Mungkin di chapter ini bakalan lebih panjang dari pada sebelumnya, because Spesial chapter hehe.
Tapi spesial chapternya bukan buat Zea atau pun Arka, loh trs siapa thor? Baca aja udeh.
~~~
Bagiku, cinta itu kasih sayang dan perlu dibagikan kepada orang lain, maka dari itu aku akan bagikannya kepadamu.
- (?)
---
Pagi ini Zea diberikan banyak kejutan. Mulai dari beberapa orang yang menanyakan apa benar hubungan Zea dan Arka beneran pacaran, ia juga langsung dipanggil ke ruang BK untuk menjawab beberapa pertanyaan konyol yang di lontarkan oleh gurunya, bahkan gurunya masih sempat-sempatnya memberikan surat peringatan akibat perkelahiannya dengan Arka. Ia sendiri tidak habis pikir mengapa gurunya baru memanggil dirinya sekarang? Toh, kejadian tersebut sudah berlalu, pikir Zea.
Bahkan dirinya susah sekali untuk berjalan ke kelasnya, karna terlalu banyak orang mendesaknya untuk berbicara banyak. Zea memaklumin teman-temannya yang selalu heboh. Tapi ingat, Zea tidak suka menjadi pusat perhatian!
Ditambah lagi dengan berita dirinya yang sudah menyebar di sekolah dan beberapa sekolah lain, karna dirinya berpacaran dengan Arka. Apa segitu besar pengaruhnya hingga beberapa sekolah juga mengetahui berita itu? Ini gila!
Oh dan juga jangan lupakan sahabatnya-Letta, ia langsung mewawancarai dirinya tentang berita yang sedang panas yang sedang Zea alami.
Bel sekolah sedari sudah berbunyi, tinggalah dikelas hanya Zea dan Letta, juga beberapa temannya yang membawa bekal seperti mereka. Zea tahu alasanya, karna mereka malas untuk berdesak-desakan di kantin yang penuh dengan orang-orang yang kelaparan.
"PJ jangan lupa ya, jangan mentang-mentang udah ga jomblo, temen dilupain" Ucap Letta. Ia sendiri kaget mengapa Zea berpacaran dengan Arka. Padahal sebelumnya Zea sangat membenci laki-laki itu.
Alih-alih Zea menjawab kecemburuan sahabatnya, ia mengambil handphone dari bawah kolong dan memasangkan headset lalu memutar lagu full volume.
Letta yang merasa diabaikan langsung menarik paksa handphone Zea. Zea yang merasa diusik ketenangannya, langsung marah dengan tingkah kekanank-kanakan sahabatnya.
"Apa-apaan sih lo! Balikin handphone gua!" Bentak Zea.
Letta yang kaget dibentak oleh Zea langsung menanggis, karna sebelumnya Zea tidak pernah membentak dirinya.
"Santai aja mba, nih handphonenya gua balikin. Lo tau kan gua ga suka dibentak" Ucap letta sambil menekan kata yang terakhir. Letta yang melihat respon Zea biasa saja langsung berlari keluar. Ia sendiri tidak habis pikir tidak biasanya Zea bersifat acuh kepada dirinya. .
"Paling nanti juga baikan, Letta lebay banget sih" Zea sedang tidak mood buat diganggu, ia hanya membiarkan Letta pergi tanpa meminta maaf.
"Zea!" Zea langsung mendongakan kepalanya dan melihat siapa yang telah memanggilnya. Ternyata Cory, Teman sekelas Arka.
"Karel nya lagi pergi ke luar, tunggu aja bentar lagi. Mau modus kan lo"
"Gua kesini mau main doang, sekalian mau nanya sesuatu" Jawab Cory.
"Langsung to the point" Ucap Zea yang tidak mau basa basi.
"Emang bener Karel ulang tahun hari ini?"
"Ya"
"Bantuin gua dong"
"Ga"
"Pelit amat, itung-itung permintaan gua ini PJ dari lo yang baru aja jadian sama Arka" Ucap Cory. Dan Zea memutar matanya malas, ada saja alasan mengapa ia harus menolongnya. Biarkan lah, Membantu orang lain yang meminta tolong tidak ada salahnya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen FictionAku hanya ingin kebahagiaan untuk selamanya, bukan hanya sementara.