; O4

264 46 2
                                    


Mereka sampai di depan rumah Wonwoo ketika matahari telah tertidur di sarangnya. Beruntung saat ini Wonwoo tidak diberi jam malam oleh kedua orangtuanya, karena Wonwoo sudah dianggap dewasa. Dan Wonwoo bersyukur akan hal ini. Ia tidak akan kena cipratan amarah dari kedua orangtuanya, apabila mengetahui anak semata wayangnya pulang larut bersama seseorang yang baru ia kenal.

Ya. Wonwoo dan Mingyu baru saja berkenalan beberapa jam yang lalu. Tetapi lihatlah, mereka sudah merasa nyaman satu sama lain. Bahkan untuk anak pendiam anti sosial seperti Wonwoo, Mingyu adalah salah satu orang tempat ia mencurahkan semua pikirannya; selain kedua orangtua dan Soonyoung tentu.

Baru kali ini Wonwoo bercerita tentang kehidupannya —secara gamblang—kepada orang asing. Tentang masalah hidupnya, kegelisahannya, kesehariannya. Rupanya mereka telah berbincang banyak hal dalam perjalanan pulang.

Dan mereka baru mengetahui bahwa mereka adalah tetangga, hanya berjarak beberapa kompleks saja.

Merasa sudah saatnya obrolan mereka berakhir, Wonwoo berdeham kecil seraya menunduk memainkan jarinya,

"Ehm, anu. Terimakasih sudah mengantarku pulang. Tidak usah repot-repot lain kali. Aku bisa pulang sendiri, —mm," ucapan Wonwoo terpotong.

Mingyu mengusak rambut Wonwoo gemas; lagi. Sepertinya Mingyu akan mengalami diabetes jika ia lama berdekatan dengan pemuda berkulit putih pucat itu.

"Kak. Panggil saja aku Kak seperti tadi. Aku sama sekali tidak keberatan kok. Hehehe" ucap Mingyu sambil menunjukkan cengiran khasnya.

Kali ini Wonwoo berani menatap mata Mingyu, meski hanya sebentar. Ia tidak ingin larut kedalam lautan mata indah milik Mingyu.

"Iya, Kak. Terimakasih sekali lagi. Selamat malam." Wonwoo berbalik hendak membuka pintu pagar, tetapi dicegah Mingyu.

"Won, boleh aku meminta kontakmu? Maksudku, jika kau butuh bantuan, atau butuh tumpangan, toh rumah kita tidak terlalu jauh, hehehe. Kim Mingyu akan selalu siap!"

"Mana sini hp mu," Mingyu menyerahkan hpnya.

Selang beberapa detik Wonwoo mengutak-atik hp Mingyu, ia langsung mengembalikan pada sang empunya.

"Aku biasa tidur sampai jam 10 malam." Tidak sempat mendengar ucapan terimakasih Mingyu, pemuda itu langsung lari menuju rumah, dan menutup pintu keras.

Mingyu berpikir sejenak, 'Mengapa ia berlari seperti itu? Dan mengapa ia memberitahu jam tidurnya? Apakah ia mengode agar aku chat dia sebelum tidur?'

Entahlah, hanya Jeon Wonwoo dan Tuhan yang tahu.

✴✴✴

Sesampainya di rumah, Wonwoo langsung melesat ke kamar mandi. Walau image dia dimata orang sebagai pria culun kutu buku yang norak, tapi dia cukup menjaga kerapihan dan kebersihan dirinya. Tak butuh waktu lama, Wonwoo sudah mandi, dan merebahkan punggungnya ke sofa.

Ia melirik hp nya di samping sofa, seperti sedang menunggu sesuatu.

Namun hasilnya nihil. Tidak ada notifikasi apapun dari hp nya. Kalaupun ada, itu hanya email spam.

Wonwoo menghela napas kasar. 'Tak mungkin Mingyu meluangkan waktunya hanya untuk menemani dia chat malam-malam. Mingyu adalah pria kantoran yang sibuk di pagi hari, dan malam hari pasti ia gunakan untuk beristirahat.' tebak Wonwoo dalam hati.

Secercah harapan muncul. Hp Wonwoo bergetar, tanda satu notifikasi masuk.

Ia langsung menyambar hp nya dengan mata berbinar. Dan benar saja! Itu Line dari Mingyu. Dari Kim Mingyu yang berhasil memporak-porandakan hatinya hanya dengan satu bubble chat.

[LINE]

Mingyu : Hey, sudah tidur?

Belum ✔

Mingyu : Kenapa belum tidur, manis?

Wonwoo ingin membanting hp nya saat itu juga dan menutup mukanya yang memerah.

Hehehehe, belum ngantuk, kak ✔

Lagipula habis mandi juga ✔

Mingyu : Tidur gih. Begadang ngga baik buat kesehatan adek

Nanti aja. Toh besok libur ✔

Mingyu : Tidur dek. Ngegemesin juga butuh tenaga loh :)

Kak. Please -_- ✔

SINI GELUD SAMA AKU ✔

Mingyu : Gelud?

Mingyu : Kamu ngode aku biar aku ke rumahmu lagi nih?

KAK MINGYU. ✔

Tau ah gelap. Mau bobo aja Wonwoo. ✔

Mingyu : Nah gitu dong. Emang kamu harus bobo

Mingyu : Goodnight, Wonuu

Hm ✔

Goodnight, kak ✔

Bisa dipastikan Wonwoo tidak bisa tidur dengan tenang malam ini; sibuk berguling-guling di kasur sambil menahan senyumnya.



—tbc—

———

OMG UDAH CHAP 4 WKWKKWKW.

Aku nggatau harus bilang apalagi.

Makasih buat yang udah mau baca ff abal-abal ini

Makasih buat satu temen aku (nama disamarkan, sebut saja A) yg udah rela download wp buat ngoreksi ejaan aku.

Maaf kalo masih ada typos atau ejaan salah :")

Big love for y'all.

See ya on next chapter!

Infinity Love ; Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang