• Cerita ini murni dari imajinasi-ku sendiri, jika ada kesamaan dalam cerita, alur dan namaㅡ Itu semua hanya kebetulan •Wanita itu kemudian menatap Jimin dengan tatapan sedih.
"Tuan, Tuan Junghyun sudah meninggal 1 Bulan yang lalu saat kecelekaan bersama istrinya." Ucap wanita itu membuat Jimin menatapnya nanar.
...........
"Tuan?." Wanita itu memanggil Jimin berulang kali.
"Y-Ya?." Suara Jimin bergetar dan menatap nanar wanita itu.
"Anda baik-baik saja?."
"S-Saya b-baik-b-baik saja-- tapi bukankah Tuan Junghyun masih ada?." Jimin kembali bertanya dengan wanita itu kembali.
"Tuan, Tuan Junghyun memang benar sudah tidak ada." Wanita itu menatapnya sendu.
"T-Tapi b-barusan t-tadi p-pagi k-kami b-bertemu?." Tangan Jimin bergetar-- Ia ingin memaki dirinya sendiri karena tidak bisa menahan suaranya.
"Tuan mungkin salah lihat? Itu pasti kembarannya Tuan muda Jungkook." Kata wanita itu membuat Jimin memundurkan langkah kakinya dan berlari meninggalkan Peruasahaan Ayah mertuanya.
"Tidak! Tidak mungkin! Junghyun masih ada, Junghyun masih hidup, Junghyun menciumku tadi malam! Junghyun tidak akan meninggalkanku." Jimin berlari dan berlari, ia berlari kearah taman yang dekat dengan Perusahaan Ayahnya.
Ia menangis hingga nafasnya tercekat, dan dadanya sangat sakit-- Jimin mengambil foto disaku celananya, foto Junghyun yang diam-diam selalu ia simpan tanpa sepengetahuan suaminya.
Tapi apa yang dikatakan Junghyun saat ia buta memang berbeda dengan Junghyun sekarang.
"Junghyun?." Lirih Jimin memeluk foto Junghyun.
"Sebenarnya aku suka dengan modelnya tapi aku tidak suka caramu mengedit-nya." Protes seseorang.
"M-Maafkan aku-- Aku akan berusaha lebih baik lagi."
Jimin mendengar pembicaraan mereka meskipun dia bukan tipe orang yang terlalu mencampuri urusan orang lain.
"Kenapa kau tidak memutihkan modelnya? Bahkan jerawatnya masih ada? Ini untuk iklan kosmetik? Bagaimana kalau aku tidak dikontrak lagi hanya karena editan kosmetikmu yang payah?." Orang itu merobek foto dan membuangnya ketanah.
"Sekali lagi aku minta maaf, aku akan membuatnya lebih baik lagi."
"Kau itu Jungkook kan? Ayah dan kakakmu saja berdarah konglomerat? Kenapa kau malah menggeluti dunia ini? Pantas saja kalau hasil bidikanmu tidak bagus karena kau itu hanya anak Pengusaha-- Aku yakin Ayahmu meluluskanmu dengan cara uang!."
Jungkook mengepalkan tangannya, ia tidak ingin beradu mulut dengan klien-nya hari ini-- namun apa yang dikatakannya sudah keterlaluan dan cukup membuatnya marah, seharusnya ia tak perlu membawa nama ayahnya.
Orang itu lalu pergi meninggalkan Jungkook tanpa mengatakan sepatah katapun lagi-- Jungkook hanya menghela nafas dalam-dalam.
Dari tadi Jimin mengamatinya-- selama ini Jungkook yang mencoba membahagiakannya meskipun dia ragu bahwa Junghyun itu sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Husband ll Kookmin
Fanfiction"K-Kumohon kali ini saja permintaanku, jangan katakan padanya saat aku tidak adaㅡ Berpura-puralah menjadi aku dan bahagiakan dia untukkuㅡ." ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ©koucan 2018 Start : 11 April 2018 End : 13 Mei 2018