Setelah kejadian itu, Zea memutuskan untuk pergi ke Taman belakang sekolah, hanya tempat itu yang bisa ia kunjungi sekarang untuk meredakan emosinya.
Elarka raditya weld. Nama itulah yang sedari tadi Zea pikirkan, Zea baru mengetahui ternyata orang yang baru saja ia bikin babak belur adalah anak dari Yayasan sekolah yang ia tempati sekarang. Bagaimana nanti nasibnya jika Arka meminta pertanggung jawaban atas perilakunya yang tidak pantas? Ah memikirkan nya saja membuat ia pusing, lagi pula yang pertama kali mencari masalah dengannya Arka duluan, bukan dirinya.
Zea mengambil tas nya dan mengambil sebatang rokok. Ia mengisapnya dengan tenang. jangan herankan jika ia menyentuh benda itu, entah dari kapan Zea menyentuh benda-benda tersebut, yang jelas ia sendiri menikmati perbuatannya, walaupun tidak terlalu sering. Mungkin, sekitar 1/2 batang rokok dalam sebulan.
---
"Pelan-pelan anjing!" Arka meringgis kesakitan saat temannya sedang menyembuhkan sudut bibirnya yang kini telah robek akibat ditonjok oleh perbuatan Zea. Ia sendiri merinding ketika mengingat kejadian barusan, kekuatan Zea tidak bisa di remehkan."Mampus lo, lagian lo buat masalah apa sampe Zea bisa semarah gitu?" Ucap Melvin, sahabatnya dan masih fokus menyembuhkan luka Arka.
"Gila tuh cewe, cakep-cakep kasar anjir" Timpal Jerry.
"Gua juga gatau" Ucap Arka melamun, "tapi dia cantik" Tambahnya.
"Lo suka sama dia?" Tanya Vino to the point, yang akhirnya ia memutuskan ikut dalam obrolan para sahabatnya.
Arka gelagapan, ia tidak tau harus ngomong apa, "Kaga lah gila, Gua bilang dia cantik bukan berarti suka sama tuh cewe bar-bar" Bantahnya.
"Gua Cuma nanya, Santai aja jawabnya"
Setelah ia mengucapkan kalimat itu, Vino memutuskan untuk pergi, "Gua pergi dulu, cepet sembuh tuh bibir" lalu ia langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya."Bocah ngapa ya?" Tanya Jerry.
"Suka sama Zea kali" Ucap Melvin ngasal, dan membuat Arka melotot.
"Gila kali sahabat gua suka sama tuh cewe bar-bar, gua sih udah up duluan" Arka tidak habis pikir jika ternyata ucapan Melvin benar, bagaimana bisa sahabatnya yang satu itu menyukai cewe bar-bar itu? Arka sendiri merinding ketika mengingat kembali wajah cewe yang telah membuat wajah tampannya menjadi rusak.
"Halah awas karma, tau-tau lo yang suka" Goda Jerry.
"Kaga nyet, gua jamin" Ucap Arka tak terima.
"Liat nanti aja Jer, nanti juga Arka yang ngejilat ludahnya sendiri" Ucap Melvin, Arka yang melihat kedua temannya terus menggoda dirinya hanya bisa menggeleng pasrah.
---
"Eh masukin! Masukin!""Yes!"
"Nah kan enak nontonnya"
Sekarang ini kelas XI IPA 5 di penuhi dengan teriakan oleh para laki-laki yang sedang menonton bola dengan heboh nya di paling belakang, Melvin dan Jerry pun ikut meriahkan acara tersebut dengan berteriak hingga berguling-guling, karna TIMNAS INDONESIA baru saja mencetak score. Melvin? Entahlah, laki-laki itu belum kembali ke kelas setelah ia bilang ada urusan.
Rio, salah satu teman Arka yang juga pembuat onar mengernyit dahi karna melihat tingkah laku Arka seperti tidak seperti biasanya, "Woy Arka! Lo ngapain benggong! Sini ikutan nonton!" Teriak Rio, dan membuat semua tatapan kearah Arka.
"Tau nih, apalagi pengen nonton yang bikin adem-adem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen FictionAku hanya ingin kebahagiaan untuk selamanya, bukan hanya sementara.