Prekuel : Sang Kapten (Bagian 2)

207 16 1
                                    

Pukul setengah empat sore jam pelajaran sekolah berakhir. Capt bilang ia belum mau pulang. Masih mau main-main di sekolah, katanya. Sedangkan aku menunggu seseorang untuk kuajak pulang bersama. Aku mengeluarkan ponselku dari tas. Dan bermaksud untuk menelponnya.

"Halo.. Shin?" Ucapku begitu sambungan teleponku terjawab
"Ya, Shira.."
"Ayo Shin, gimana ? jadi pulang bareng nggak??"
"Ya jadilah. Tapi ini aku baru mau masuk ruang BK"
"Ya ampun,, ada masalah apa lagi emangnya?"
"Kayanya bakalan lama banget dah, ente mau nungguin apa gimana?"
"Ya udahlah, aku tunggu.."
"Oke. Kalau ini uda kelar aku telpon ya!" Shin langsung memutus sambungan teleponnya.

Dasar, Shin memang cewek pe'a. Masuk ke ruang BK.. pasti ada aja kelakuannya. Sebal sendiri aku jadinya. Padahal aku pindah kesekolah ini atas rekomendasinya. Aku dan Shin masih satu saudara meski beda ibu. Sebenarnya aku pindah kemari atas permintaan ayah. Ayah ingin ada seseorang yang bisa mengawasi perilaku Shin di sekolah. Mengingat perilaku Shin yang akhir-akhir ini makin tempramen dan memicu keonaran. Itu adalah tugas terberat yang harus ku emban.

Ya sudahlah untuk membunuh waktu aku main-main sama Capt saja.

***

Aku kurang mengerti kenapa lapangan basket di sekolah ini diletakkan di areal sekolah paling belakang. Ketika waktunya sekolah berakhir tempat ini menjadi tempat paling sepi di sekolah ini terlebih semenjak kekalahan itu. Seakan-akan semua siswa disini melupakan basket.

"HEI CAPT! MAU ONE ON ONE ?! SATU LAWAN SATU?!" Teriakku melihat, Capt yang sedang ada di tengah lapangan basket membawa bola.

"Kau yakin?" Ia men-dribble bolanya.
"Sini oper ke aku!" Perintahku begitu aku sampai tepat di tengah lapangan.
"Oke!" Ia langsung mengopernya dengan mantap dan cepat
Begitu aku menerima bolanya aku langsung melakukan tembakan three point langsung dari tengah lapangan dengan memanfaatkan tinggi badanku. Dan bola itu melesat masuk tepat ke dalam jaring.

"Impressive!" Serunya sambil berlari mengejar bola dan melakukan lay up. Dan masuk !

Setelah hampir satu jam kami bermain basket, Capt yang terlebih dulu terkapar di lapangan karena kehabisan nafas. Tidak lama kemudian aku tergeletak tidak jauh darinya.

"Capt, tadi skornya berapa sih?"
"Entahlah, tadi terlalu asyik jadi lupa mengitung. Anggap saja skornya imbang, nona"
"Oh aku tidak terima, dari sisi manapun skill-ku lebih baik dari pada skill-mu" Aku tertawa
"Ngomong-ngomong kenapa kau tidak masuk tim basket puteri saja ? Bahkan dengan skill seperti itu kau bisa jadi atlet nasional basket"
"Oh benarkah ? Kau memujiku, Capt? Aduh aku jadi terhura. Maksudku terharu"
"Iya, aku serius, nona"
"Hm, tidak, tidak. Aku tipe low profile. Aku tidak suka tampil di depan umum dan menonjolkan kelebihanku di depan mereka. Aku lebih suka tampil di belakang layar, Capt"
Capt menatapku dengan menyipitkan matanya tanda ia tidak paham dengan kalimatku barusan.

"Yah, nih pakaian kotor deh kena keringat.."
"Ah iya, aku juga nona"
"Ah sejak kapan namaku jadi 'Nona'?" Protesku sembari bangkit
"Ah sejak kapan namaku jadi 'Captain America'?" Tirunya
"HuuuuuuH" Aku memanyunkan bibir. " Aku mandi dulu lalu ganti baju, biar pulang dalam keadaan segar" Sambungku

 " Aku mandi dulu lalu ganti baju, biar pulang dalam keadaan segar" Sambungku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shira The Demon HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang