Chapter 11

733 145 33
                                    




Aku duduk disofa ruang tv, memegang sebuah kiriman yang Daddy berikan, yaitu tiket kepulangan aku ke LA.

Hari ini adalah hari senin, Satu minggu telah berlalu. Kurasa waktu berlalu begitu cepat saat aku ada disini. Dan sudah satu minggu juga aku habiskan waktu selama itu bersama sahabat-sahabatku, yang setiap kali  ada denganku. Dari aku bangun sampai tidur kembali, pagi, siang, sore dan malam selalu saja ada beberapa atau salah satu dari mereka yang menemaniku, mengingatkan apa saja yang boleh dan harus ku hindari saat makan dan minum, mengingatkan untuk minum obatku, menyuruhku untuk tidak banyak aktivitas, bahkan mereka rela menginap bergantian hanya untuk menemaniku. Entah hanya diam diapartemen ini, atau kita pergi jalan ke luar.

Aku senang, aku benar-benar tidak sendiri. Tapi tidak untuk hari ini, aku hanya diam sendiri di apartemen, tidak ada mereka. Tentu saja, mereka punya kehidupan dan kewajiban masing-masing, bukan? Bahkan mereka pun sudah berkeluarga, dan tahu mana yang lebih penting. Dan aku pun mengerti akan hal itu dan aku tidak ingin banyak merepotkan mereka.

Sudah satu minggu pula dari malam dimana aku bertemu dengan Taeyeon dan ketiga anak-anakku berlalu. Jika ingat itu kulihat Taeyeon tidak banyak berubah hanya saja sekarang  lebih kurus, sama sepertiku semakin kurus.  Sikapnya juga masih sama sepertinya, dingin dan cuek terlebih padaku saat itu. iya aku tahu, dia begitu karena hal yang telah ku buat dulu. Tapi, sikap dorky itu tidak pernah berubah bahkan hilang, apalagi jika dihadapan semua sahabatnya. Dan satu lagi, ku lihat ada sikap baru pada dirinya yang membuatku merasa senang, sosok seorang ayah pada dirinya semakin terlihat jelas, dari cara Taeyeon berbicara dan bersikap pada anak-anak.

"Dia calon istriku."

Aku teringat, kini Taeyeon akan memulai hidupnya yang baru dengan seorang yg baru. Hmm.. syukurlah, aku senang jika dia akan melanjutkan hidupnya, dan menemukan seorang yang benar-benar pantas untuk bersanding dengannya.  Seolhyun, nama yang cantik. Sama seperti wajahnya.. cantik dan berkepribadian yang baik. Itu terlihat jelas saat dia menyapaku. Aku yakin dia bisa menjaga dan merawat anak-anakku dengan baik nantinya.

"Siapa Mommy siapa?"

"Sepertinya itu hanya Mommy mu saja Oppa."

"EOMMA!"

Bayangan mereka masih sangat jelas, ucapan mereka masih sangat jelas ditelinga ku. Sakit itu tiba-tiba ku rasakan lagi saat ku mengingatnya.

Ketiga anakku itu sudah memanggil Seolhyun dengan sebutan "Eomma." Iya, aku mengerti sekarang, mungkin ini alasan kenapa Taeyoung dan Miyeon tidak mengenaliku bahkan  tidak memanggilku Mommy sebagai ibu dari mereka. Tentu saja karena mereka telah berpikir bahwa ibu mereka itu adalah Seolhyun, bukan aku.

Aku tahu, aku tidak bisa menyalahkan siapapun, menyalah kan keadaan. Karena ini memang salahku sendiri. Kejadian lima tahun lalu itu aku ingat bahwa mereka berdua masih bayi yang berusia dua bulan, yang belum tahu bahkan mengerti apa-apa. Hanya Al saja yang mungkin sudah menyadari sosok diriku untuknya.

Mengingat akan hal ini, membuat diriku merindukan mereka, merindukan ketiga anak-anakku itu. tapi, apa aku masih memiliki kesempatan bertemu dengan mereka?

"Mommy, kau tidak akan pergi lagi, bukan?"

"Ah nae, Mommy tidak akan pergi lagi."

"Apa kita akan bertemu lagi ditempat lain? Bolehkah?"

"Tentu, kita pasti akan bertemu lagi."

"Janji?" Al memberiku kelingkingnya.

"Janji!"

"Ku pegang janjimu, Mom."

Al.. bahkan aku telah berjanji untuk tidak pergi lagi dan akan bertemu lagi dengannya. Dan lusa aku harus sudak kembali ke LA, aku tidak mau menyia-nyiakan sisa waktu terakhirku di Korea. Tapi bagaimana? Bahkan aku tidak tahu caranya. Tuhan, kumohon..

I Love Someone Else/?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang