10(pemberi hidup untukku)

5 0 0
                                    

            Setelah aksi memasaknya usai kak mika mulai menyibukkan diri menata semua masakan diatas meja.

Langkahnya seperti orang keliyan yang bermondar mandir mengambil satu persatu masakan dari rak di dekat kompor menuju meja hidangan

"hari ini mama pulang, kamu kangen ya?? " tanya nya tanpa beralih dari kesibukannya

Aku sedikit mendongak agar mampu menatap wajahnya

"kangen pasti kak, tapi entah mama juga apa enggak? " pungkasku memberi pertimbangan

Belum selesai bibirku dan kak mika bertukar percakapan sebuah hentakan sepatu heels menggema begitu keras menapaki lantai marmer berwarna putih mengkilap yang mendasari ruang dapur

"sayang?? "

Suara keras dari seorang wanita paruh baya terdengar sangat familiar menusuk indera ku dan kakak ku, mata kami beralih menatap mama yang telah berjalan mendekat dan menyambut tubuh kak mika dengan pelukan hangatnya

"mama,, mika kangen" ucap mika membalas pelukan mama

Pemandangan itu membuat ku memaksa mata ini beralih agar tak menaatapnya adegan yang mereka pertunjukan kurasa tidak pantas untuk ku lihat apa lagi ku harapkan untuk giliranku ikut bermain dalam pelukan hangat yang sangat aku rindukan

"mah mama kangen kan sama finda itu dia ada!! " ucap kak mika tersenyum bahagia

Mamaku hanya menatapku sengit menunjukan kebencian besar yang sepertinya dipendam sejak lama

Kaki ku bergetar ketika ku ajak berdiri dan menghampiri mama 'dia adalah mamaku tapi dia tidak pernah menganggap ku ada lalu aku ini siapa,  aku harus berani menyapanya'

Dengan berat aku mengulurkan tanganku kearah mama mengatakan "pagi ma? " tapi ucapan pagi ku seakan membuat hari mama seperti terganggu

"anak nggak tau malu kamu ya" decak mama keras

Suara itu, itu adalah suara yang sangat aku takutkan suara yang selamanya tidak ingin ku dengar

"ngapain kamu kesini, mau ngemis nyawa lagi?? Finda sudah mama katakan jangan ganggu mika ,dia susah akibat kamu karena dia telah memberikan separuh nyawanya untukmu dan kamu masih tega ganggu dia mau celakain dia iya??"

Sebuah pukulan keras seakan menghantam kasar hatiku semua ruangan ini seakan berputar wajah marah mama yang seram mulai meremang bahkan otak ku mulai bunyar

'bisakah mama menjagaku seperti mama menjaga kakak, aku bukan pengemis nyawa ma aku anak mama aku butuh hidup lebih lama untuk banggain mama' batinku dalam hati

Aku tak memiliki nyali yang kuat untuk membantah segala cacian yang keluar dari mulut mama yang ku bisa hanya menunduk menahan diri untuk tidak ikut emosi dan satu yang wajib menahan air mata agar tidak ikut jebol mengikuti aliran sakit yang mulai mengalir ke dalam hatiku

"ma finda nggak salah, dia bukan pengemis nyawa dia manusia sempurna yang berhak punya kehidupan dengan layak mah" ucap kak mika menenangkan mama

Ya meskipun aku telah banyak merepotkan kak mika namun pertahanannya untuk membela ku didepan mama seakan tak pernah padam semua yang ada ditubuh kak mika itu adalah untuk melengkapi apa yang tidak ku punya itu menurut kakak semata wayang ku ini

"dia itu anak kurang ajar nggak usah dibela, kamu lihat mika dia pucat dia kesakitan karena ginjalnya hanya 1 dan itu rusak semua itu karena kamu finda"

Seperti ada guratan keemosian yang memancar jwlas dari wajah mamaku dia begitu frustasi saat menyaksikan kak mika terlihat pucat dan memang sekarang ini kak mika hidup dengan obat2 an barang yang selamma ini aku benci

"asal mama tau finda juga sakit ma, aku adalah kakak bodoh yang menyumbangkan ginjal rusak ke adikku sendiri dia kesakitan sama seperti aku ma dan aku bahagia bisa hidup dengan finda hingga sekarang tolong mah jangan terus menyalahkan finda"

Kakakmu menangis sejadi jadinya mungkin ia juga merasakan sambaran kesakitan dari kata mama yang tak henti2 nya mengeluarkan hinaannya untukku

"mama ke kamar dulu kamu istirahat ya!! " ucap mama melembut ke kak mika

Karena sudah tak tahan dengan semua ini aku menyeret paksa kaki ku hinga masuk kedalam kamar yang berhasil di kejar oleh kak mika

"berhenti mengurusi ku kak, aku cuma ngerugiin kakak!! " suruhku pada kak mika

"finda kamu nggak pernah ngerugiin siappun termasuk kakak"

Dengan belaian penuh sayang jari2 kakaku mulai sibuk diatas rambutku bergerak lambat memberi irama dengan belaian lembutnya

"aku cuma pembunuh buat kakak, aku pemangkas hidup kakak"

Air mata ku jatuh, isakan sialan itu sudah tak bisa ku tahan semua kesakitan di dalam hatiku seakan berontak menggebu berbaris ingin di keluarkan dalam bentuk emosi

"bukan, pemangkas hidup kakak hanya tuhan, fin aku kakak kamu mika dinatra winari aku pernah bersumpah bahwa apa yang ada didalam tubuhku adalah bagian untuk melengkapi yang tidak ada ditubuhmu"

Aku menepis tangan kak mika beralih menatap mata nya yang lembam

"nggak harus kak aku bisa hidup tanpa ginjal ini kalo pun aku mati nggak ada yang menangis, aku hidup percuma kak"

"beby cobalah kamu berkomunikasi dengan orang yang lebih banyak lagi supaya kamu punya banyak warna di keseharian kamu!! " tutur kak mika menyarani

Mataku menatap asal keluar balkon kamar menhapus air mata brengsek yang tadi keluar dengan kasar

"sama kakak aja udah cukup"

Bagiku aku tak perlu banyak berkomunikasi dengan orang lain percuma hanya membuatku sakit dan aku adalah manusia yang tidak wajar ada didunia mengapa??  Karena aku tidak mau disakiti

Aneh memang aneh tapi memang begitu lah aku lahir dengan satu ginjal peminta nyawa dan anak sialan itu kata mamaku

"kamu butuh mereka..."

Aku memotong ucapan kakakku dengan segera "untuk apa kak??, untuk disakiti aku nggak mau mereka nyakitin aku kak aku benci berkomunikasi balasannya mereka hanya akan menghina ku dengan tingkah pintar mereka"

Kakak ku berdiri di dekat jendela kamarku menatap pemangdangan eloknya kota jakarta yang tersuguh indah di bawah sama

"rasa disakiti orang lain iru wajar dirasakan manusia fin, dan kamu perlu menyadari bahwa dengan disakiti kita akan belajar untuk bangkit dan lebih baik lagi"

Kaki ku melurus berjalan menghampiri kak mika memeluk tubuh rampingnya dan menyenderkan kepalaku di balik punggungnya "beri aku waktu kak, karna kakak tau aku benci dengan berkomunikasi"

Kak mika diam ia hanya membalas pelukanku menaruh kepala ku didepan dadanya menyalurkan semua ketenangannya melalui kasih sayang yang mengalir dalam bentuk pelukan hangat yang sangat membuatku ketagihan

****

Malam ini aku mendapat kabar dari silva bahwa ada sebuah paket yang datang kerumahku tanpa adanya pengirim yang jelas

Dretttt drett drett

Ponselku berbunyi dan sangat mengusik telingaku, tanganku meranyap meraih ponsel ittu diatas nakas menekan tombol berwarna hijau dan menempelkan nya di talingaku agAr mampu mendengar segala pesan dari sang penelvon

"halo.. "
"......."
"paket, aku nggak lagi pesan belanja online" ucapku memastikan
"....."
"oke gw balik sekarang" sergahku saat paket itu hendak dibuang oleh silva







Bla bla bla author labilnya balik lagi jangan pada bosen ya,,  stay with cerita asal ini terus vote ya jangan lupa jempolnya jangan diberatin dong buat disumbang ke authornya yuk rekomen buat teman 2 kalian untuk baca ni cerita abal,  ajak temanmu ramein taraaaaa,,,  duarrr kayak mercon aja heheh, cerita2 nya si author bakal bonusin foolback kalo kalian mau ngefolow folow ya follow ya jangan lupa,,  bye2 muachhhh tunggu next nya

43.200menitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang