Chapter 7

316 44 8
                                    

Alyssa menatap Harry dari kejauhan. Lelaki itu baru saja keluar dari suatu ruangan bersama keempat temannya. Melihat gerak-gerik Harry yang sedang berbicara dengan keempat temannya sambil sesekali melirik ke arahnya membuat Alyssa yakin jika lelaki keriting itu sedang membicarakannya. Apalagi saat melihat Harry tersenyum aneh ke arahnya.

Dasar keriting aneh. Lelaki itu sudah membuatnya menunggu selama dua jam di backstage dan sekarang lelaki itu justru membicarakan dirinya dengan teman-temannya itu. Kalau saja bukan karena Archie, Alyssa tidak akan pernah mau berurusan dengan lelaki itu lagi.

"Sudah menunggu lama, hmm?"

Suara seseorang yang terdengar tepat di telinga kiri Alyssa membuat ia sedikit tersentak. Ia menolehkan kepalanya ke arah kiri dan mendapati wajah Ar--maksudnya Harry yang sedang tersenyum lebar. Refleks Alyssa memukul pipi Harry pelan. Lelaki itu terlalu mengejutkannya.

Harry merubah ekspresi wajahnya saat mendapatkan pukulan pelan dari Alyssa. Ia memegang pipi kanannya yang dipukul Alyssa dan memasang wajah kesakitan, hanya berpura-pura tentunya. "It's hurt, Al."

Ingin rasanya Alyssa tertawa keras melihat ekspresi Harry yang terlalu dibuat-buat. Namun gengsinya cukup tinggi sehingga dia hanya memasang raut wajah datar seraya mendorong wajah Harry menjauh darinya. "Siapa suruh mengagetkanku? Dan ingat Harry, jangan panggil aku Al."

Harry berpindah dari posisinya yang berada di belakang Alyssa menjadi di samping gadis itu. Ia melirik Alyssa seraya menyeringai kecil. "Memangnya kenapa jika aku memanggilmu Al? Itu panggilan sayang, kau tahu."

Panggilan sayang? Dua kata itu membuat Alyssa menatap geli ke arah Harry. Ia tidak habis fikir bagaimana bisa Harry yang baru beberapa kali bertemu dengannya sudah mempunyai panggilan sayang untuknya. Menyebut dua kata itu saja sudah membuatnya bergidik. Lelaki keriting itu memang aneh.

"Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Konsermu sudah selesaikan? Lebih baik kita kembali ke Birmingham sekarang, sebelum terlalu malam," ujar Alyssa yang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

Harry mencibir pelan, "Bilang saja kau suka dengan panggilan sayang itu."

"Aku mendengar itu, Styles," tukas Alyssa cepat. Ia menatap Harry tajam seolah-olah Harry adalah musuh terbesarnya. "Bisa tidak sih kau tidak membuatku kesal sekali saja? Rasanya setiap kali berada di dekatmu emosiku selalu tersulut."

Suara Alyssa yang terdengar cukup keras membuat keempat lelaki yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka--Alyssa dan Harry--menahan tawa. Harry yang menyadari hal itu menatap keempat temannya tajam, seakan menyuruh mereka untuk diam. Sedangkan Alyssa hanya diam di tempatnya dan menatap ke segala arah. Ia sedikit malu karena suaranya yang cukup keras didengar oleh orang lain.

"Puas kau membuatku malu di depan temanmu?" kali ini Alyssa membuka suara dengan volume yang jauh lebih kecil, lebih terdengar seperti berbisik.

Tanpa mempedulikan ucapan Alyssa, Harry menarik tangan gadis itu dan membawanya mendekat ke arah keempat temannya. Alyssa hanya bisa pasrah ditarik oleh Harry dan mengikuti langkah lelaki itu. Ia sedang tidak mood untuk memberontak, lagipula hal itu tidak akan berguna.

Langkah kaki Harry berhenti ketika ia sudah berdiri di hadapan keempat temannya. Alyssa yang berjalan--lebih tepatnya ditarik oleh Harry ikut berhenti di samping lelaki itu. Ia menatap keempat teman Harry dengan canggung. Bagaimana tidak canggung jika keempat lelaki itu saling melirik dan menahan tawa sambil sesekali menatap dirinya dan juga Harry?

"Guys!" Suara Harry membuat keempat lelaki itu kembali bersikap normal dan menghentikan aksi saling melirik mereka. Harry tersenyum penuh kemenangan sebelum melanjutkan ucapannya, "Aku dan Alyssa sepertinya harus kembali ke Birmingham sekarang, kami tidak bisa menundanya lagi. Dan satu lagi, jangan pernah menertawakan gadisku lagi, okay?"

Different StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang