penahkah kau lihat senja?
yang mengiringi sang burung pulang kesarangnya
melepas penat kala angkasa kejam kepadanya
kala bumi tak ingin memilihnya untuk besama
dan lihatlah senja, ada cerita dari mereka yang berlari
diantara padang mimpi, meminta kasih, mengisi lubang hati
berjalan diantara ilalang mimpi, mengulang senyuman ini
dan kau, bisakah kau tinggalkan aku disini?
senja, bisakah kau titip selimut bintang malam ini?
temaram begitu sunyi dan dingin kali ini
lentera pun enggan untuk melirik hati ini
dan langit, bolehkah aku titipkan rindu ini?
rindu yang menjalar , rindu yang meminta
menganyam cerita dibalik sebuah duka
berteman dengan dupa, menghirup jejak suara
hati ini tetap tak bergeming, hati ini tetap merintih
bila senja datang, bisakah kau datang puan?
membangunkanku ketika waktu tak memilihku?
atau meletakkan jasadku di telaga itu?
menenggelamkan diri, menenggelamkan mimpi ini
apakah aku harus bahagia?
ketika jaringan dalam tubuh ini meronta?
melihat senyuman yang terukir diwajah cantikmu
melihat cincin yang melingkar dihatimu?
oh senja, aku hanya pertapa tua
yang ingin melihat cahaya serta dikau senja
yang ingin melihat telaga mimpi disana
dan tertidur dipohon tua penuh cerita
wahai pohon tua, bolehkah aku tidur disampingmu?
mendengarkan ceritamu tentang jejak rindu
menghentikan gejolak rindu yang membunuhku
serta rasa yang menguncang jantungku
dan kau pohon tua, bisakah kau ceritakan tentang konstelasi itu?
atau cerita cinta raja dan ratu?
agar tidurku bisa sempurna, agar aku lupa dengan segala
sampai dia tiba, ketika ingatan tak lagi menjadi satu
kini hanya ada senja dan cerita
kadang hanya ada kepiluan, kadang jua hanya ada kebahagiaan
senja tetaplah senja, yang menerima segala rasa
yang mendengarkanku bercerita, sampai aku tak berdaya di padang mimpi telaga