II - The Story's Reaction

91 6 0
                                    

"Cerita itu... Memang terjadi. Bahkan..." Entah apa yang dipikirkan oleh Finn, dia tak bergeming, dan enggan melanjutkan perkataannya.

"Bahkan apa Finn, jangan terbata-bata seperti itu dong. Cepatlah katakan!" Agatha yang mulai geram menunggu Finn melanjutkan perkataannya pun akhirnya membuka suara.

"Bahkan, dalang dari terror itu masih belum bisa di temukan hingga sekarang, dan... Tidak menutup kemungkinan terror itu bisa terjadi lagi.... Tapi" saat hendak melanjutkan perkataannya, Cherryl menyela dan berkata,

"Apa maksudmu Finn... Jangan bercanda, kau pikir itu sebuah lelucon? Tidak lucu! Sudahlah teman2 tidak usah kalian dengarkan lagi, lebih baik kita pulang. Apa kalian tidak mendengar bunyi bel tadi!?" Cherryl berkata seraya mengeluarkan jurus puppy eyes nya. Ya, jurus itulah yang akan dilakukan Cherryl jika dia sudah merasa takut dan enggan melanjutkan pembicaraan mereka.

Finn yang sudah sangat mengenal Cherryl pun tak melanjutkan perkataannya dan hanya terdiam sambil memberi tatapan seakan mengatakan 'Pergilah, akan aku ceritakan lain waktu' Pada Agatha dan Zazie.

"Baiklah-baiklah, ayo kita pulang" Pasrah Agatha. Walau Agatha masih ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal itu, tetapi Agatha tak mau bersikap egois, melihat Cherryl sudah ketakutan seperti itu.

Agatha, Cherryl, dan Zazie kembali ke kelas untuk mengambil tas mereka, karena terlalu bersemangat untuk bertanya pada Finn dan Sam mereka sampai lupa membawa tas mereka. Agatha sempat berfikir untuk bertanya pada max saja, tapi apa Mac mau menjawabnya? Agatha terlalu sering mangacuhkan Mac yang pernah mendekatinya. Tapi apa boleh buat, jika Finn tidak bisa memberitahunya maka jalan satu-satunya adalah bertanya pada Mac. Agatha yang tidak sabar pun mempercepat langkahnya.

"Hei Agatha, kau berniat memisahkan diri dari kami?" Tanya Zazie yang geram mengejar Agatha yang penting" jawab Agatha sambil tetap berjalan. "Kau tidak lihat, betapa sibuknya Cherryl merapihkan seragamnya yang kotor akibat tersandung saat berusaha berlari mengejarmu tadi?" Jelas Zazie.

Agatha berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat Cherryl. Ya, Cherryl terlihat sedang menepuk-nepuk seragamnya sambil menggerutu. Hal itu terlihat dari bibirnya yang tak berhenti berkomat-kamit tidak jelas. Entah apa yang Cherryl katakan, Agatha tak dapat mendengarnya. Teringat dengan tujuannya menemui Max sebelum pulang, Agatha kembali berlari menuju kelas.

Melihat hal itu Zazie hanya memajukan bibirnya, walau sudah terbiasa dengan sikap Agatha yang terkadang tidak jelas, tetapi tetap saja Zazie merasa kesal. Zazie pun menghampiri Cherryl yang berada di belakangnya.

***

Setibanya di kelas, Agatha langsung mencari Mac. Di kelas memang masih ramai, karena diluar sedang hujan, murid-murid pun memilih tetap di Kelas hingga hujan mereda. Agatha tak melihat Mac, dan tasnya pun sudah tidak ada.

'Mungkin dia sudah pulang' Pikir Agatha.

Agatha mengambil tasnya dan meninggalkan kelas. Saat melewati koridor kelas, Agatha dikagetkan dengan Zazie yang tiba2 menepuk bahunya.

"Hei!" Ucap Zazie seraya menggelayut di pundak Agatha,

"Ih kaget tau!" Gerutu Agatha.

"Lagian, sendirian aja. Mau ninggalin nih ceritanya? Ga biasanya pulang sendirian, biasanya juga kita selalu pang bertiga sama Cherryl. Ya walaupun selalu mobil gw sih yang dijadiin tumpangannya"

"Oh ga ikhlas ceritanya?" Ucap Agatha seraya menunjukan gigi putihnya.

"Ngambek nih, ceritanya?" Tanya Zazie sambil tertawa khasnya.

"Udah ah, pulang bareng gw aja yuk... Males sendirian, lagian rumah kita kan deketan. Dan bukanya supir lo lagi pulang kampung ya?" Ucap Zazie,

"Loh? Sendiri? Emang Cherryl kemana?" Seperti biasanya, kalau ditanya maka Agatha akan balik nanya.

Gone IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang