Maka sang Sutasoma pun pergi dari tempat pertapa itu untuk melanjutkan perjalanan berkelana untuk berguru kepada pertapa-pertapa lain.
Dalam perjalanan ini ternyata ia bertemu dengan seorang raksasa berkepala gajah. Raksasa itu mengancam akan membunuh Raden Sutasoma. Tetapi ia melawan dan si raksasa terjatuh di tanah, tertimpa Sutasoma, serasa seakan-akan tertimpa gunung.
Sehingga berkat kearifan dan ilmu yang dimilikinya sang pangeran dapat menundukkan raksasa tersebut dan memberinya pelajaran tentang agama Buddha bahwa kita tidak boleh membunuh sesama makhluk hidup. Lalu si raksasa menjadi muridnya. Setelah itu keduanya lalu melanjutkan perjalanan bersama.
Dalam perjalanan itu berselang beberapa waktu kemudian Raden Sutasoma melihat seekor harimau hendak menerkam anaknya sendiri.
Sang pangeran segera mendapatkan harimau tersebut dan menasehati agar sang harimau mengurungkan niatnya.Karena harimau tersebut bersikeras hendak melaksanakan niatnya maka Sutasoma menawarkan dirinya menjadi mangsa sang harimau agar anak harimau tersebut terhindar dari maut. Tawaran tersebut diterima sang harimau, dan ia pun menerkam sang pangeran.
Tewasnya Raden Sutasoma membuat harimau tersebut menangis dan amat menyesal akan tindakannya. Saat itu datanglah Batara Indra ke tempat terjadinya peristiwa itu dan sang pangeran dihidupkan kembali. Harimau lantas menyerahkan diri kepada sang pangeran, bahkan menyatakan diri bersedia menjadi muridnya.
...Kelanjutannya di next part...
Tinggalkan jejak (vote⭐️/komen 💬)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab Sutasoma "Mpu Tantular" (TERJEMAH)
Historical FictionMotto atau semboyan Indonesia "Bhineka Tunggal Ika" tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Setengah bait dari kitab ini telah menyatukan nusantara. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya...