one

1.1K 179 22
                                    

Cuaca di Seoul hari ini cukup cerah. Sangat cerah untuk menjadi alasan para siswa harus datang ke sekolah. Salah satu sekolah menengah atas sudah terlihat ramai walau bel masuk masih menunggu 15 menit lagi.

Namun ada yg aneh disana. Sebuah mobil sudah berhenti di depan gerbang hampir 10 menit dan tidak terlihat seseorang keluar dari sana.

"Jaehwan ah, sampai kapan kau akan tetap disini?",

Mobil itu milik tuan Kim. Karena hari itu adalah hari  pertama anak bungsunya berada di sekolah baru, maka tuan Kim berbaik hati mengantar sang anak.

Jaehwan menatap tanpa minat sekolah barunya. Jujur dia lelah. Hampir setiap tahun dia harus pindah sekolah karena pekerjaan sang ayah selaku manajer di salah satu bank besar yg membuatnya sering dipindah tugaskan di cabang di kota lain dan terpaksa Jaehwan dan ibunya harus ikut.

"Jaehwan ah, kita sudah membicarakan soal ini! Kau sendiri yg setuju untuk ikut ayah",

Cklek!

Jaehwan membuka pintu mobil tanpa memerdulikan ucapan sang ayah. Dia segera keluar tanpa berniat pamit dengan sang ayah yg kini menghela nafas kasar.

Pemuda itu berjalan ke arah gerbang sekolah. Besar. Kesan pertama yg Jaehwan dapatkan dari sekolah barunya. Meskipun Jaehwan sudah mengenakan seragamnya, tapi murid lain masih menatapnya asing. Jaehwan yg memang tidak terlalu peduli pun terus berjalan tanpa memerdulikan tatapan di sekitarnya. Dia pun mengikuti feelingnya untuk mencari ruang kepala sekolah tanpa berniat bertanya pada seseorang. Langkah kakinya membawanya ke lapangan basket yg sudah ramai walaupun masih pagi.

"Awas!!",
Jaehwan meneruskan langkahnya hingga dia dikejutkan oleh bola basket yg lewat di depannya dan nyaris menyentuh wajahnya. Jaehwan terdiam begitu saja. Mencoba mencerna apa yg baru saja terjadi. Tak lama seorang pemuda tinggi menghampirinya, mengambil bola basket yg menggelinding di dekatnya. Berantakan! Satu kata yg bisa menggambarkan pemuda tinggi di depanhya. Baju seragam dengan kemeja yg kancinnya sudah terbuka semua dan memperlihatkan kaos putih polos yg dipakainya, rambut hitamnya yg basah dengan keringat.

"Kau tidak apa-apa?",

Jaehwan hanya mengangguk. Jujur, dia agak kurang nyaman jika berbicara dengan orang asing.

"Syukurlah!",

"Hm!",

"Aku tidak pernah melihatmu! Apa kau anak baru?",

"I...iya!",

"Kau pasti mencari ruang kepala sekolah!",

Jaehwan lagi-lagi mengangguk. Pemuda tinggi itu tiba-tiba memutar tubuh Jaehwan hingga membelakanginya, mendekatkan wajahnya ke arah telinga Jaehwan. Jaehwan bahkan bisa mencium bau pemuda itu. Wangi!

"Kau salah jalan! Kau lihat jalan ke kanan dekat majalan dinding itu? Kau harusnya kesana. Cukup berjalan lurus,  nanti kau akan menemukannya! Tidak terlalu jauh! Cepatlah! Sebentar lagi akan masuk!",

Lagi-lagi Jaehwan hanya mengangguk dan kemudian berjalan mengikuti arahan pemuda tinggi tadi.


















Jaehwan sudah sampai di kelasnya, bahkan dia sudah melewati pelajaran pertama dan kedua di hari itu dan sekarang waktunya istirahat. Walaupun beberapa teman sekelasnya mengajaknya berkenalan, namun tidak ada satu pun yg membuatnya nyaman. Jaehwan memutuskan menatap keluar jendela. Kelasnya berada di lantai dua dan dari kelasnya dia dapat melihat lapangan basket yg masih saja ramai. Terlihat beberapa murid yg bermain disana. Beberapa adalah murid yg sempat dia lihat tadi pagi.

"Sebentar lagi akan ada turnamen basket antar sekolah, itu sebabnya tim basket sekolah berlatih dengan keras. Kau pasti penasaran mengapa lapangan basket ramai sedari tadi!",

Sebuah suara mengganggu Jaehwan. Seorang pemuda yg sedikit lebih tinggi darinya duduk di kursi kosong di depan Jaehwan.

"Namaku Donghyun! Kita sudah berkenalan tadi, tapi sepertinya kau lupa",

"Ketua kelas?",

"Hahaha... kau mengingatku ternyata! Ah iya! Yoon saem menyuruhku untuk memberikan ini padamu! Formulir ekstrakurikuler! Disini juga ada daftar kegiatan apa yg bisa kau ikuti! Jika kau sudah selesai mengisinya, cepat berikan pada Yoon saem!",

"Terima kasih Donghyun ssi",

"Tidak bisakah kau berbicara sedikit santai? Hei, kita seumuran!",

"Baiklah Donghyun ah!",

Mereka pun kembali diam, sama-sama memperhatikan lapangan basket.

"Hyung itu hilang lagi!",

"Siapa?",

"Kapten tim basket! Dia juga termasuk ace dalam tim basket, hanya saja dia sering menghilang begitu saja saat latihan! Sepertinya kau harus mulai terbiasa jika sewaktu-waktu kau melihat guru dan murid yg kejar-kejaran di sekolah. Mereka adalah sang kapten tim basket dan pelatihnya yg mengejarnya untuk menyuruhnya latihan! Itu benar-benar lucu! Kau harus melihatnya langsung!",

"Hahahaha....",

Donghyun terkejut melihat respon Jaehwan yg tertawa. Benar-benar diluar dugaannya. Dia pikir Jaehwan masih akan tetap diam.

"Aku akan menantikan saat dimana drama itu terjadi,hahahaha....",

"YAK BERHENTI KAU!!",

Baru saja Donghyun dan Jaehwan berhenti tertawa, terdengar suara keributan di depan kelas mereka. Terlihat seorang siswa berlari melewati kelas mereka dan disusul seorang guru(mungkin) yg mengejarnya. Siswa yg melihat kejadian barusan hanya bisa tertawa. Awalnya mereka takut, namun karena terlalu sering terjadi, lama-kelamaan hal itu menjadi hiburan untuk para murid, termasuk Jaehwan yg kini tertawa.

"YAK! TIDAK BISAKAH KAU MENURUTI APA YG KUKATAKAN SEKALI SAJA! YAK HWANG!!! KU KUTUK KAU AGAR MENJADI RUBAH SELAMANYA!!",

"PELATIH, TIDAK BISAKAH KAU BERHENTI MENGEJARKU!!",





















Setidaknya Jaehwan tertawa di hari pertamanya sekolah bukan?



















Mungkin kalian tidak bisa menerima karakter Jaehwan yg cuek dan pendiem disini. Maafkan aku yg selalu menulis out of the box 😂😂😂

Bubyeee....

Don't Hate the Rain! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang