Epilog

105 14 1
                                    

"Aku menyesal, Ju. Sangat menyesal..."

Setelah hampir sepekan terlewatkan. Liona membuka matanya. Tersadar, bahwa kini semuanya berubah. Bukan Liona yang ada di balik gundukan tanah itu. Tapi Julian yang rela menggantikan posisi gadis yang sangat dicintainya.

Liona menatap potongan surat kabar yang sempat ia temukan di jaket Julian. Sekarang berita itu berubah menjadi suka cita atas kemenangan Liona di kompetisi fotografi.

Liona Paramita (21 th) berhasil meraih medali emas pada kompetisi fotografi di Newyork. Ia menjadikan jam saku antik dari abad 19 sebagai objek utamanya dan mengalahkan 256.409 peserta dari seluruh dunia, pada kamis lalu. (14/6)

Waktu yang sama kala sepotong surat kabar itu memuat kematiannya, 14 Juni.

Entah bagaimana ini bisa terjadi, ia tidak bisa menjelaskannya. Sekarang, meski obsesinya terhadap fotografi terpenuhi, tanpa Julian hidupnya tak akan sempurna. Karena sesungguhnya, sosok itulah yang menjadikan hidupnya lebih istimewa.

"Kau lihat, kan, Ju? Ini yang bisa aku persembahkan padamu. Semoga kau senang di sana. Terima kasih, Julian... kau sangat berarti dalam hidupku. Sangat," ujar Liona sembari mengulas senyum. Ia menatap garis wajah manis Julian yang terbingkai figura putih.

-o0o-

"Selamat ya, Liona. Kau gadis innocent-ku yang paling hebat! Aku sangat mencintamu. Aku berterima kasih (kepada-Nya). Dia telah mengabulkan doaku, saat kuminta untuk menggantikan dirimu di balik gundukan tanah ini.

Aku bahagia asal kau bisa hidup bahagia meski tanpaku. Tapi ingat, jangan sekali-kali kau mencoba memohon, hal yang sama denganku. Biarkan aku saja yang memandangmu dari sini. Semoga kau temukan kebahagiaan yang lebih indah dari ini." Julian~

-The end-

Jangan lupa ya, pencet gambar bintang di bagian bawah wattpad. Thankiss 💕

RETURN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang