; O2

305 52 4
                                    


Untuk beberapa jam kedepan, Hom's Coffee Shop ditutup untuk sementara. Ya, seperti yang kalian tahu, mereka mengadakan event sendiri untuk para pelanggan tetapnya; kecuali Kim Mingyu, pelanggan baru yang hanya kebetulan datang untuk sekedar menghapus penat sepulang kerja.

Pelayan sibuk menyingkirkan meja dan kursi, menyisakan bagian tengah ruangan. Para pelanggan diarahkan untuk duduk melingkar, dengan botol di tengah dan pemilik kedai di belakang mereka, memantau kegiatan. Soonyoung dengan girang menarik tangan Wonwoo untuk duduk disebelahnya —tepat di seberang Mingyu—, mengabaikan tatapan 'apa-maksudmu' dari sahabatnya, Wonwoo.

Pukul 4 sore bel berbunyi, tanda event akan dimulai. Seorang pelayan maju dan memutar botol itu. Para peserta antusias menunggu kemana arah botol itu berhenti berputar.

3 detik, Wonwoo berharap dalam hati agar mulut botol tidak terarah padanya

4 detik, ia sedikit berharap agar terarah pada Mingyu, pemuda yang menarik di matanya. 'Hanya penasaran' batin Wonwoo.

5 detik, Jackpot!

Botol itu terarah pada Mingyu. Semua mata terarah padanya dengan tatapan senang karena bukan dia yang kena. Mingyu yang merasa menjadi pusat perhatian, hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nah Mingyu, pilih truth or dare?" tanya pemilik kedai.

"Sepertinya aku akan membuka permainan ini dengan sebuah truth."

"Tadi aku lihat kau masuk kesini dengan raut muka kecewa. Sebenarnya apa yang terjadi, Mingyu-ssi?" kali ini salah satu pelanggan bernama Lee Seokmin yang bertanya.

"Ah, itu. Aku hanya jenuh sepulang kerja,"

"Tidak, Mingyu-ssi. Biar aku tebak, pasti kau habis putus cinta!" tebak Seokmin, sambil mengetukkan jarinya ke dagu, sok-sok berpikir rupanya.

"Bagaimana kau tahu? Belum beberapa lama ini, aku memang habis diputuskan oleh pacarku sendiri, hahaha. Sebuah kenangan pahit yang tidak pantas untuk diceritakan." Mingyu enggan untuk menceritakan kembali perihal putusnya dengan sang mantan. Itu sama saja membuka luka lama yang telah diobati, walau cuma sedikit.

Wonwoo tampak berpikir. Haruskah ia sedih atau senang? Sedih karena Mingyu baru saja putus dengan pacarnya, ataukah senang karena itu berarti Mingyu sekarang sendiri, dan Wonwoo bisa mendekatinya. 'Ah, tidak. Mana mungkin dia mau bersama dengan siswa kutu buku seperti aku.' Wonwoo menggelengkan kepalanya keras.

Botol kembali diputar oleh pelayan. Berputar berkali-kali ditengah sekumpulan orang yang tengah harap-harap cemas, menunggu botol berhenti.

Tanpa sadar, Wonwoo menutup matanya. Kali ini Wonwoo tidak secemas tadi. Ia mulai menepis semua pikiran buruk, bahwa ia akan terpilih menjadi peserta selanjutnya.

Perlahan Wonwoo membuka matanya ketika ia mendengar suara orang berteriak riuh, siapa lagi kalau bukan Soonyoung-nya. Orang disampingnya ini mengguncang tubuhnya heboh, seakan baru memenangkan lotre 1 milyar won.

"Giliran kau, Wonwoo-ya! Pilih truth or dare?"

"Err, karena aku tidak menyukai tantangan, aku pilih truth saja." jawab Wonwoo asal. Sungguh, ia tidak mau ribet walau hanya permainan.

"No no. Tidak bisa, Wonwoo-ya. Karena sebelumnya Mingyu-ssi telah memilih truth, maka kali ini kau harus memilih dare. Setuju semua?" sahut Soonyoung, yang dihadiahi tatapan kesal dari Wonwoo.

Dan sialnya, semua peserta mengangguk, begitupun pemilik kedai.

Soonyoung tersenyum licik. Ia menyikut lengan Wonwoo sambil menaik-turunkan alisnya. "Dare untukmu adalah mengajak kencan salah satu dari kami! Tidak ada penolakan, sayang."

Wonwoo ingin membunuh sahabatnya saat itu juga.

"Jadi siapa yang mau berkencan dengan sahabatku tersayang, 'Jeon Wonwoo'?" terkutuklah mulut besar Soonyoung.

Keadaan seketika hening. Banyak orang enggan berkencan dengan Wonwoo dengan alasan klasik; membosankan. Oh, ayolah, Wonwoo tidak seburuk itu hanya karena dia selalu membawa buku kemana-mana. Ia hanya tidak tahu bagaimana cara mengakrabkan diri dengan seseorang yang baru ditemuinya.

Mingyu berdeham dan mengangkat tangannya, "Ehm, saya pikir, tidak ada salahnya saya mencoba."

Mata Wonwoo membulat seketika.

Kim Mingyu.

Pria yang membuat jantungnya tidak karuan, walaupun baru bertemu beberapa jam terakhir.

Pria yang bahkan tidak Wonwoo ketahui orientasi seksualnya, apakah ia menyimpang —sama dengan Wonwoo— atau masih berada di jalan yang benar.

Pria yang menarik di mata seorang kutu buku anti-sosial, Jeon Wonwoo.

Dan dia juga pria yang telah mengajukan dirinya untuk berkencan dengan Wonwoo.

Hanya Kim Mingyu seorang.






Tampaknya Wonwoo harus segera pulang dan mencoret kalendernya dengan tulisan

"The Best Day Ever In My Life"


-tbc-

———

TIDAAAAK. Ini aku nulis apa sih wkwkkwkw.

Big thanks too Lee, yang udah mau bantu aku buat koreksi ceritanya.

Dia udah pengalaman banget sih, berbanding kebalik sama aku yg baru brojol didunia per-wattpad-an/?

I know koreksi cerita ngga semudah itu, tapi matamu jeli banget :')

btw, maafin kalo banyak salah penulisan kata, atau typos. sungguh ku sebenernya ngga bisa nulis :(

Infinity Love ; Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang