Kelopak mata Alyssa terbuka perlahan. Pandangannya langsung tertuju pada sekeliling ruangan tempatnya berada saat ini. Ruangan yang bercat putih dilengkapi dengan tv, lemari, sofa dan beberapa barang lainnya. Ia sangat yakin jika ia bukan berada di kamarnya sekarang. Kamar ini lebih terlihat seperti---kamar hotel, mungkin. Dan cahaya matahari yang terlihat melalui jendela, membuatnya yakin jika ia sudah melewati satu malam dengan tertidur tidak sadarkan diri. Selama itukah?
"Kau sudah bangun rupanya."
Suara berat seseorang sontak membuat kepala Clay menoleh ke arah pintu yang sepertinya merupakan pintu kamar mandi. Di depan pintu itu berdiri seorang lelaki berambut keriting yang sudah tidak asing lagi baginya. Alyssa mengerjapkan matanya, berusaha meyakinkan jika penglihatannya saat ini tidaklah salah.
"Ar--chi?"
Lelaki itu hanya tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya. Alyssa yang masih dalam posisi berbaring mencoba untuk beranjak duduk dan bersandar. Ia menatap lekat lelaki yang sudah duduk menghadapnya. Kedua alisnya bertaut melihat lelaki di hadapannya yang hanya tersenyum aneh.
"Bagaimana kau bisa berada di sini? Bukankah seharusnya---"
"Aku bukan Archie, Al. Aku Harry," ucap lelaki itu sambil terkekeh pelan.
Alyssa melongo mendengar pernyataan Harry. Kedua matanya menatap Harry seakan tidak percaya. Jadi yang berada di hadapannya saat ini Harry? Bukan Archie?
Dan apa tadi ia tidak salah dengar? Harry memanggilnya Al. Oh ayolah, ia sangat tidak suka saat ada yang memanggilnya Al. Ia lebih suka orang-orang memanggilnya dengan nama lengkapnya, Alyssa. Hanya Archie satu-satunya orang yang memanggilnya dengan panggilan tersendiri. Lyssa. Bukankah itu terdengar sedikit aneh?
"Hey, kau melamun?"
Alyssa sedikit tersentak saat suara Harry kembali mengusik gendang telinganya. Ia kembali menatap lelaki itu dengan canggung. "Tidak, aku tidak melamun," kilahnya.
Lagi-lagi Harry hanya tersenyum tanpa alasan yang jelas. Ia menatap wajah Alyssa dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Membuat Alyssa yang juga menatapnya hanya bisa menautkan kedua alisnya bingung. Lelaki di hadapannya ini memang aneh. Ralat, sangat aneh.
"Kau ini kenapa? Apa ada yang lucu padaku sampai membuatmu tersenyum seperti itu?" tanya Alyssa seraya menapakkan kedua kakinya di lantai. Ia duduk di pinggir tempat tidur persis seperti yang Harry lakukan, membuat posisinya saat ini berada di samping kiri Harry.
Harry menggeleng pelan. Tatapannya tidak pernah terlepas sedetikpun dari wajah Alyssa, membuat gadis itu sedikit risih karena terus menerus ditatap. "Tidak. Aku tersenyum bukan karena ada yang lucu pada wajahmu, aku tersenyum karena wajahmu terlihat cantik."
Ingin rasanya Alyssa memeriksakan telinganya ke dokter spesialis saat ini juga untuk memastikan jika telinganya masih berfungsi dengan baik. Apa ia tidak salah dengar? Harry menyebutnya cantik? Oh ayolah, iya tidak akan termakan rayuan lelaki yang terkenal playboy ini.
"Sepertinya aku harus pulang sekarang," tutur Alyssa mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin terus menerus berada dalam keadaan sangat canggung seperti ini. Ia juga tidak ingin mendengar rayuan-rayuan Harry selanjutnya. Alyssa pun lebih memilih untuk beranjak bangun, namun sebuah tangan menahannya membuat dirinya kembali terduduk di kasur. "Ada apa lagi?" tanyanya.
Wajah Harry yang sedari tadi menampilkan senyuman perlahan digantikan dengan raut wajah serius. Mata hijau miliknya menatap Alyssa dalam dan tangan kirinya masih berada di pergelangan tangan kanan Alyssa, menahan gadis itu agar tidak beranjak bangun. "Aku serius, Al. Kau memang terlihat sangat cantik."
![](https://img.wattpad.com/cover/14887095-288-k37957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Styles
FanfictionHarry Styles dan Archie Styles. Dua orang dengan rupa yang sama namun kepribadian yang berbeda. Harry seorang penyanyi terkenal dan Archie seorang pesepakbola. Harry yang selalu bermain wanita dan Archie yang trauma akan cinta. Harry yang egois dan...