"Apa persamaan nya kamu dengan filsafat? Sama-sama butuh proses untuk dimengerti."
---
"Jadi gimana? Berhasil?"
Sedangkan orang yang ditanya berpikir terlebih dahulu. Ia merasa tidak tega melakukan ini. "Enggak tega gua"
"Sesuai kesepakatan bro, bentar doang elah ga akan lama. Besok Lo udah boleh masuk, biar doi ga curiga"
"Hm"
---
"Zea!" Saat ini Zea sedang berada di tempat yang mungkin di benci oleh beberapa orang yang mungkin berpikir ini tempat 'kotor' bagi mereka. Yap, Zea sedang berada di club.
Sedangkan sang empu yang dipanggil hanya menoleh dan fokus dengan minum dihadapan nya.
"Lo ngapain disini? Mau jual diri?"
"Bacot"
"Santai aja ze, cuma bercanda" orang itu adalah Justin permata. Teman sekelasnya nya yang pernah ia permalukan dengan kakak kelas nya yaitu Ananta sekar.
Tak lama Justin langsung memesan minum yang sama ke bartender untuk menghilangkan penat. "Ze gua lagi stress nih, numpang cerita ya"
"Kenapa Lo? Hamilin Sekar?"
"Dari pada Sekar mending lo" jawabnya sambil terkekeh.
"Tai"
"Ini gua mau cerita lo masih sadar ga? Atau udah giting?"
"Enggak nyangka gua punya teman kelas yang tolol"
"Sensi amat dah, mentang-mentang udah ga jomblo" Justin sengaja ingin berbasa basi terlebih dahulu karna ia tahu jika perempuan yang dihadapanya ini lagi banyak pikiran, tapi itu sama sekali tidak mengubah mood Zea. Poor Justin.
"Oke oke gua mulai aja curhat nya ya" ia berdehem sejenak untuk lebih rileks, dan pada saat itu Zea juga mengangkat kepalanya untuk berhadapan dengan Justin.
"Gua anak broken home. Bokap minta gua buat terusin perusahaan nya yang ada di London, sedangkan nyokap pengen gua ngurus perusahaan dia juga yang ada di Indonesia sama Singapura. Mereka seakan-akan punya anak cuma buat jadi penerus mereka doang, enggak peduli perasaan anaknya gimana. Dapat kasih sayang dari dulu aja enggak. Miris banget hidup kita ya Ze, sama-sama hancur di umur yang masih terlalu muda" disaat cerita Justin hanya memberikan tatapan kosong. Sebelumnya Justin juga sudah tahu kalo Zea anak broken home, makanya ia merasa cerita yang mempunyai 'penderitaan' yang sama dengan nya itu lebih gampang untuk mengetahui rasa sakit yang ia rasakan.
"Gimana gua mau ngasih saran kalo gua juga sama hancur nya sama lo" Zea merasa Justin benar-benar sudah sinting.
"Gua enggak butuh saran, gua cuma butuh teman yang sependeritaan sama gua buat dengerin keluh kesah gua".
Tak lama Justin dan Zea hanya berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing hingga suara Zea menginstrupsi lamunan Justin.
"Tin"
![](https://img.wattpad.com/cover/147724111-288-k488672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen FictionAku hanya ingin kebahagiaan untuk selamanya, bukan hanya sementara.