08

1.9K 210 0
                                    

Ibu Lee memasuki ruangan. Beliau membawa kotak nama. Kata Yena, kotak nama itu pertanda akan ada tugas kelompok yang akan diberikan.

"Anak anak. Pasti kalian sudah bisa menebak kalau ibu akan memberikan tugas kelompok. Kali ini ibu akan memberikan tugas untuk meresensi novel."

Terdengar riuhan suara para murid karena menurut mereka hal ini sangat membosankan. Beda dengan HwaYoung yang mengukir senyum di bibirnya.

"Tenang anak anak. Novelnya tidak harus tebal kalian bisa mencarinya di perpus, buku punya sendiri atau membelinya di toko buku. Ibu akan memberi waktu sampai jumat minggu depan untuk mengumpulkan tugasnya. Sekarang ibu akan mengundi nama namanya. Kelompoknya hanya dua orang."

HwaYoung menunggu namanya yang belum dipanggl juga.

"Kelompok terakhir HwaYoung dan Hyunjin." Ucap Ibu Lee

'lah sekelompok sama dia.'

"Cie bakal makin deket aja nih kayanya." Ledek Yena

"Yee apaan sih lo."

***





"Young, buat bukunya gimana? Mau beli apa cari di perpus?" Tanya Hyunjin

"Hmm terserah sih. Kalo beli buku atau minjem buku yang belom pernah salah satu dari kita baca, nanti makan waktu buat baca. Kalo buku gue aja gimana? Kayanya gue bawa beberapa novel yang ga terlalu tebel deh."

"Iya juga. Boleh boleh. Eh pinjem hp lo deh."

"Buat apa?"

"Pinjem aja. ga aneh aneh ko."

"Nih."

Jari jari hyunjin mengetik di ponsel HwaYoung

"Nih. Nomor hp gue udah gue save di hp lo. Nanti tes ya.

"Astaga ini orang tukeran kontak aja ribet."

***



HwaYoung sedang membaca komik di kasurnya. Hpnya beredering. Ia sangat senang dan langsung mengangkatnya.

"Feliiiiix"

'Berisik anjir.'

"Ihhh kan kangen gue."

'Heleh, kangen tapi ga ngontek gue. baru mau seminggu gue udah dilupain.'

"Maap deh maap. Yaelah masa iya gue ngelupain lo."

'Hahaha iya iya. Btw besok lo free ga? Kan minggu'

"Free kok. Kenapa?"

'Gue mau ke tempat lo. Kita main. Mau ga?'

"Mau laaaah."

'Sip lah. Eh rumah ka Minho masih yang dulu kan?'

"Masih ko. Lu masih inget?" Tanya HwaYoung. Mereka dulu pernah mengunjungin rumah Minho

'Yaa lupa lupa inget sih.'

"Awas nyasar. Nanti kalo gatau lo telepon gue aja."

'Tenang aja. masa iya nyasar. Tinggal buka maps aja.'

"Ya takutnya lo gangerti. Kan lo titisan jaman purba."

'Yeeee asal aja lo. Yaudah deh besok siap siap. Jam 10 an gue nyampe. Jangan kebablasan tidur.'

"Siap kapten"

'Ok. Night Young'

"Night Lix."

HwaYoung mematikan sambungan.

Saat ingin menaruh hp, ia ingat belum mengirim pesan kepada Hyunjin.

HwaYoung membuka kontak list dan mencari nama Hyunjin. Tidak ada. Ia mencari Hwang Hyunjin pun tidak ada.

"Lah dia nyimpen nomornya pake nama apa?" Tanya Hyena pada dirinya sendiri dan mulai men-scroll dari atas.

Ada satu nama yang asing.

"Prince? Ini kontak siapa? Hyunjn? Pede banget dia. Coba aja deh gue sms."

'tes. Ini hyunjin bukan?'

'Haha iya. Baru nemu kontaknya ya?'

'Lo alay amat ngasih nama kontak -_-'

'Gapapa dong. Kan gue yang ngasih. Eh iya buku gimana? Ada yang tipis?'

'Ada kok. Senin gue bawa.'

'Kalo besok gue ngambil ke rumah lo bisa ga? Sekalian ajarin cara nge resensi biar nanti senin kita diskusiin?'

'Yaah tapi besok gue ada acara Hyun. Sorry ya. Senin deh gue bawa sekalian gue ajarin.'

'Oh gitu yaudah gapapa.'

'Sip'

***

♡♡♡♡♡♡

Blind Rider {Hwang Hyunjin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang