✼ 8

1.9K 268 16
                                    

Herin turun dari motor Jaemin. Ia melepaskan helmnya dan mengembalikannya pada si pemilik. Jaemin dengan sigap langsung merapikan rambut Herin yang berantakan.

"Makasih," kata Herin. Ia berjalan menjauhi Jaemin.

PRANG!

Herin berhenti di tempat. Ia menimbang-nimbang asal suara yang baru saja terdengar. Kakinya berjalan menuju jendela besar menghadap ruang tamu. Ia menemukan ibunya yang sedang duduk di sofa sembari menangis. Di bawahnya ada vas bunga kesayangannya yang hancur.

Kini Herin melangkah pergi dari jendela besar itu. Ia juga menjauhi istana kesayangannya itu.

"Herin," panggil Jaemin dan membuat Herin mengangkat kepalanya.

"Mereka bilang nggak mau berantem lagi," kata Herin ketika sampai tepat di depan Jaemin. Kepalanya menunduk, menahan air mata agar tidak menembus bentengnya.

Dengan senang hati Jaemin mengulurkan tangannya untuk memeluk Herin. "Kalo nggak mau pulang nggak apa-apa," kata Jaemin. "Kita bisa pergi sebentar. Mau?"

Herin mengangguk dalam pelukan Jaemin. Setelahnya, Herin melepas pelukan Jaemin dan menerima helm. Ketika Herin sudah siap, ia naik dan mengalungkan tangannya pada perut Jaemin.

***

Jaemin berhenti di sebuah taman kota. Ia menarik lembut lengan Herin menuju kursi kosong. "Mau jajan?" tawar Jaemin.

Herin menggeleng. Ia malah bersandar pada sandaran kursi. Setelahnya ia menghela napas. "Papa jahat tau," kata Herin tiba-tiba.

"Eh? Kok ngomong gitu?"

Herin menatap Jaemin dan mengangguk. "Kata mama, papa selingkuh," jelasnya. "Nggak tau sih bener atau nggak. Tapi kemarin malam mama cerita begitu."

"Jadi orang tua kalian berantem karena itu?"

Herin mengangguk lagi. "Nggak jelas juga sih," ucap Herin. "Gue capek."

"Minat bunuh diri?"

Pukulan langsung mendarat pada lengan Jaemin. "Ya nggak lah! Lo gila kali ya!?"

Jaemin tertawa. "Untung aja nggak minat," kata Jaemin. "Gue nggak siap kehilangan lo."

"Jijik ah." Herin mengalihkan pandangannya. Tak lama, ada earphone yang menempel pada telingannya.

Ia menoleh pada Jaemin dan Jaemin berkata, "Dengerin."

You'll always be my day one
Day zero when I was no one
I'm nothing by myself, you and no one else
Thankful you're my day one
I'm thankful you're my day one

***

apa cobaa nggak nyambung bgt sama lagunya wkwk

i'll try + na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang