bicara sendiri," Jawab Kyai sambil melirik ke arah Hannan.
"Kalau boleh nanya, Bintangnya ada dirumah, Abi?" tanya Hannan sopan.
"Ada. BINTANG!!!" teriak Syaiful.
"Iya abi," Bintang keluar dari kamarnya menuju kamar tamu. Kakinya sudah tidak sakit dan tiada tongkat yang menemaninya lagi.
Ketika Bintang keluar, Bintang melihat seorang pria yang tak asing baginya lagi. Namun, pria itu semakin tampan dan tampak seperti orang sukses. Bintang menelan air liurnya sendiri tak percaya. Bintang melihat ke samping Hannan, ada Hira dan Kyai disana. Bintang segera bersaliman pertanda hormat. Ketika di depan Hannan, Bintang hanya mendekapkan tangannya didepan dada. Setelah itu, Bintang duduk disebelah Syaiful.
"Ada apa abi?" tanya Bintang bingung.
"Hannan ingin berbicara padamu," Syaiful melirik ke arah Hannan yang terlihat sangat gugup.
"Jadi kehadiran saya disini ingin––"
"Silahkan minumnya," Ratna meletakkan minuman berwarna merah itu, sirup bukan darah lho hehe.
"Umi!" Panggil Syaiful
"Eh maaf hehehe.. Silahkan dilanjut Hannan," Ratna mempersilahkan.
"Jadi kehadiran saya disini ingin melamar anak Abi, Bintang," Kata Hannan keras dan mantap.
DEG!
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAL? (COMPLETE)
Espiritual[COMPLETE] Tentang seorang gadis bernama Bintang yang duduk di bangku 3 SMA yang memutuskan untuk pindah ke pondok pesantren. Disanalah Bintang menemukan ustadz tampan bernama Hannan yang selalu mencari perhatian padanya. Hingga akhirnya takdir mem...