«Green Day»

1.4K 206 32
                                    

"Stop being adorable you little shit. "

Seokjin mengerjap.
Telinga Seokjin benar-benar menangkap kata-kata itu dari mulut Namjoon.

"Jadi... Apa kau memujiku atau mengataiku?" tanyanya canggung. Nam
joon berdeham kemudian berjalan lebih dahulu, mencoba menutupi rona merah yang berada di seluruh wajahnya sekarang.
Maybe his tounge slipped?

"Kau mau makan apa? "

"Berhenti bersikap sok keren Namjoon. Aku melihatmu. " Seokjin terkikik geli.
















Mata Seokjin mengkilap saat melihat suasana di sebrang jalan.

Hiasan lampu,  musik klasik yang teralun keras, di sertai keramaian tersebut menarik perhatian Seokjin.

Tanpa sadar, Seokjin menarik lengan Namjoon menuju keramaian tersebut.
Sembari mencium aroma makanan yang menggoda indera penciumannya.
Namjoon di sisi lain hanya menahan tawa betapa Seokjin terlihat seperti anak kecil yang sedang menghadiri toko mainan.

"Kenapa begitu banyak benda yang berwarna hijau? " tanya Seokjin kepada dirinya sendiri seraya berjalan di tengah-tengah hiasan lampion berwana hijau tersebut.

"Ini green day. " Seokjin berbalik saat Namjoon menyahuti pertanyaannya.
"Kau tidak ingat? Ini tanggal 14 Agustus. Hari di mana pasangan akan meminum Soju bersama. " Namjoon kemudian dengan sengaja memasukan genggaman tangan mereka berdua ke saku jaket tebal miliknya.

"Jadi kau sedang mengajakku berkencan huh?" Namjoon memainkan alisnya, menghasilkan tatapan aneh dari Seokjin.
"Namjoon akhir-akhir ini kau sangat aneh. " Seokjin melepas genggaman tangan mereka berdua.

"Siapa yang mengajakmu berkencan? Aku hanya mencari makan, kau terlalu percaya diri." bantah Seokjin.

"Oh ya? Kalau begitu aku pulang saja, selamat makan hyung. " Namjoon berbalik hendak pergi namun Seokjin menahan lengannya.
"Kau bercanda? Acara seperti ini biasanya akan memberikan makanan bonus bila membawa pacarnya. Kau hanya perlu diam di sini. " Seokjin berbisik mengancam sembari terus menelusuri

"Padahal aku bukan pacarmu. " desah Namjoon sembari melirik Seokjin. "Apa maksudmu? Kaukan pacarku. " Seokjin mengerutkan dahinya.

"Itu kan hanya sebagai status. Selama ini kau hanya menganggapnya sebagai status, benar begitu? " lanjut Namjoon membuat Seokjin meneguk salvianya.
Topik ini seolah mengingatkannya pada Hoseok.
Apa Hoseok memberi tahu Namjoon?

"Kau juga tidak ada bedanya denganku. Dari pertama kau yang membuat permainan ini bukan?" jawab Seokjin dengan sarkas, memberi tatapan menghakimi. Namjoon hanya tersenyum simpul.

Keduanya berjalan dengan canggung di tengah keramaian. Seolah seorang pasangan baru yang masih menahan malu. Nyatanya keduanya ingin memberi banyak sekali pertanyaan kepada masing-masing.

"Kau tidak mau memilih makanan? Biar aku yang bayar hyung." Namjoon mencoba memutus kecanggungan. Seokjin menengok, "Lalu apa tujuanmu sejak awal untuk membiarkanku menetap di sini? " Seokjin malah bertanya balik.

Namjoon menarik napasnya. Telapak Namjoon kemudian meraih tangan Seokjin dan mengantarnya menuju kedalam salah satu tenda warung makan berwarna hijau. Memesan salah satu kamar makan —ruang makan pribadi yang memiliki kapasitas terbatas dan bersifat tertutup— tanpa meminta ijin Seokjin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Important Role Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang