Chapter 3

506 57 8
                                    

"Aku kira kau tidak akan datang."

Alyssa yang baru saja menutup pintu ruangan tempat Archie di rawat saat ini langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Archie. Ia berdiri tepat di samping kanan ranjang tempat Archie membaringkan badannya. Kedua matanya terus menatap Archie dalam, entah apa maksudnya.

"Maaf," hanya satu kata itu yang terlontar dari mulut Alyssa. Ia sendiri tidak mengerti mengapa ia meminta maaf.

"Aku tidak menyuruhmu meminta maaf, Lyssa," ucap Archie pelan. Ia membalas tatapan gadis itu dan menyadari ada sorotan lain dari matanya. "Kau kenapa? Apa ada suatu masalah?"

Alyssa menghela nafas pelan. Archie selalu tahu apa yang ia rasakan hanya dengan menatap matanya, karena itu ia tidak pernah berbohong ataupun merahasiakan sesuatu dari Archie. "Bukan masalah besar sepertinya. Hanya saja aku merasa aneh."

"Aneh?"

Alyssa mengangguk yakin. "Tadi saat aku baru keluar dari ruanganku, aku melihat Harry yang sedang ditahan oleh petugas keamanan, petugas itu melarang Harry untuk berada di sini. Saat aku lihat lebih jelas, ternyata Harry sedang mabuk. Aku kasihan melihatnya yang harus berhadapan dengan petugas keamanan itu, jadi aku meminta petugas itu untuk meninggalkan Harry dan membiarkan aku mengurusnya. Awalnya Harry masih sadar, namun saat aku ingin membawanya ke ruanganku, tiba-tiba saja ia pingsan. Tidak sepenuhnya pingsan sepertinya, karena gurauan-gurauan kecil masih sering terlontar dari mulutnya."

Penjelasan Alyssa membuat Archie menganggukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak kaget mendengar cerita Alyssa. Menurutnya itu sudah sangat biasa. Harry dan alkohol itu sudah seperti satu paket menurutnya. Ketika ia kembali ke Holmes Capel, hampir setiap malam ia melihat Harry pulang dalam keadaan mabuk. Bahkan Harry pernah membawa seorang wanita jalang yang ia temui di bar ke rumahnya, sayang saja Anne tidak mengetahuinya.

Sudah berulang kali Archie berusaha untuk menghilangkan kebiasaan buruk saudaranya itu. Namun apa yang ia lakukan tidak pernah diperdulikan oleh Harry, karena memang pada dasarnya hubungan mereka berdua tidak pernah baik.

Persetan dengan semua itu. Saat ini Alyssa masih berdiri di sampingnya seraya menatap kedua matanya, membuat Archie tidak bisa untuk tidak menatap mata hazel gadis itu. "Jadi hal itu yang menurutmu aneh?" tanya Archie.

Alyssa menggeleng pelan, ia menarik kursi yang berada tak jauh darinya dan mendudukan dirinya di kursi itu. Pandangannya tidak pernah terlepas dari Archie. "Aku membawa Harry ke ruanganku, dan saat aku ingin keluar, tiba-tiba saja Harry menahan tanganku bahkan ia menyebut namaku. Bukankah itu aneh?"

"Tidak. Menurutku itu tidak aneh," jawab Archie cepat. "Harry sudah melihatmu sebelumnya, jadi wajar saja jika ia menyebut namamu. Bagaimanapu juga ia sedang dalam pengaruh alkohol, Lys."

Bahkan Alyssa hampir lupa jika Harry sempat melihatnya sebelum lelaki itu tidak sadarkan diri. Mungkin tadi ia hanya sedikit kaget karena Harry tiba-tiba saja memanggil namanya, jadi ia menganggap hal itu adalah sesuatu yang aneh. Padahal jika difikir lagi sepertinya wajar saja jika Harry memanggil namanya apalagi ia sedang dalam pengaruh alkohol.

Sudahlah, untuk apa ia memikirkan lelaki itu? Tidak penting juga. Lagipula tujuan awalnya menemui Archie bukan untuk membicarakan hal itu.

"Lyssa."

Alyssa sedikit terkesiap mendengar panggilan Archie, "Ya? Ada apa?"

"Bagaimana kondisi kakiku?"

Dari tatapan matanya, Alyssa bisa merasakan jika ada sedikit kesedihan di mata Archie ketika ia menanyakan hal itu. Lagi-lagi hal ini membuat Alyssa merasa bersalah. Ia sangat tahu jika Archie sangat membenci ketika harus bergelut dengan cedera panjang yang membuatnya harus absen dalam waktu yang cukup lama. Namun mau bagaimana lagi, hal itu sudah menjadi risiko dari pekerjaannya.

Different StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang