Rindu

22 7 0
                                    

Nama : Vanessa Florentina Patricia
Tema : Diam-Diam Merindu

Aku terdiam di bawah pohon yang menjulang tinggi mendekati langit malam. Aku masih di sini, bersama dengan kenangan itu. ‘Kenangan’ yang penuh dengan kejutan. Aku ingin semua kembali seperti biasa.

Butiran kristal turun membasahi pipiku. Senyumku tak memudar. Aku masih tersenyum mengingat wajah yang pernah aku cintai. Aku rindu sikapnya, suaranya, dan bahkan aku rindu pelukan terakhirnya. Di bawah pohon ini, dia memelukku dengan erat. Tempat yang menjadi tempat favoritku.

Dua tahun yang lalu, aku bertemu dengan seseorang yang membuatku mengenal akan kata cinta. Entahlah, aku tak mengerti apa itu cinta. Namun yang jelas, hari itu aku dibuat mengerti dengan kata cinta. Dia adalah cinta pertamaku. Cinta yang datang dalam keasingan dan cinta yang pergi tanpa jejak.

Kami berkenalan dan saling mengenal satu sama lain. Sampai suatu hari, dia menyatakan cinta padaku. Awalnya aku mengelak bahwa hari itu adalah mimpi.  Tanpa mempedulikan rasa yang kami rasakan. Kami bercanda gurau, saling mengukir nama, tersenyum bersama, dan membuat kenangan yang sangat banyak.

Dia membawaku ke tempat yang aku duduki saat ini. Ya, di bawah pohon ini. Aku merasa tersanjung saat dia membawaku ke sini. Tempat ini sangat indah. Aku merasa takjub dengan ciptaan Tuhan saat itu. Dia selalu memberi kejutan dalam hidupku. Di pohon ini, terukir indah namaku dan dia. Kami saling berjanji untuk tidak pernah berpisah meski salah satu dari kami akan menerima seseorang dalam hidupnya.

Hingga di suatu hari, dia membawaku ke tempat ini lagi. Yup, pohon ini yang menjadi saksi bisu kami berdua. Saksi bisu dari apa yang kami lakukan bersama. Dia berkata padaku. Dia kembali mengutarakan cintanya.

“Sorry, aku sudah tidak lagi kuat menyimpan rasa ini terlalu lama tanpa ikatan status yang mengikat kita.” Dia meraih tanganku dan menggenggamnya.

“Maukah kau menjadi pasangan hidupku, Gis?”
Pikiranku melayang, tanganku melemas, kakiku bergetar, dan bibirku kelu mendengar pertanyaan itu. Aku selalu berusaha menghindari pertanyaan itu. Mungkin saat itu aku menampilkan senyum yang terbilang sangat tipis.
“Maaf Vin, bukannya aku menolakmu tapi...” Aku menunduk sebentar.

“Tapi keadaanku yang membuat ini semua harus terhenti.” Aku tersenyum getir melihatnya.

“Why Gis? I need your reason now...” Dia melihatku seperti menyiratkan lewat matanya menginginkan sebuah alasan.

“It’s okay Vin. I’m okay.”
Tanpa ku sadari air mataku terjatuh. Aku merasa aku sudah terlalu kejam untuk membohongi perasaan ini.

“Jangan menangis Gis. Aku nggak suka liat kamu menangis. Jangan tangisi aku.” Tangannya menghapus setiap jejak air mataku.

“Bye Gis, semoga kamu bahagia tanpa diriku di sampingmu. _I Love You more than you know_...” Dia memelukku erat dibawah pohon ini.

Lalu Dia senyum tulus kepadaku sebelum akhirnya dia tinggalkan aku sendiri di bawah pohon ini.

Satu hal yang tak pernah aku sadari saat Gavin tinggalkan diriku sendiri waktu itu adalah dia telah meninggalkan aku dan dunia ini terlebih dahulu. Dia telah menghilang sebelum dia mengajakku ke pohon, itu malam terakhir kami.

Gavin, dia telah tinggalkan dunia ini tanpa jejak. Yang sempat aku dengar adalah Gavin mengalami kecelakaan sebelum mengajakku ke bawah pohon dan menyatakan cintanya. Gavin yang aku lihat bersamaku adalah bayangan terakhir Gavin di Bumi ini.

500 words

Reviewnya, cekidot.

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Kata-katanya udah bagus, tanda baca serta pembawaan menuju alurnya juga udah klop. Hanya satu kesalahan, yaitu pada kata asing. Ingat, kata asing yang belum terserap ke dalam kamus KBBI harus dimiringkan.

Vanessa_Florentina

Task Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang