thirteen

719 126 5
                                    

Jaehwan terbangun dari tidurnya, menatap bingung tempat dimana kini ia berada sekarang. Ini bukan kamarnya. Ia ingat sekali. Jika ini kamarnya, maka harusnya dia menemukan boneka panda besar di kasurnya, tapi ini tidak ada. Dimana dia?

Jaehwan membuka selimut dan terkejut melihat hoodie yg dia pakai saat ini. Dia mengangkat tangannya yg tenggelam dalam hoodie tersebut dan menggerakkannya perlahan sembari tertawa kecil.

"Kau sudah bangun?",

Jaehwan menoleh dan matanya berbinar ketika melihat Minhyun yg masuk ke dalam kamar.

"Minhyun hyung!",

"Apa?",

"Lihatlah! Hoodie ini besar sekali!",  seru Jaehwan sembari menunjukkan tangannya yg tertutup hoodie tanpa ada celah.

Minhyun tertawa pelan dan mengacak rambutnJaehwan.

"Itu punyaku! Wajar jika terlihat besar untukmu!",

"Ini rumah hyung?",

"Iya!",

"Wah.... kenapa aku disini?",

"Kenapa semalam kau tidak menunggu hyung?",

"Semalam?",

"Iya!",

Wajah Jaehwan berubah. Pemuda itu terlihat berpikir hingga akhirnya wajahnya berubah menjadi takut. Dia mencengkeram ujung selimut dengan kuat.

"Aku.. aku juga tidak tahu! Maksudku, aku sudah menolak ajakan Donghyun tapi dia datang sebelum kau hyung. Aku ingin menolak tapi dia langsung menarikku pergi!",

"Dia membawamu kemana?",

"Aku tidak tahu tempat itu! Aku tidak suka! Disana berisik, bau! Aku tidak suka!",

"Lalu?",

"Seseorang memberiku minum, awalnya aku menolak tapi Donghyun berkata tidak baik untuk menolak, jadi aku terima",

"Kau langsung meminumnya?",

"Tidak! Aku menaruhnya di meja dan meminta air putih. Saat itu aku haus dan aku tidak bisa melihat dengan jelas karena asap dimana-mana tapi aku ingat dimana aku meletakkan gelasku, tapi saat aku meminumnya, rasanya aneh, tenggorokanku rasanya seperti terbakar, setelah itu..... apa yg terjadi setelah itu hyung?",

"Kau tidak pergi bersama ku, bagaimana aku bisa tahu selanjutnya??",

"Iya ya? Aku tidak ingat selanjutnya bagaimana!",

Minhyun tersenyum melihat tingkah Jaehwan yg kini sibuk memilin ujung selimut tanpa sedikit pun menatapnya.

"Jaehwan ah, kenapa kau begitu dingin saat kita pertama kali kita bertemu?",

"Aku hanya tidak suka berada di tempat baru. Kebiasaan mungkin? Tapi pada akhirnya aku akan menjadi orang yg hangat, betul?",

"Kau lapar?",

"Aku mual hyung, tapi aku lapar, bagaimana?",

"Kita cari makanan hangat! Ayo!",

"Hyung, aku pakai hoodiemu ya? Hangat!",

"Pakailah sesukamu! Ayo!",




































Minhyun mengajak Jaehwan masuk ke dalam kedai yg menjual bermacam-macam sup. Mereka hanya berjalan kaki karena kebetulan kedai itu dekat dengan rumah Minhyun. Sekalian menghirup udara segar, pikir Minhyun.

"Jonghyun hyung mana?",

"Dia pergi sejak pagi buta. Kenapa? Kau merindukannya?",

"Jonghyun hyung orang yg sabar, tapi terlalu sabar. Aku tidak enak terlalu dekat dengannya. Bukan tidak suka, hanya saja dia terlalu baik!",

"Begitulah Jonghyun! Aku bersyukur walaupun dia orang yg terlalu baik, tapi dia bukanlah orang yg gampang ditipu!",

"Ah... ku pikir hyung tidak peduli pada saudara hyung itu, hehehehe",

"Bagaimana bisa aku tidak memperdulikan hyungku sendiri? Walau terkadang dia terlihat sangat menyebalkan saat mulai mengomel!",

"Dia mengomel untukmu hyung!",

"Ya terserah kau saja!",

Keduanya pun terdiam, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Minhyun sibuk dengan ponselnya sedangkan Jaehwan sibuk bermain-main dengan sumpit, sendok, dan garpu yg ditata dalam sebuah tempat kecil.  Diam-diam Minhyun mengambil foto Jaehwan.

"Hyung, mana ponselmu?",

Minhyun memberikan ponselnya pada Jaehwan dan....

"Jika hyung ingin fotoku, bilang saja! Aku akan memberinya padamu!",

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika hyung ingin fotoku, bilang saja! Aku akan memberinya padamu!",

"Bagaimana kau....",

"Bunyi hyung!",

"Hehehe....",

"Ini pesanannya! Silahkan dinikmati!",

Pesanan pun datang. Keduanya segera menyantap makanan mereka, khususnya Jaehwan.

"Oh ya, kenapa kau pindah?",

"Entah! Pekerjaan ayah? Aku tidak paham! Aku lelah sebenarnya pindah terus seperti ini, tapi ibu tidak mengijinkanku tinggal sendiri!",

"Kau saja sering lupa jalan pulang, bagaimana bisa ibumu mengijinkanmu tinggal sendiri?",

"Hehehehe....",

"Lalu, bagaimana jika nanti ayahmu harus dipindahkan lagi?",

Jaehwan terdiam. Dia bahkan menghentikan kegiatan makannya dan menatap Minhyun sendu. Minhyun justru balik menatapnya bingung.










































"Selama ini, aku tidak punya alasan yg kuat untuk tinggal hyung, jadi aku hanya ikut saja saat ayah berkata harus pindah. Untuk kali ini, aku ingin mencari alasan untuk tinggal agar ayah mengerti dan kita tidak akan pernah pindah lagi!",

Don't Hate the Rain! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang