«Amusement Park»

1.2K 243 8
                                    

Chapter 8


"Mengapa? " Rin sedikit tersentak.
"Aku tidak bisa begitu mempercayai seseorang untuk sampai pada tahap mencintai. "

"Kenapa? "
"Hmm.. Aku memilik beberapa pengalaman buruk tentang Cinta. Sangat buruk sampai aku bersumpah tidak akan pernah membiarkan itu terjadi kembali "

























25 June 2017
08.00am

Namjoon memandang heran Seokjin yang tengah memasukan beberapa makanan ringan didalam tasnya. Secangkir kopi dan potongan biskuit sudah sedari tadi tersiapkan diatas meja, namun Namjoon tidak menyentuhnya sama sekali, malah memperhatikan Seokjin yang menghiraukannya.

"Itu apa? " tanya Namjoon membuat Seokjin sedikit melompat.
"Makanan ringan. " jawab Seokjin mengatur napasnya sebelum kembali melakukan pekerjaannya.

"Kau terlihat sangat rapi, pagi ini juga pagi sebelumnya. Kau menyembunyikan sesuatu?" tanya Namjoon melipat tangannya.

Seokjin membeku, merasa bodoh dengan dirinya yang terang-terangan dihadapan Namjoon. Seharusnya ini menjadi sebuah rahasia.

Sejak ia bertemu Kim Rin A, ia terus menerus datang kerumahnya dan bahkan beberapa kali datang ke Panti Asuhan. Itulah mengapa setelah Namjoon pergi dari rumah, Seokjin akan dengan senang hati menuju tempat pelampiasannya.

Seokjin berbalik menghela napas panjang "Aku ingin ke panti asuhan. "

"Panti asuhan? "

Seokjin mengangguk "Dalam beberapa hari ini aku sudah menemukan seorang teman, dan ya ...ia sering mengajakku ke panti asuhan. Aku mengikutinya hanya untuk menghilangkan kebosananku." jelasnya.

Namjoon merasa kesal, ia tidak mengharapkan ini terjadi. Memang benar setiap malam Namjoon akan menganggu dan menggoda Seokjin, bersikap selayaknya seperti seorang pacar, namun itu tidak cukup. Seharusnya Seokjin hanya tinggal di dalam rumahnya, mendapatkan perhatian dari Namjoon. Seharusnya Seokjin hanya menikmati waktunya dengan Namjoon. Seharusnya mereka sudah lebih dekat, dibanding merasa kebosanan. Namjoon kesal dan marah pada dirinya.

Ini bukan bagian dari rencananya.












Namjoon menghela napas, melepas dasi biru yang seharusnya tidak pernah ia pakai kemudian menarik tangan Seokjin menghindar dari tasnya. Seokjin mengambil satu langkah mundur, menyadari tubuh mereka yang terlalu dekat, menatap mata Namjoon dengan ragu. Namjoon mengangkat genggaman tangan mereka, memandangnya dengan sedikit kagum bahwa keduanya terlihat sangat cocok dan pas.








"Wanna go on a date with me? "










09.45 am
Namjoon's car

"Eommeoni, apa kau yakin kau tidak apa-apa? Ani, aku hanya takut persediaan makanan untuk anak-anak itu kurang. "

"Ah oke, maaf merepotkanmu Eommeoni, lain kali akanku bantu lagi.. Ku matikan ya. "

Namjoon hampir tersedak mengetahui teman Seokjin adalah seorang wanita tua.

"Setidaknya dia bukan seorang pria dimana kau bisa jatuh cinta. " ujar Namjoon lega.

"Tenang saja aku tidak akan semudah itu untuk jatuh Cinta." kekeh Seokjin, Namjoon mengerutkan keningnya.

"Hanya untukmu. " lanjut Seokjin dengan suara kecil. Dan Namjoon tentu menyadari ada sesuatu yang janggal.



"Ehm.. Omong-omong bagaimana dengan pekerjaanmu? Kau akan dimarahi bosmu. " Seokjin mengubah topik "Tidak akan, aku bosnya sayang."

Important Role Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang