• Cerita ini murni dari imajinasi-ku sendiri, jika ada kesamaan dalam cerita, alur dan namaㅡ Itu semua hanya kebetulan •
"Terima kasih banyak kau sudah menjagaku selama ini Jungkooo, maafkan aku kalau aku membuat harimu sedikit berat--."
Jungkook melambaikan tangannya berusaha untuk menahan airmatanya.
"Aku akan menjenguk Ayah dan Ibu-- Tolong sampaikan salamku kepada mereka bahwa aku sangat mencintai mereka." Jimin mengusap airmatanya.
Jungkook mengangguk tak bisa mengatakan sepatah katapun.
"Aku pamit-- sampai jumpa."
Saat itu juga Jungkook menyesal tidak mengatakan "Jangan Pergi-- Tetaplah disini."
.........
Jimin mengusap airmatanya-- Ia sadar bahwa selama ini bukanlah Junghyun yang menemaninya melainkan Jungkook adik kembar suaminya.
"Boleh aku menggenggam tanganmu?."
"Tentu saja."
Ia mengerti kenapa keluarga Jeon menyembunyikan kematian suaminya, karena mereka tidak ingin melihatnya terluka.
"Kau ingin kita berpisah? Karena aku ingin kita tetap bersama-- matamu ada disini Jimin."
Ia mengingat saat Jungkook selalu ada untuknya.
"Bukankah lebih baik aku pakai tongkat?."
"Selama ada aku kau tak perlu memakai tongkat."
Setiap ucapan dan kata-kata Jungkook selalu terngiang di telinganya.
"Kau memang tidak bisa melihat apapun, tapi bagiku kau yang tercantik."
Jimin mengusap airmatanya kembali, disisi lain ia sangat mengharapkan Junghyun yang mengatakannya namun disisi lain ia sangat menyukai setiap perkataan Jungkook yang membuatnya hidup kembali.
Dan mungkin Jungkook ada benarnya saat melarangnya datang ke kantor hanya untuk mengantarkan ponselnya-- karena ia buta.
"Pak buka pintunya! Dia istri saya?!."
Dan pertama kalinya Jimin tidak mengenali suara Junghyun saat ia meneriakinya-- itu adalah suara Jungkook, Jungkook seperti takut kehilangannya.
"Aku sangat mencintaimu, Jimin."
Jimin mengusap airmatanya lagi dan lagi, ia sadar bahwa Jungkook yang selalu ada dan membuatnya bahagia selama Junghyun pergi meninggalkan dia selamanya.
Jimin menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh kebelakang untuk melihat Jungkook disana-- Jimin melihat Jungkook sangat rapuh disana, menunduk lemah tak berani menatapnya.
Jungkook mendongakkan wajahnya perlahan menatap Jimin yang kini mengamatinya meskipun jarak mereka hanya 6 langkah kaki, namun Jimin bisa melihat airmata menetes di mata Jungkook.
"J-Jungkook." Panggil Jimin seperti berbisik membuat dunia seakan berhenti berputar bagi pria berhidung bangir dan tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Husband ll Kookmin
Fanfiction"K-Kumohon kali ini saja permintaanku, jangan katakan padanya saat aku tidak adaㅡ Berpura-puralah menjadi aku dan bahagiakan dia untukkuㅡ." ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ©koucan 2018 Start : 11 April 2018 End : 13 Mei 2018