#45. BLOODY PAINTER

3.3K 183 6
                                    

Namaku Helen, berumur 14 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku Helen, berumur 14 tahun. Kantung mataku yang berwarna hitam menunjukkan bahwa diriku tidak pernah tidur dengan nyenyak. Aku tidak peduli dengan rambut hitam yang acak-acakan ini, aku tidak terlalu peduli untuk mengurus diriku sendiri. Ini memang tidak biasa. Tempat dudukku berada di belakang dan bersebelahan dengan kaca jendela aku selalu duduk dengan tenang sambil menggambar, karena itu seperti segala sesuatu bagiku. Aku tidak terlalu suka bersosialisasi dengan orang, membuatku seperti sendirian.

Disitu ada orang yang selalu didorong ke lantai setelah pulang sekolah. Ia adalah Tom, siswa korban dari bullyan, bukan karena ia telah melakukan sesuatu tapi karena kebencian orang-orang di sekitarnya. Hal ini terkadang dilakukan, dan aku selalu memperhatikannya. Meskipun aku merasa kasihan dengan Tom, aku tidak ingin ikut campur, karena itu sedikit mengganggu.

Selama istirahat, Judy mengatakan dia kehilangan jam tangannya dan ia mencari untuk itu. Aku tidak membantunya, karena itu bukan urusanku. Tiba-tiba, seseorang melihat sesuatu berkedip didalam tasku. "Apa ini?" Kata Ban, sambil meletakkan tangannya ke dalam tas, dan mengeluarkan sebuah jam yang dipangkas dengan berlian palsu. Aku sangat terkejut melihat itu, aku tidak tahu bagaimana hal itu terjadi. "Ah! Itu jam saya! "Judy menerima jam tangan dari Ban setelah melihat situasi. Keduanya menatapku dengan tatapan aneh. "Bukan aku" kata ku, yang masih menggambar pada buku tulis tanpa mengangkat kepalaku sedikit. "Ya benar" Judy meninggalkan kelas dengan Ban saat ia menyimpulkan.

Keesokan harinya, seperti biasa, aku duduk di bangkuku. Aku melihat suasana di sekitarnya jadi tidak benar , orang² mulai berbisik-bisik tentang aku, dan bahkan beberapa orang mulai menyebutku "Pencuri". Aku memutuskan untuk tidak menjelaskan /membela sesuatu tentang diriku sendiri, karena aku tahu bahwa tidak ada gunanya untuk melakukannya.

Dengan berjalannya waktu, aku menjadi target baru menjadi korban bullyan bagi murid² di kelasnya, semuanya aku sekarang lakukan dengan berlebihan. Aku tidak menyukainya, tapi aku tidak dapat melawan. Aku terus menahan perasaan dalam hati, yg kulakukan hanya tetap diam.

Sampai suatu hari, Ban datang ke bangkuku dan menyambar buku tulisku, dengan gambaranku yang belum selesai. "Selalu melakukan hal-hal tak berarti" kata Ban sambil merobek beberapa halaman di buku gambarku, merobek menjadi potongan-potongan kecil, yang ingin melihat reaksi dari ku. Pada tingkat ini, perasaan diriku yg selama ini aku tahan langsung meledak. Aku meninju Ban di wajah, dan ban mulai melawan. bagaimanapun aku terlalu lemah , jadi aku dipukuli dalam waktu singkat. Siswa lain pergi untuk melihat pertarungan, yg tanpa berhenti itu beberapa orang bahkan menginjak wajahku dan perutku.

Tepat setelah bel berbunyi, semua orang berhenti apa yang mereka lakukan tadi dan kembali duduk di bangku masing² sebelum guru datang. Aku kembali ke kursiku, seakan tak terjadi apa-apa. Gurupun memasuki ruangan , "Oh my, Otis (Helen)! Apa yang terjadi!? " aku memiliki begitu banyak memar terlihat pada diriku bahwa diketahui oleh guru setelah ia memasuki ruangan. Semua orang menoleh ke arahku, menunggu untuk memberikan tanggapan sementara sambil memelototiku dengan tatapan pembunuh. "Aku jatuh dari tangga, Miss." Aku membalasnya lalu tatapan itu menghilang.

CREEPYPASTA : TRUE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang