Part 25 | POV - Liana Aryanti Widjaya

10.2K 46 0
                                    


"Sssshhhh...mbak diem dulu, aku cuma mao nyium mbak aja," ujar Cherllyne yang kembali mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup seperti tadi, tapi sedikit melumat bibir bawahku.

Walau berciuman dengan sesama wanita, bukan lah yang pernah sedetik pun aku bayangkan, tapi walaupun perlahan mampu membuat darahku sedikit berdesir.

Ciuman lembut bibir Cherllyne, sedikit banyak berhasil membuatku terhanyut dalam gairahku sendiri.

Saat bibir kami akhirnya berpisah, kami kemudian saling bertatapan dengan pandangan sayu, dan nafas yang sedikit memburu. Entah apa yang kupikirkan, aku malah memajukan lagi daguku, dan kembali bibir kami saling menempel dan melumat.

Ciuman kami rasanya semakin hangat. Aku yang awalnya risih, tapi malah jadi terhanyut dengan cara Cherllyne melumat bibirku. Lidah kami pun bahkan mulai ikut bermain, dan saling melilit satu sama lain.

Tangan kami mulai saling membelai tubuh kami. Nafas kami berdua pun menjadi semakin memburu, seiring remasan-remasan pada masing-masing tubuh kami berdua. Sentuhan Cherllyne terasa begitu halus dan lembut di tubuhku, sungguh berbeda dengan sentuhan seorang pria, sehalus apapun sentuhannya itu.

Cherllyne kemudian mulai membuka satu per satu kancing kemejaku, hingga telah terbuka semuanya. Tangannya mulai menyentuh perutku dengan lembut, membuatku sedikit menggelinjang kegelian.

Hisapan mulutku di bibir Cherllyne pun semakin kuat, seiring gairahku yang juga semakin meluap-luap. Entah kenapa aku tidak bisa mengontrol gairahku sendiri. Tangan Cherllyne yang lembut terus membelai perut, dan mulai naik hingga ke dada dan payudaraku yang masih tertutup braku.

Aku yang seperti orang kehausan, terus melumat dan menghisap bibir Cherllyne sambil mendesah, saat tangan dan jemari Cherllyne dengan lincah mulai membelai dan meremas payudaraku.

Ctik! Cherllyne membuka kaitan braku yang berada di depan, sehingga untuk kedua kalinya hari ini, aku bertelanjang dada di hadapan seseorang sambil berciuman dengan penuh gairah.

"Sssshhhh...aahhhh...ssssshhhh," aku mulai mendesis pelan, saat Cherllyne menciumi leherku, dengan jari jemarinya yang memainkan putingku yang sudah keras.

"Aaahhh...Cher...stoppp...kita keterusann nihhh," ujarku sambil mendesah akibat rasa geli yang kurasakan di leher dan payudaraku.

"Sebentar aja mbak, temenin aku mbak...pliss...aku pengen mbak," bisik Cherllyne di telingaku.

Tanganku malah mencoba melepaskan kaus yang dikenakan oleh Cherllyne. Cherllyne kemudian melepaskan dulu cumbuannya di leherku dan tangannya di payudaraku, saat Cherllyne mengangkat kedua tangannya ke atas, meloloskan baju yang aku buka, beserta branya. Sehingga kami berdua sudah bertelanjang dada satu sama lain.

Cherllyne langsung mencium leherku, sambil tangannya memainkan kedua payudaraku, yang masih menempel air liur Rangga, karena belum aku bersihkan saat kami bermain birahi kilat di mobilku.

Mendapat serangan terus menerus, membuat tanganku pun reflek mulai membelai lembut payudara Cherllyne. Ini payudara wanita lain yang pernah aku sentuh. Aku tidak pernah membayangkan akan melakukan ini dengan sesama wanita, tapi aku tidak menampik bahwa gairahku pun menjadi meningkat.

"Ooouughhhh Cher...geli tetek aku kamu maenin gituuh putingnyaah," rintihku saat jemari Cherllyne sedang memilin puting payudaraku.

"Hm?...kalo aku giniin?" tanya Cherllyne yang langsung mengulum puting payudaraku dengan mulutnya, bagaikan seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya.

"Oooohhhhh...aaduuhhh...ssshhhh...aaahhhhhh," rintihanku pun semakin keras, hingga tanpa sadar aku meremasi rambut panjang Cherllyne.

Sambil mengulum payudaraku, Cherllyne mendorong tubuhku ke arah meja makan selangkah demi selangkah. Rasa geli di payudaraku benar-benar membuatku gelisah sekali. Tubuhku terus merinding menahan rasa geli.

4H&AF (Adult Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang