Gua bukan cowo romantis, tapi gua bakalan buat lo bahagia dengan cara gua sendiri.
-Elarka raditya weld
---
Dan disinilah sekarang Arka dan Zea berada, Taman belakang. Tidak banyak orang disekitar sini, karna saat ini teman-temannya juga sedang sibuk bermain dengan anak-anak yang berada di panti ini.
"Zea menurut lo gimana? Apa yang bisa lo ambil hikmahnya dari acara ini?" Tanya Arka. Zea hanya mengernyitkan dahi, mengapa Arka bersifat seolah-olah tak terjadi apa-apa diantara mereka berdua? Aneh, pikirnya.
"Menurut gua acara ini sangat bermanfaat dan menyadarkan diri kita, kalo seberat apapun hidup yang di kita jalani harus tetap bersyukur dengan apa yang kita punya. Contohnya, anak-anak sini tuh mereka punya banyak banget kekurangan, ditambah lagi mereka ga pernah tau orang tuanya ada dimana, cuma bisa menunggu orang lain buat mengasuh mereka." Jelas Zea.
"Kalo gua bersyukur ikut acara ini, karna dari acara ini kita bisa dekat kayak sekarang" Ucapan Arka yang membuat Zea hanya memutar matanya malas.
"Gua ga nanya" Jawab Zea ketus.
"Cuma mau ngasih tau"
"Gua gamau tau"
"Yaelah Ze santai aja napa, lo kayaknya dendam banget sama gua" Zea hanya diam tak menggubris ucapan Arka, ia sendiri masih kesal karna Arka terlalu ikut campur terhadap dirinya.
"By the way, Thanks udah bikin muka gua makin cakep, walaupun gua gatau lo nonjok gua karna apa"
"Gua ga suka di usik" Hanya kalimat itu yang bisa Zea lontarkan sekarang ini.
"Tapi gua suka lo"
"Bullshit"
"Kok bullshit? Gua beneran sayang sama lo Ze"
Apa maksudnya Arka? Zea tidak habis pikir oleh pikiran laki-laki itu.
"Gini, gua bukan cowo romantis kayak cowo lainnya, gua juga ga bakalan buat janji-janji yang nantinya gua langgar sendiri, tapi gua bisa bikin lo bahagia dengan cara gua sendiri. Mungkin terlalu cepat gua nyatain perasaan gua, tapi gua ga suka nunggu lama-lama" Arka berhenti sejenak memberi jeda, "Jadi pilihannya cuma ada dua, lo jadi pacar gua atau gua jadi pacar lo?" Lanjutnya.
Zea sendiri sedang menahan diri agar tidak terlalu terlihat murah dengan mudah menerima cowo lain, tapi sejujurnya ia juga merindukan kasih sayang lebih setelah ditinggalkan oleh mantan kekasihnya. Tidak, bukan berarti ia melupakan kekasihnya yang kini sudah beda alam dengan dirinya, hanya saja ia ingin merasakannya kembali untuk kedua kalinya.
"Gua orangnya bosenan" Zea merutuki dirinya didalam hati, bagaimana bisa ia mengucapkan seperti itu. Ah sial!
"Gua bisa bikin lo ga bosen sama gua" Arka memastikan jawabannya, Arka sendiri tidak yakin jika Zea tipikal orang yang cepat bosan dalam hubungan.
"Kalo nyatanya lo yang bosen sama gua, gimana?" Arka Skakmat tidak tau harus menjawab apa, ia mendapatkan karma karna juga dulu memutuskan Cindy-mantannya dengan alasan karna Bosan. Oh ayolah Arka pikirkan sesuatu!
"Kok diem?" Zea menunggu jawaban dari Arka, entahlah diamnya Arka membuat Zea semakin ragu untuk menerimanya.
"Gini ya Zea, Bosan dalam suatu hubungan itu wajar. Itu karna ga ada lagi kepercayaan yang tumbuh diantara salah satu pihak atau mungkin dengan keduanya. Nah, makanya gua berharap diantara kita enggak ada yang ditutup-tutupin, terus saling percaya satu sama lain. Intinya bosan itu tergantung cara kita menyikapi suatu hubungan itu sendiri" Ujar Arka bijak.
"Copas darimana?"
"Kok copas sih? Itu kata-kata gua sendiri dari hati yang paling dalam, eakk"
"Najis"
"Malah dinajisin, gimana?"
"Gimana apanya?"
"Jawaban lo"
"Pilihannya ga ada yang bisa gua tolak"
"Jadi?"
"Menurut lo aja gimana, bego banget si. Ga nyambung-nyambung dari tadi"
"YES! ARKA YANG COGAN INI UDAH GA JOMBLO LAGI" Teriak Arka sambil meloncat-loncat seperti anak kecil. Zea yang melihat tingkah lucu Arka hanya bisa tersenyum. Keputusannya untuk merasakan kasih sayang seperti dulu tidak salahkan?
Karna malu akibat ulah konyol yang dilakukan Arka, dan menjadi tontonan seluruh orang yang berada di panti ini, Zea langsung meninggalkan Arka dengan kedua pipinya yang merah seperti kepiting rebus.
Setelah selesai berloncat ria, Arka baru sadar Zea sudah tidak ada di sampingnya. Rencana yang udah Arka pikirkan akhirnya berjalan sesuai keinginanya. Tinggal tunggu saja menunggu waktu yang pas untuk menjelaskan kepada gadis itu.
Ya, Zea salah mengambil keputusan.
---
Setelah selesai acara tersebut selesai dan tidak memiliki kendala sama sekali, kini mereka berpamitan kepada seluruh warga yang tinggal di panti tersebut, dan warga panti tak lupa mengucapkan terimakasih karna telah banyak mendapatkan barang-barang yang masih layak dipakai untuk mereka gunakan.
Saat diperjalan, seluruh orang yang berada di BIS tak henti-hentinya menggoda Arka dan Zea yang sudah resmi pacaran.
"Wagelaseehh popularitas Jomblo semakin berkurang" Celetuk Rendi, dan membuat Arka hanya tersenyum tengil menanggapi perkataan oleh temannya itu.
"Kayaknya yang bau-bau PJ bukan gua lah yaa" Sindir Cory, yang masih kesal saat Arka menjaili dirinya dengan Karel.
"Kantin bakalan rame sih yakin gua"
"Kayaknya diet gua, gua tunda dulu deh"
"Sekalian minta bayarin utang yang kemaren bisa lah ya"
"Eh udah dong, pacar gua kasian nih malu gara-gara kalian" Arka hanya tersenyum saat melihat tingkah teman-temannya yang selalu menggoda dirinya. Dan benar saja, saat ini pipi Zea sudah sangat merah seperti kepiting rebus. Gadis itu hanya menundukan kepalanya.
"Cie elah dulu mah berantem mulu, sekarang sayang-sayangan, terlalu drama ah"
"Namanya juga hidup sob, Kaga ada yang tau"
"Semenjak pacaran Arka sok bijak ya, berasa punya bapa baru"
"Sialan! Gua masih muda. Ogah gua jadi bapa lo" Arka tidak terima jika ia disamakan dengan bapa-bapa. Dan seketika tawa mereka pecah.
"Eh udah mending sekarang lo pada tidur, perjalanan masih jauh" Tegur Cio, dan mereka langsung menuju ke dalam mimpi masing-masing.
---
•••
Hari ini gua update 2 Chapter sekaligus!:)Gimana? Gimana? Chapter ini ngena banget ga? Wkwkwk.
Vote, komen jangan lupa💪
Minggu, 13 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen FictionAku hanya ingin kebahagiaan untuk selamanya, bukan hanya sementara.