Masa lalu bukan buat dikenang, tapi di jadiin pelajaran. Lagipula, seberapa kuat kamu terus dibayang-bayangi masa lalu?
-(?)
---
"Uang kas pada bayar woy! Main game bisa, giliran bayar uang kas ga bisa! Setan lo semua!" Kali ini Kelas XI IPS 2 sedang dimarah-marahi oleh Dini selaku bendahara kelas XI IPS 2, karna hanya tinggal kelas mereka yang paling malas buat bayar uang kas.
"Yaelah Din, dompet gua ketinggalan"
"Kemaren gua di palakin Din sama anak IPA atas"
"Duit gua habis buat foto copy tugas Din"
"Duit gua suka ilang sendiri Din, Seenak jidat tanpa mikirin perasaan gua"
"Bacot! Alasan lo semua! Uang kas dari awal masuk sampe sekarang dikit banget, goblok! Setiap ditagihin pada kabur! pada ga bayar dari awal kelas 10, Gua ditagihin pak Sabar mulu, sialan" Dini yang kesal dengan teman sekelasnya langsung membanting buku uang kas kelas, dan membuat seluruhnya menatap horor kepada Dini. Jangan pernah memancing kemarahan orang sabar.
Letta yang kasihan langsung menghampiri Dini yang menangis dan memeluknya. Zea yang melihat teman sekelasnya menangis langsung menggebrak meja dan membuat seluruh temannya mentap ketakutan. Semua tau kekuatan gadis itu jika sedang marah, jadi jangan meremehkannya.
"LO SEMUA BAYAR SEKARANG ATAU GA KALIAN PULANG TINGGAL NAMA!" Bentak Zea, semua temannya langsung berebutan menghampiri Dini dan menanyakan berapa utang mereka. Zea sedang tidak mood sekarang, karna dari kemarin ia tidak dapat menghubungkan Arka.
"Utang gua berapa Din?" Tanya Deto, bahkan ia yang juga cukup terkenal brandal takut jika melihat Zea mengamuk.
"Deto sama yang lain belum bayar dari kelas 10, jadi totalnya bayar 440k/orang. Itu sampai akhir kenaikan kelas nanti" Jelas Dini. Kelas mereka memang sudah sepakat tidak memakai uang kas dari awal kelas 10 jika ingin foto copy/beli tugas yang lainnya, agar nanti saat perpisahan kelas bisa Turing bersama dengan menggunakan uang kas.
"Apa?!" Teriak mereka bersamaan, dan dengan beberapa umpatan yang tidak menerima memiliki utang sebanyak itu.
"BAYAR!" Zea kembali membentak, dan membuat seluruh temanya mengeluarkan dompet masing-masing, bahkan banyak diantara mereka memiliki duit ratusan di dompet masing-masing. Hanya saja mereka terlalu malas untuk membayar uang kas.
"Eh din, gua udah bayar kemaren 5rb, kok ga lo ceklis?" Tanya Kezia, sambil melihat-lihat buku kas.
"Kapan?"
"Kemaren, parah banget anjir"
"Kalo udah bayar pasti langsung gua ceklisin, lo kira gua korupsi?" Balas Dini dengan nada marah.
"Buat apa gua bohong demi uang 5rb? Oh iya biasa aja gausah marah gitu, jatuhnya lo kaya korupsi beneran" Ucap Kezia, ia juga termasuk perempuan yang mempunyai kata-kata pedasnya selain Zea.
Dini yang merasa skakmat langsung meminta maaf, "Sorry, nih gua ceklisin. Mungkin kemaren gua lupa ceklisinnya, Kalo lo bohong lo yang dosa."
"Terserah, kalo ga bisa jadi bendahara langsung aja mengundurkan diri."
"Berisik anjir, bendahara juga makhluk hidup yang punya kesalahan. Lagian kalo lo ngerasa lo bisa jadi bendahara kenapa ga ngajuin diri? Jangan cuma bisanya ngejudge orang mulu, jatuhnya lo kaya sampah." Zea bukan bermaksud untuk membela Dini dan memojokan Kezia, hanya saja ia ingin mengingatkan bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Jangan langsung menghina jika tidak pernah merasakannya.
Kezia yang kesal dengan kata-kata Zea langsung kembali ketempat duduk. Dini langsung menghampiri Zea dan berterimakasih, karna ia sudah banyak membantu.
"Makasih ya Ze, btw lo juga belum bayar dari awal kelas 10" Dini langsung mengingatkan Zea agar membayar uang kas juga seperti yang lainnya. Tak lama setelah itu, Zea mengambil uang beberapa lembar dari dompetnya dan langsung melunaskan.
"Gua lunas 2 tahun" Setelah memberikan uangnya kepada dini. Ia langsung pergi ke warung diluar sekolah namun tak terlalu jauh, karna sekarang sedang istirahat, dan jam masuk tinggal 15 menit lagi. Ia berniat sedang ingin membeli es kepal milo yang sedang hits dijaman milenial ini.
Sangat gampang jika Zea ingin keluar sekolah pada saat jam pembelajaran berlangsung, ia beralasan ingin pergi membeli es kepal milo. Tapi jika ingin masuk kembali Zea harus memikirkan cara supaya di ijinkan masuk, karna sekolahnya tidak memberikan ijin untuk siswa maupun siswi membawa jajanan luar.
Zea sendiri sangat merindukan kekasihnya itu, Arka. Sudah 2 hari setelah mereka resmi pacaran Arka tidak ada kabar. Sesaat ia meragukan bahwa Arka hanya bermain-main terhadapnya, lalu menepis pikiran-pikiran negatif yang sudah memenuhi pikirannya saat ini..
Tak terasa ia sudah sampai di warung yang menjual es kepal milo, setelah itu ia memesan dengan beberapa toping yang menambah kelezatan es tersebut.
Saat menunggu agar pesanannya siap, tiba-tiba datang sepasang anak kecil memakai seragam putih-merah.
"Sayang, kamu nanti mau SMP dimana?" Tanya anak kecil laki-laki kepada seorang gadis kecil di sampingnya, sambil mengelus helaian rambut gadis kecil tersebut.
"Aku mau nya langsung nikah sama kamu, pokoknya aku gamau tau kamu harus secepatnya nikahin aku. Titik" Jawab si gadis kecil dengan nada manjanya. Percakapan ini menarik perhatian Zea yang sedari tadi memainkan Gadgetnya. Zea sendiri miris melihat pemandangan tersebut, karna dulu saat ia masih memakai seragam putih-merah belum pernah mengenal cinta-cintaan.
"Iya sayang aku bakalan nikahin kamu secepatnya, nanti aku minta ayah supaya diijinin" laki-laki kecil itu memberikan kepastian yang membuat pasanganya tersenyum senang. "Udah ah malu dilihat sama kakak itu, kasihan dia jomblo ga punya pasangan" Zea membulatkan matanya saat mendengar sindirian dari anak kecil yang ada dihadapannya ini. Apa segitu miris hidupnya sampai anak kecil berkata sedemikian? Zea harus menahan agar tidak membalas perkataan anak kecil ini, ia sedang tidak ingin debat dengan emak-emak karna anak ini akan mengadu karna dibuat nangis oleh dirinya.
Setelah pesananya sudah siap ia langsung bergegas pergi. Saat kakinya baru beberapa melangkah handphone nya bergetar tanda ada yang menelpon dirinya.
Zea mengernyitkan dahi, namun setelah itu ia menghiraukan panggilan tersebut dan melanjutkan pulang ke rumah.
•••
Chapter ini rada dikit ya? Iya sengajaaa biar memperbanyak chapter ke depannya.
Vote, komen jangan lupa!
Rabu, 16 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen FictionAku hanya ingin kebahagiaan untuk selamanya, bukan hanya sementara.