Part 10 | POV - Gery Anggoro

32.3K 162 2
                                    

Catatan: tanda ini *** adalah potongan cerita, dan bisa kalian baca lanjutannya di cerita sebelah 4 Hearts & A Fool.

***

Kemudian tante Shinta berjalan ke arah balkon, dan berhenti tepat di depan pintu kaca yang merupakan pintu akses menuju balkon kamar ini. Tante Shinta hanya diam berdiri sambil memandang ke arah luar. Heh...then it means, it's show time.

Gue pun segera bangkit berdiri dan berjalan pelan menuju tante Shinta, dan berdiri tepat di belakangnya. Tangan gue, gue susupkan melalui pinggang tante Shinta, dan memeluknya dari arah belakang.

Mulut gue mulai menciumi dengan pelan leher jenjang tante Shinta, kadang mengecup bahunya yang putih. Sementara tante Shinta hanya melenguh kecil dan mendesis, saat bibir gue pelan menyusuri mulai dari bahu hingga ke leher jenjangnya.

Tante Shinta semakin memiringkan kepalanya, agar gue lebih menciumi bagian leher jenjangnya yang harum semerbak. Sementara mata tante Shinta pun terpejam menikmati semua cumbuan bibir gue. Tangan tante Shinta memegang erat tangan gue yang sedang memeluk perutnya.

"Uuhhhhhhh...sssshhhhh...mmmmffff." lenguh tante Shinta. Kemudian tante Shinta pun menoleh ke arah gue, dan gue pun langsung menyambar bibirnya yang merah merona. Lidah gue langsung menyeruak masuk ke dalam mulutnya, dan beradu dengan lidahnya.

"Mmmmffff....mmmmmffff...slluuurrpp...mmmffff." ciuman kami berdua yang tadinya pelan dan hangat, secara perlahan mulai semakin bergairah dan liar.

Tangan tante Shinta yang sedang memegang erat lengan gue pun, langsung mengarahkan tangan gue untuk mulai menjamahi kedua bukit indah payudaranya yang mengkel.

Ugghh...toket tante Shinta gede dan kenyal abiss. Gue langsung remes-remes dengan kuat kedua toket gede tante Shinta.

Kemudian gue ngelepasin ciuman gue, dan juga remasan tangan gue di toketnya. Gue bukain resleting baju dress nya yang terletak di punggungnya. Saat baju dress tersebut pelan-pelan terbuka, gue melihat body tante Shinta yang putih bersih, bener-bener bikin gue horny banget.

Gue ciumin lagi pundaknya tante Shinta, terus mengecup pundak hingga ke punggungnya. Tangan gue perlahan mulai membuka dan menurunkan dress nya tante Shinta. Wow, rupanya tante Shinta menggunakan sebuah G-string berwarna hitam, yang tentu saja tidak mampu menutupi bagian pantat tante Shinta yang montok.

Dan gue masih terus menciumi bagian punggung tante Shinta. Kali ini cumbuan gue semakin turun, hingga ke bagian bokongnya yang bulat. Gue remes-remes pantatnya yang montok itu sambil terus gue ciumin.

Tangan gue sedikit mendorong punggung tante Shinta. Dan tante Shinta yang mengerti maksud gue, langsung membungkuk sambil berpegangan kepada kaca balkon. Pantatnya yang seksi pun menjadi semakin bulat saat tante Shinta sedang menungging seperti ini. Seksi sekali.

Pelan-pelan gue mulai melepaskan kaitan G-string nya, dan mulai menurunkan celana segitiga kecil yang menutupin keindahan bukit kecil yang berbulu cukup lebat. Gue terus ciumin area sekitar pantatnya tante Shinta, sambil sesekali gue gigit-gigit pelan saking gemesnya ama nih pantat.

Akhirnya cumbuan gue pun tiba di depan sebuah gerbang kenikmatan yang berbentuk seperti sebuah bibir yang tembam. Gue sapukan lidah gue di sepanjang garis vaginanya tante Shinta. Dan efeknya langsung membuat tubuh tante Shinta seperti gemetaran.

"Oossshhhhhh...sssssshhhh....aaaaahhhhh." tubuh tante Shinta bergetar hebat, dan mendorongkan pantatnya ke belakang, seolah ingin gue masukin lidah gue lebih dalam ke dalam meki nya.

4H&AF (Adult Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang