✼ 7

2K 281 23
                                    

I still have so much to show you.

***

Yejin mendengarkan cerita Jaemin dengan seksama. Terkadang ia tersenyum ketika Jaemin bilang bahwa dirinya merasa gugup saat bertemu Herin di kantin.

"Ta-tapi ya... gue cuma confess doang," katanya.

Jaemin melihat perubahan wajah Yejin. "Bodoh," kata Yejin. "Jaemin bodoh, goblok, tolol." Setelahnya Yejin menutupi wajahnya dengan bantal sofa rumahnya. "Tuh kan semuanya keluar. Maaf!"

Helaan napas keluar dari mulut Jaemin. Ia bersandar. "Gue juga tau kalo gue itu semua yang lo bilang," ucap Jaemin. "Ya abisnya gue belom siap."

"Belom siap gimana sih?"

"Masih ada yang harus gue tunjukin, Jin," jawab Jaemin.

"Apa lagi sih? Kan dia udah dua tahun sekelas sama lo!"

"Ya tapi kan selama ini rasa sayang gue buat lo doang," katanya jujur. "Dia belom pernah ngerasain."

Yejin diam. Ia mencerna apa yang Jaemin baru saja katakan. "Ya-ya udah. Lo bilang ke dia aja," saran Yejin. "Dia pasti ngerasa digantungin."

***

Jaemin dan Herin keluar kelas bersama. Sedari tadi keduanya sama-sama diam. Tidak, mereka jadi canggung sejak insiden di kantin waktu itu.

Mereka tetap saja berjalan dengan mulut yang rapat. Hanya ketukan sepatu yang terdengar ketika kaki mendarat pada lantai koridor. Semuanya tetap saja begitu sampai Jaemin memutuskan untuk membuka pembicaraan.

"Maaf," kata Jaemin. "Maaf kemarin nggak nembak lo," lanjutnya yang membuat Herin langsung menoleh.

Herin memasang wajah bingungnya. "Maksudnya?" tanya Herin.

Jaemin menarik napasnya lembut. "Ya-ya mungkin lo ngerasa gue gantung karena kita sama-sama suka dan gue malah ninggalin lo waktu itu," ucapnya. "Jadi gue minta maaf. Soalnya masih banyak yang harus gue tunjukin ke lo."

Herin menjawab dengan senyuman manis dan dengan cepat memutuskan kontak mata dengan Jaemin. Sepertinya pipinya merona karena ia merasakan sesuatu yang panas. Jaemin melakukan hal yang sama—tersenyum. Ia tersenyum melihat tingkah Herin yang menggemaskan.

"Ayo pulang," kata Jaemin sembari memberikan helm pada Herin. "Langsung pulang?" Herin mengangguk dan naik ke atas motor Jaemin.

"Pegangan tuan putri." Tangan Herin yang awalnya menjadikan jaket Jaemin sebagai pegangan dengan tidak sopannya langsung Jaemin lepas dan mengalungkan tangan Herin pada perutnya. "Pegangannya yang bener. Aku nggak mau kamu pergi."

i'll try + na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang