VI - Something Weird

80 10 9
                                    

Zazie : jadi, tante Vie bilang...

Saat Agatha hendak melanjutkan melihat apa yang dikatakan Zazie, tiba-tiba Bibinya Agatha membuka pintu kamar Agatha dan dengan terburu-buru menutupnya. Lalu ia berlari menuju Agatha yang sedang duduk diatas kasur.

"Agatha, lebih baik kamu lekas tidur... Tadi Bibi tidak sengaja mendengar Tuan dan Nyonya akan datang ke kamarmu kalau sampai kamu belum tidur juga mereka mengatakan akan melakukan sesuatu agar kamu mendengarkan perkataan mereka" ucap Bibi dengan sangat pelan, khawatir akan terdengar orang tua Agatha.

Bibi memang sudah sangat paham tentang Agatha dan keluarganya, terkadang Bibi merasa tidak betah karena sering mendapat kecaman dan ancaman dari orang tua Agatha. Orang tua Agatha merasa Bibi memihak pada Agatha, seakan Agatha yang membayar gajinya.

Tapi bukan Bibi jika mundur dan meninggalkan Agatha, Bibi menyayangi Agatha seperti anak sendiri. Bibi memang memiliki anak, tetapi tetap saja ia juga menyayangi Agatha.

"Apa Bi? Ga jelas banget deh Mama, Papa.... Mereka masih di kamar mereka kan Bi?" ucap Agatha,

"Iya Agatha.... Mereka masih di halaman belakang dekat kolam berenang, sedang minum teh.. Makanya Bibi bisa curi waktu untuk lari ke kamar Agatha..." jawab Bibi dengan sangat pelan.

"Bagus kalau begitu Bi..." ucap Agatha seraya berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah jaket.

"Lho, Agatha mau kemana?" ucap Bibi panik,

"Aku mau ke rumah Zazie Bi, Bibi bisa bantu aku gak.... Bibi bilang sama Mama dan Papa kalo aku kerja kelompok di rumahnya Zazie..." sahut Agatha sambil buru-buru mengenakan jaketnya, ia mengambil tas, dan ponselnya.

"Jangan Agatha, jangan.... Lebih baik kamu tidur saja Tha..." ucap Bibi menahan lengan Agatha.

"Kenapa jangan Bi? Biasanya juga Mama dan Papa akan mengerti kalau menyangkut kerja kelompok...." tanya Agatha yang bingung dengan sikap Bibinya ini,

"Tidak! Mereka tidak akan mentolerir kamu! Apalagi kamu ingin mencari tau tentang terror itu kan?" ucap Bibi yang tak bisa menahan kepanikannya, ia pun tak sengaja mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak ia katakan.

"Bi? Bibi tau juga tentang terror itu?" tanya Agatha yang sedikit lemas dan merasa bahwa hanya dia yang tidak mengetahui apa-apa tentang terror itu.

"Apa hanya aku Bi di rumah ini yang tidak mengetahui apa-apa tentang terror itu?" tanya Agatha dengan lemas dan langsung terduduk di kasurnya.

"Bukan begitu Agatha, Bibi juga tidak tau apa-apa tentang terror itu.... Tapi," ucap Bibi terhenti tiba-tiba karena ia melihat kedua orang tua Agatha sedang berdiri di depan pintu dan memperhatikan mereka....

'oh tidak, sejak kapan mereka berada di situ, ku harap mereka tidak mendengar percakapan kami...' ucap Bibi dalam hati.

Saat ini Bibi sangat panik, karena jika kedua orangtua Agatha mendengar semuanya, ia akan habis. Akan dipecat. Dan jika ia dipecat, ia tidak bisa melindungi Agatha lagi.

"Agatha, mengapa kau belum tidur? Bukankah ini sudah malam? Dan mengapa kau memakai jaket, apa terlalu dingin?" tanya Mama Agatha dengan suara yang parau.

"Tidak ma, udaranya hanya terlalu dingin bagiku. Mungkin karena diluar habis hujan, iya Ma Gatha akan langsung tidur setelah Mama dan Papa keluar..." ucap Agatha dengan tatapan kosong.

Agatha masih merasa bahwa hanya dirinya yang tidak mengetahui apa-apa tentang terror itu, ia merasa seperti. Orang asing.

Walaupun Agatha masih merasa kesal, sedih, dan marah. Ia tidak mau Bibi terkena dampak dari perilakunya, maka dari itu Agatha berbohong dan melindungi Bibi.

Gone IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang