Mataku takjub memandang sekitar banyak sekali buku yang tertata rapih di atas rak yang sangat besar keramaian para penikmat sastra kian menbanjiri ruangan ini tapi mengapa ditengah keramaian ini aku seakan merasa sendiri dan terua sendiri aku seperti mati didalam kehidupanku yang mulai menyunyi
Mataku berputar menatap ragu kearah keramaian dimana banyak anak sma yang berbondong2 mengantri untuk menyaksikan bedah buku dari sanga penulis ternama
Mataku gusar bibirku seakan ingin tetap diam tanpa ingin ikut berkumpul rasa trauma mengenal sembarang orang kian hadir kembali bahkan perasaan ini sangat menakutkan
Hatiku terasa sangat takut dengan sendirinya keramaian itu benar2 membuatku dadaku sesak dan batin ini tersiksa "aku benci dengan keramaian aku benci dengan keadaan ini" ucapku menutup kedua telingaku
Tubuhku yang tadi bersandar di lemari buku kani sudah pergi terbawa sang kaki melangkah jauh hingga berlari sekencang kenncangnya
"ini kisah sepi yang bertahta menjadi rindu, aku sepi aku mati ditengah kehidupanku kenapa aku kembali membenci keramaian kenapa?? " teriakku penuh frustasi
Kaki ku berhenti di sebuah halte membawa tubuh ini agar bisa beristirahat di sebuah bangku
"kenapa semuanya terlalu menyiksa tuhan?? Kenapa semua harus menyakitkan??"Banyangan sosok zildan datang menghantui setiap pandangan ku senyumnya hiburannya jailnya semua seakan nyata ada di dekatku namun semua terlalu menyedihkan otak ini begitu kaku untuk mengingat semuanya
Aku tak peduli rasanya lebih pantas aku mengusir banyakan kejam ini dari fikiranku
Aku kembali berdiri namun ada sebuah rasa menyakitkan didalam perutku terasa perih hampir tidak bisa kutahan
Hitam beberapa detik kemudian semua terasa hitam dan gelap sayup2 aku mendengar sebuah teriakan kemudian tubuhku terangkat oleh mereka yang menolongku
*
Hidungku sedikit tersumbat dengan bau obat yang begitu menyengat berbagai alat medis terpasang sempurna disetiap ssudut tubuhku sejak saat kejadian tadi mataku dengan setya mengatup tanpa ingin terbuka telingaku mendengar sedikit tangis dari kak mika yang tengah menggenggam hangat tanganku namun raga ini seakan enggan untuk membalas setiap perkataannya"sayang kakak mohon buka mata kamu beby, tolong kakak!! Kakak butuh bantuan tolong kamu bukaa mata!! "
Segala ucapan rayuan kak mika seakan hilang begitu saja mengumpul di dalam otak ku namun bibir ini masih saja bisu
1
2
3
4
5
6
7
Hari ke 7 dimana hari yang terlewat cukup panjang untukku kak mika yang selalu menemaniku diruang putih yang sanagt aku benciKeadaan ku yang masih koma hingga hari ke 7 sekaan membuat kak mika nyerah dengan semua ini rasa sakit diperutku kian terasa begitu dalam meski beberapa hari lalu sudah dilakukan oprasi namun seperti ginjal ini memang sudah tidak bisa bertahan lebih lama
Kak mika menopangkan dagunya pada sisi ranjang memandangku intens dengan tatapan sendu nya berulang kali ia terisak tenggelam dalam rasa sedihnya yang tak siap akan kehilanganku
9 hari kemudian mata ku masih setya dengan katupannya tidak ingin terbuka meski hati ini selalu meminta untuk terbuka
Rasa sakit dalam perutku seakan hilang sedikit demi sedikit sehingga tenaga yang ku kumpulkan untuk menahan rasa sakit kini bisa kujadikan untuk menggerakkan pelan jari ku
"finda!! " panggil kak mika saat jari ku bergerak
"dokter dokter dok dokter suster" panggil kak mika dengan lantang
Dengan pelan mataku terbuka secara perlahan menampakkan kak mika mama papa arin silva dan gazriel
"zildan?? " ucapku saat mataku terbuka
Semua tercengang dengan perkataanku entah apa yang ada difikiranku hati ini seakan merindukan bahkan sangat merindukan sosok zildan
Mataku menatap satu persatu mereka namun rasa kecewa harus kembali kidapat nasib naas masih harus ku teruskan keberadaan zildan disini nihil adanya
"sayang?? "
Mama mendekati ku membelai rambutku penuh kelembutanIya mama yang selalu kasar terhadapku berubah menjadi mama yang tercintaku
Aku berpaling dari mereka memiringkan tubuhku hingga membuntuti mereka
"besok zildan bertunangan dengan casa ,nak rasa kehilangan dan dikecewakan itu harus dirasakan tanpa disiapkan terlebih dahulu mama yakin anak mama kuat fikirkan dulu fisikmu jangan berfikir kemana mana!! "
Aku terisak dan menggigit keras bibir bawahku ada sebuah pedang dan menusuk bagian dadaku hingga rasanya begitu ngilu dan menyakitkan
***
Setelah keadaan ku baik dan dokter mengizinkanku untuk menemui zildan aku diantar oleh arin silva dan juga gazriel menuju gedung pertunangan zildanKakiku memijak ruangan bernuansa putih yang sunyi tanpa ada orang 1 pun
Seorang lelaki duduk di sebuah kursi yang menghadap kursi didepannya
Dia menatapku lalu mengambil alih tanganku dari arin dan silva
Rasa sakit seakan menggebu keras, menimbulkan buutiran bening sialan ini mau tidak mau keluar begitu saja
Mata ini sama sekali tak berani menatap sildan yang mencium punggung tanganku
"honey?? " panggil zildan
"apa casa ada tuan?? Aku ingin mengenalnya? "
"fin aku hanya menyapamu balaslah!! " perintah zildan meronta
"tuan saya datang hanya ingin berkenalan dengan calon tunangan mu, saya hanya memastikan bahwa dia wanita hebat penggantiku yang akan membahagiakan mu tanpa berkonflik menyuruhmu pergi aku hanya ingin tau bahwa dia hampir sempurna sehingga kau memilihnya "
Bibirku bergetar menahan isak yang seakan berbaris ingin keluarZildan meraih kembali tanganku hendak mencimunya tapi dengan buru2 ku menepisnya
"tolong tuan jangan perlakukan ku seperti tunangan mu sudah saya jelaskan saya datang hanya ingin mengenal sosok tunanganmu tapi dimana dia mengapa tak ada terlihat sosoknya?? " tanya ku kebingungan
Zildan menarik puncak kepala ku lalu menciumnya singkat, menunjuk hidungku
"tunangan ku bernama lengkap FINDA ALMONICHASHAREEN dan kau pasti mengenalnya nona"Aku menganggap ini hanya sebuah lelucon yang merupakan bagian dari permainan zildan
"tolong katakan diamana dia zildan!! "
Bukannya menjawapzildan justru memelukku erat mendekapku dengan sejuta kerinduan yang ia memiliki
"43.200 ilove you finda"
Seakan final aku merasa sangat bahagia dengan semuanya dengan kejutan kecil yang seakan menghabiskan terlebih dahulu kesabaran pengujian ini
'cinta hanya sesingkat kapas datang dengan keindahannya menyakitkan saat memasuki hidung dan menyumbat pernafasan tapi mengapa cinta seindah kapas yang terbang sejenak lalu pergi melupakan sakit yang pernah sang kapas berikan'
Kata bahagia ini seakan tak bisa ku ungkapkan melalui apapun selain tersenyum disepanjang hari nya
"tuhan aku ingin sedikit bercerita, ini adalah kisahmu yang telah kau siapkan dengan rapih permainannya menunggu dalam sebuah ruang engap yang sangat aku benci namun berending seperti malam yang indah menggantikan sosok matahari" tulisku dalam dyeri hidupku
Zildan datang membawa sebukket bunga mawar biru kesukaanku mengenggol hingungku lalu memelukku erat seperti tak ingin berpisah
[ T A M A T ]