#75. Misteri Kapal Berhantu Diselat Sunda : Part 1

2.4K 119 8
                                    

Jangan baca sendirian. Terkadang, 'mereka' hadir bukan hanya sekedar di dalam cerita yang kalian baca.

So, mari kita jalan-jalan ke tengah laut Selat Sunda.

Namanya Wayan, lupa nama panjangnya, tapi gue biasa panggil dia Om Wayan.

Om Wayan ini adalah teman lama Bapak gue. Mereka sudah bertahun-tahun gak berkomunikasi, sampai pada akhirnya bertemu lagi secara gak sengaja.

Hari itu, sekitar 18 tahun yg lalu, gue dan keluarga sempat mengunjungi kerabat yang sedang menggelar acara pernikahan di Bandar Lampung.

Karena pergi menggunakan mobil, jadi kami harus menyebrangi laut Selat Sunda dengan menaiki kapal laut antara pelabuhan Merak Banten dan Bakauheuni Lampung.

Memutuskan untuk jalan pada malam hari, sekitar jam 11 malam kami mulai menyebrangi Selat Sunda.

Entah kenapa, perjalanan kapal laut Selat Sunda ini termasuk bagian perjalanan yang amat sangat gue sukai, apalagi kalau malam hari. Pokoknya happy banget kalau harus menyebrang Selat Sunda.

Suara debur gelombang laut yg menabrak badan kapal, semilir angin di tengah lautan, melihat tingkah pola penumpang lain di atas kapal, dan masih banyak hal lainnya yang gue suka banget.

Excited...

Kapal yang beroperasi di Selat Sunda ini biasa disebut kapal RORO. Kapal besar dengan dimensi kira-kira panjang 100m dan lebar 25m (kira-kira, ya. Gue gak tau pastinya). Kapal ini bisa memuat penumpang sampai 1000 orang. Tapi katanya, kapal yang sekarang beroperasi ukurannya jauh lebih besar lagi.

Perjalanan kapal Roro membelah Selat Sunda memakan waktu kurang lebih sekitar 3 jam. Dan gue, selama 3 jam itu gak pernah duduk di kursi penumpang, selalu jalan-jalan keliling kapal menikmati suasana sekitar.

Kalau capek dan harus duduk, tempat favorit gue adalah di Haluan.

Haluan adalah bagian kapal yg paling depan. Semua sudah pernah nonton Film Titanic, 'kan? Adegan dimana Leo dan Kate "Flying" di ujung kapal. Nah, gue biasa duduk di tempat itu, yaahh...mundur sedikit beberapa meter ke belakang lah, karena itu termasuk tempat terlarang buat penumpang, tapi gue bandel.. Hehe

Singkat cerita, sekitar jam 11 malam, ketika kami sudah berada di atas kapal dan gue sedang duduk di Haluan. Tiba-tiba Bapak gue datang tergopoh-gopoh menghampiri gue dengan wajah sumringah.

"Brii, kita ke ruang kemudi kapal yuk, kapten-nya ternyata teman lama Papa.." kata Bapak.

Waaahh... Senangnya. Gue belum pernah masuk ke ruang kemudi kapal, dan disinilah gue tau kalo Om Wayan adalah kapten kapal yang sedang kami naiki itu.

Bapak dan Om Wayan dulunya teman satu kampus. Selepas kuliah, mereka berpisah dan hilang kontak. Dan baru bertemu lagi ketika gak sengaja berpapasan di salah satu bagian kapal.

Setelah pertemuan gak disengaja itulah kemudian Om Wayan mengajak Bapak untuk ngobrol di ruang kemudi kapal.

Ketika masuk ke dalam ruang kemudi, bertemulah gue dengan Om Wayan, orang yg ramah, dengan parawakan tinggi kurus dan tetap terlihat gagah dengan seragam Kapten lengkap dengan topi putihnya.

Beberapa saat gue memperhatikan dua teman lama itu sedang bersenda gurau dan bercerita tentang hidup mereka masing-masing.

Selebihnya gue lebih asik memperhatikan suasana sekitar, dan ternyata pemandangan laut dari ruang kemudi jauh lebih indah lagi, walaupun sudah mendekati tengah malam.

Di dalam ruangan cuma ada Om Wayan beserta dua kru-nya, gue, dan Bapak. Gak terlalu ramai memang.

One thing lead to another, entah dimulai dari mana, Om Wayan mulai bercerita tentang kejadian-kejadian seram yang pernah dia alami selama bekerja di atas kapal.

CREEPYPASTA : TRUE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang