«Cuddles»

1.5K 274 5
                                    

Chapter 3




"Aku mengerti.. Tapi aku calon isterinya, kau tidak berhak mengusirku. "

Seokjin menelan ludahnya kala matanya mendapati sosok Namjoon yang tengah bersandar pada dinding putih, memerhatikannya dengan tatapan menyengat.
"Seokjin-ssi, aku minta maaf tapi kau tahu bahwa itu hanya sebuah perintah, jangan menanggapinya dengan serius. " ujar RyunHee dengan nada meledek, melihat ke arah Namjoon.

"Ya memang, harusnya tidak. Tapi sayangnya kau salah, ini bukan sebuah perintah bagiku." balas Seokjin tegas. RyunHee melipat tangannya, senyumannya menghilang, wajahnya kini dibubuhi pandangan menusuk.

"Kenapa? "

"Soal itu, kau tidak berhak mengetahuinya.. RyunHee-ssi. " Rahang RyunHee menegang.

"Joonie, kau saja tidak bisa mengusirnya.. Apa yang kau harapkan dariku? "

Seokjin tersenyum lemah. Entah mengapa ia merasa bangga dengan dirinya."Namjoon-ssi, if you're that desperate why don't you just call your father? To get rid of me. "

"Seharusnya memang aku tidak berbelas kasih kepadamu. " Namjoon berjalan menghampiri Seokjin, sambil memukul-mukul lehernya, menghampiri Seokjin yang masih terduduk di sofa.

"Kau sama saja bukan? Menginginkan uang? Siapa ibumu? Apa ayah ku menjanjikan kekayaan luar biasa? Apa motif ayahku sekarang adalah berpura-pura? " Seokjin terdiam menatap Namjoon dengan takut.
Napas Seokjin tercekat kala tangan Namjoon mendorong lehernya ,mencekiknya menggunakan tangan kirinya.
Seokjin menutup matanya, dirinya bergetar ketika sebuah ujung pistol tertempel pada kepalanya.

"Katakan apa, berapa?!  Apa yang kau mau?! " tangan Namjoon mencekik Seokjin lebih keras sembari berteriak.

"Namjoon kau bertindak terlalu jauh!" RyunHee berusaha menarik tangan Namjoon, tetapi gagal.
Bulir keringat mulai melapisi dahi Seokjin, tubuhnya bergetar dengan keras.
"Bukan aku.. Adikmu. " ucap Seokjin lemah, berbeda dengan cekikan Seokjin yang malah bertambah keras. Perlahan pipi Seokjin mulai terbasahi oleh bulir air mata. Seokjin sulit bernapas, dadanya terasa berat, kepalanya berputar. Dirinya benar-benar tidak tahan sekarang.

Seokjin menarik tangan Namjoon lemah, memukulnya pelan, air matanya semakin tercucur.
"RyunHee keluar. " ujar Namjoon menlemaskan tangannya.
"Jangan membunuh dia, kuperingati Kim Namjoon. " RyunHee perlahan berjalan menuju pintu, dan menutupnya kala ia melihat tangan Namjoon terlepas dari leher Seokjin.

Seokjin terbatuk keras, matanya masih terpejam dan dirinya mencoba mencari udara yang bisa ia dapatkan sebanyak-banyaknya. 

π

Namjoon mendesah frustasi, Seokjin belum berhenti terbatuk. Seokjin tidak berbicara, yang ia lakukan adalah terus terbatuk. Namjoon dapat melihat tubuh Seokjin bergetar hebat, tangan mungil itu terus memukul dadanya, cucuran air mata dan bulir-bulir keringat mulai membasahi wajahnya.

Namjoon tersentak saat Seokjin mulai menarik kera pajamanya ,berusaha untuk membuka kancingnya namun gagal karena tangannya bergetar keras. Napasnya mulai berbunyi melengking.

Ia tahu sekarang. Seokjin menghidap Asthma. Namjoon segera membantu membuka 2 kancing milik Seokjin, sedikit menunjukan kulit putih yang terlapisi keringat.
Namjoon menopang pinggang Seokjin, sekarang ia duduk di sebelah Seokjin menatap dengan khawatir.

Seokjin dilain hal merasa panik dengan perlakuan tiba-tiba oleh Namjoon, ia semakin terbatuk dan sulit untuk bernapas.

"Hei, Seokjin.. Tenang" ucap Namjoon. Pandangan matanya berubah 360°, sangat halus dan Seokjin dapat melihat mata Namjoon sedikit berair. Namjoon menepuk dada Seokjin halus, layaknya tepukan seorang ibu kepada bayinya.




Important Role Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang