Im Siwan berusaha melepaskan diri demi menyelamatkan sahabatnya dari siksaan yang begitu keras dan kejam. Setelah disiksa, joowon digiring oleh 2 orang militer kedalam penjara militer. Siwan hanya melihat pasrah ke arah joowon yang dipaksa berjalan dan di seret. Setelah sampai di penjara, joowon di masuk ke penjara, di dudukkan di lantai dengan dipaksa dan tangan kanannya di borgol agar tidak kabur. Kedua pergelangan tangannya sudah membiru keunguan. Badan joowon sudah basah kuyup oleh darah dan bau anyir. Bajunya udah acak-acakkan ( compang camping ).
Joowon hanya menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan pandangan yang begitu muak. Saat ada atasannya datang dan bicara bersama joowon di luar penjara. Joowon hanya duduk dan tangan kanannya di borgol
Joowon masih tetap diam.
Atasannya memberi tahu bahwa besok kamu akan diantarkan ke kantor jaksa seoul, saat atasannya berbicara di luar penjara. Joowon hanya mengangguk kesal. Setelah atasannya, siwan masuk ke penjara joowon secara memaksa terhadap penjaga penjara joowon. Siwan masuk ke penjara joowon.
" kau tak apa-apa? Astaga kau sangat begitu kasihan, sini aku bersihin itu lukanya." Sahut im siwan cemas.
"Jangan siwan, jangan bersihkan luka ini. Luka ini adalah bukti kalau aku bukan pencuri senjata itu. Bukti darah yang ada di bibirku ini adalah darah kejujuran. Bukti dengan baju comopang-camping ini adalah ragaku dengan keadaan mati tidak membawa dosa. Bukti dengan badanku penuh luka parah adalah bukan saya mengambil dan meragai pencurian senjata itu. Bukti pergelagan tanganku yang sudah membengkak biru keunguan ini adalah bukan tangan saya mengambil senjata itu. Akulah bukan pencuri senjata itu, dengan saksi tuhan yesus, tuhan yesuslah yang tahu!!" Sahut joowon, Sambil melirik ke arah penjaga secara membentak." tapi joowon!,kau begitu bau amis" sahut siwan kasihan.
" biarlah siwan, luka ini mengering atau badanku menjadi bangkai pun tak apa-apa" sahut joowon tersenyum lemah.
" akulah yang pertama masuk penjara militer ini, akulah yang dituduh punya dosa pencurian senjata ini siwan. Tak ada lagi orang yang masuk penjara seperti ini kecuali aku, aku pantas masuk penjara seperti ini. Tak mungkin anak pejabat seperti joon pyo disiksa keras dan dimasukan ke penjara seperti ini. Penjara ini walaupun luas tetapi menyakitkan. Sepi tiada orang menyapa. Hanya ada penjaga diam membawa senjata dan menyiksa narapidana dengan kejam, itu juga di suruh oleh atasannya. Penjara ini bakal ada bercak darah dan bisa juga membanjiri semua lantai dengan noda merah bau anyir dan ada satu narapidana tewas." Sahut joowon melamun dan tersenyum.
" joo, kau jangan bicara seperti itu" sahut siwan sangat sedih.
" itu memang fakta siwan, akulah narapidana seperti itu. Tidak ada anak buah disiksa sekeras itu, hanya aku, satu-satunya prajurit tentara korea selatan yang disiksa seperti ini." Sahut joowon tersenyum simpul
" joowon, bukan kamu saja tentara disiksa seperti ini, pasti ada tentara angkatan lain disiksa lebih parah dari kamu." Sahut im siwan membelai tangan joowon penuh luka.
"Prajurit im siwan silahkan keluar waktumu telah habis" sahut prajurit lee ki wang.
" iya sebentar lagi saja!" Sahut im siwan.
"Aku sangat khawatir denganmu letda joowon" sahut im siwan meluk ke badan joowon.
"Jangan khawatir! aku akan baik-baik saja" sahut joowon mengelus kepala im siwan.
"Sekarang kamu silahkan keluar, takut ada atasan kamu bisa dicurigai dan disiksa." Sahut joowon tersenyum dan menciumi kepala im siwan.
"Iya" sahut im siwan mengangguk dan berdiri meninggalkannya.
Saat sampai di luar penjara, im siwan melirik ke belakang dan melambaikan tangannya. Joowon juga menganggu ( tandanya melambai juga ).
Saat mau keluar tiba-tiba ada atasan dan memukul siwan dengan keras ( dipukulnya sama tongkat loh )
"Aaaww" sahut siwan memekik.
"SIWAN.." sahut joowon kaget.
" aaaa...ada dekeng juga ya, selamat datang di penjara militer prajurit im siwan." Atasannya pun menyeret im siwan ke penjara satunya lagi.
Setelah mengunci im siwan di penjara, dan bebicara" let's go to sel penjara joowon,," sembari menyeringai ke arah siwan.
" KELUARKAN AKU PAK ...." im siwan berteriak.*siapa hayo yang jadi atasannya yang jahatnya???ada yang tahu ( yap...itu adalah atasan lee seung gi, yang aslinya sifat baik. Kalau disini ia tuh jahat, kejam, memiliki sifat pendendam ).
Joowon terlihat murka ke arah letnan kolonel lee seung gi. Letkol lee seung gi pun jalan menuju sel penjara letda joowon.
"Cklk...kriit,," suara pintu penjara, joowon hanya menghela nafas untuk menahan amarahnya.
Nampak letkol seung gi dibawah terik sinar lampu yang redup. Angin kecil misterius yang akan menimpa letda joowon dengan berbisik-bisik di area telinga joowon. Badanya sudah hampir menggigil karena rasa takut dengan rasa amarah tercampur aduk menjadi satu. Dengan raut wajah Letkol Lee Seung Gi seperti heyna. Suasana menjadi mencengkram, sehingga tak bisa membaca situasi dan fikiran menjadi ambyur kemana saja. Semakin mendekat,, semakin mendekat,,, semakin mendekat,, dan bediri dan berjongkok pas didepan wajah joowon.
"Hallo, pembuat masalah! Apa kabar?" Sahut letkol seung gi.
"Baik-baik saja".sahut letda joowon dengan otak dingin tetapi hati sudah memanas.
"Apa kamu sudah siap untuk menghadapi kejaksaan agung militer?" Sahutnya sembari basa-basi.
"Tentu saja siap, emangnya kenapa?"sahut joowon tenang, kalem, raut wajah frees, tetapi emosinya sudah memanas.
"Bagus, kalau kamu sudah siap"sahut letkol seung gi menyeringai.
"Kalau bapak, mauk kesini mau apa. Mau macem-macem, oh silahkan, silahkan anda menyiksa saya sepuasnya."
Bletakkk...suara tongkat melayang ke arah kepala joowon sehingga kepala joowon mengeluarkan banyak darah segar.
"JOOWON-NAAA"sahut siwan kaget setengah mati.
"Benar!!! Bapak kesini akan menyiksamu lagi letda joowon, tetapi siksaanmu akan lebih kejam dan mematikan, mayatmu akan ku serahkan kepada keluargamu tanpa hormat. Orang tua kamu adalah bajingan brengsek dan menyogoki agar kamu masuk militer." Sahut letkol seung gi seraya mengangkat rambut joowon.
" jangan menistakan nama orang tua saya!, bahwa saya adalah anak miskin, saya adalah keturunan keluarga nelayan, saya itu tidak tamat sekolah mengapa saya masuk militer, sebab saya rela mati jauh dari orang tua dengan uang hasil keringat sendiri. Jangan coba-coba menyakiti hati orang tua saya!." Sahut joowon seraya menarik kerah baju letkol seung gi.
" oke lah seperti itu, waktu saya telah habis. Saya akan keluar dari sini. Istirahatlah supaya besok bisa menjawab pertanyaan dari jaksa agung. Chao...chao night" sahut atasannya melambaikan tangannya dan beranjak pergi. Joowon hanya mendelik kesal.
" joowon..kau" sahut siwan kaget.
"Iya saya anak nelayan siwan" joowon menoleh.
" kau tidak tamat sekolah joowon " sahut siwan kaget.
" iy siwan, saya tidak tamat sekolah "sahut joowon melesu.
" kamu malu sama sahabatmu, yang tidak tamat sekolah " sahut joowon melirik siwan lesu dan sedih.
" enggak saya tak malu, saya salut padamu joowon. Kok bisa anak nelayan tanpa sekolah bisa masuk militer. " sahut siwan gembira.
" awalnya saya tuh minat militer saat ada truk tentara angkatan laut melewati rumah saya. Katanya ada latihan harian di lautan daerah kami. Tempatnya tak jauh dari kawasan kerja saya dan ayah saya setiap hari mencari ikan. Waktu truk militer lewat, itu kira-kira jam 20.00 kst ( korean south time ). Aku terus merhatika semua orang yang memakai baju loreng itu dengan wajah yang dicemongin item.
Saat itu aku akan pergi menangkap ikan bersama appa dan ke 5 teman appa ( *appa sama dengan ayah dalam bahasa korea ).
Saat sedang menangkap ikan terdengar suara tentara yang hampir tenggelam karena kakinya tersangkut di batu karang dengan derasnya suara ombak laut. Aku pun tekad melawan arusnya ombak laut demi menyelamatkan seorang tentara tersebut. Aku terus berenang melawan arus itu dan berhasil menangkap tangan sang tentara yang kakinya terjebak di terumbu karang. Dengan gaya renangku bagus, aku ditawar oleh atasan Tentara angkatan laut tersebut untuk bergabung dengan tentara. Aku pun bahagia, dan aku pun pulang ke rumah untuk merujuk ke eomma aku. Awalnya, eomma aku tidak setuju aku masuk kalangan militer, ya kamu juga udah tau kan, dulu kita pernah ke Afganistan dengan kindisi aku berlumuran darah, eommaku khawatir tingkat dewa?" Sahut joowon bertanya kepada siwan.
"Oh iya, iya aku ingat!"sahut siwan membalasnya dengan mengacungkan jari jempol ke pelipisnya.
" terusin gak ceritanya"sahut joowon menawarkan karena ia sudah capek pengen tidur.
"Ihhhh terusin rame loh ceritanya, nanti aja kalo udah cerita baru kita tidur" sahut siwan merengek walaupun beda sel penjara dengan joowon.
" terus, kan aku maksa ingin masuk militer, jadi yaaa boleh boleh aja sama abeoji aku, tapi eommaku tidak mengizinkanku masuk kalangan militer. Abeoji membisik ke telinga eommaku biar saja dia, agar dia bisa mandiri dan disiplin, dan juga uang kita tidak akan minim terus, benarkan? Biarlah dia juga harus menjadi pria tangguh dan pemberani." Sahut joowon melaanjutkan ceritanya.
Tiba-tiba ada suara membuka pintu, joowon dan siwan cepat-cepat tidur ( tapi aslinya belum tidur sih😒 ) Letkol Lee Seung Gi pun melihat dua napi yang tertidur pulas. Setelah itu seung gi pun keluar dan menutup pintu gerbang penjara. Eh malahan aslinya juga joowon dan siawan tidur lelap.( Pagi hari🌞 )
Mobil truk militer pun sudah berjajar di halaman Bataliyon Infanteri 3 "White Skull" untuk mengantar Letda Joowon ke kantor Kejaksaan Militer di Kota Seoul. Letda Joowon pun bangun dari tidurnya dan tangan sebelahnya mengucek-ngucek mata. Seluruh anggota badan Joowon sudah pegal-pegal, sakit, perih, dan bau anyir darah. Joowon hanya bisa pasrah dan minum air putih ( air mineral ) yang sudah di sediakan di pinggir joowon. Joowon pun merasakan pedih di area bibirnya saat ia sedang minum air. Setelah minum, joowon pun merasa perih di area dadanya dan saat menunduk joowon kaget karena dada di sebelah kanannya jelas bekas luka bakar plat besi saat ia sedang di siksa habis-habisan oleh Letkol Lee Seung Gi. Siwan pun bangun saat ada suara buka pintu gerbang penjara. Banyak sekali pengawal bersenjata ( ya sekitar 7-8 orang pengawal bersenjata ) yang masuk ke penjara Letda Joowon.
Pengawal lee dae han:"Letda Joowon apa kamu sudah siap?"
Joowon:" aku sudah siap dari tadi " sambil tersenyum.
Pengawal Lee Dae Han:" baik kalau begitu, ambil ini jaket. Pakailah! Takut banyak orang melihat linu kepada kamu." Sambil mengasihi jaket berwarna hitam bertulisan "R.O.K.A".Joowon:" aahh! Terima kasih ". Sambil menerima jaket hitam itu.
Pengawal Lee Dae Han pun membuka borgol tangan Joowon dan membantu memasangkan jaket ke tubuh Joowon. Setelah di jaket, Pengawal Lee Dae Han pun membantu berdirikan Joowon dan tangannya di borgol lagi dan menuntutnya berjalan dengan secara perlahan-lahan.
Siwan pun melambaikan tangannya sembari menangis.
Joowon pun meminta pengawal lee dar han untuk berbicara bersama siwan hanya sebentar.JOOWON:"Pak Dae Han minta aku giringkan ke arah Siwan, saya akan berbicara bersama Siwan sebentar saja, mohon pak!" Sambil tangannya meminta tanggapannya.
Lee Dae Han:" baiklah kalau begitu."
Lee dae han pun menggiring joowon ke penjara siwan untuk berbicara sebentar.
Siwan:" joowon,kok kamu kesini lagi, ada apa?".sahut siwan mendekat ke arah joowon yang ada di luar penjara.
Joowon:"Siwan, ini pesan terakhirku, ketika aku di hukum mati dan akhirnya aku mati, jangan kasih tahu orang tuaku. Jika kamu mengasihi kabar itu, maka ayahku akan jantungan dan akhirnya meninggal, jadi ingat jangan di kasih tahu kepada orang tuaku, mengerti?"
Siwan:" siap, saya mengerti!" Sambil mengangguk.
Lee Dae Han:"Joowon, waktumu telah habis, yuk kita berangkat sekarang".
Joowon pun bangkit dari duduk jongkok dan ikut bersama lee dae han. Siwan pun melambaikan tangannya ke joowon, dan berteriak " Joowon hati-hati disana ya, semoga sukses di introgasinya😢😢..."
Joowon pun membalasnya, "iya...". Joowon pun berdoa agar dia selamat, walaupun nanti keputusannya bisa juga di hukum mati tapi jiwa raganya ada di "White Skull". Di belakangnya banyak sekali pengawal sambil mengarahkan senapan ke arah punggung joowon ( kira-kira 1m dari arah punggung joowon ). Banyak sekali adik-adik calon prajurit menongol di jendela barak masing-masing( karena kondisi sedang gerimis hujan ).
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah Seorang Tentara
AksiLETDA JOOWON, LETTU KYU HYUN, LETDA SOONG JOONG KI, LETTU SOONG HYE KYO, LETDA SIWON, PRAJURIT IM SIWAN, SERSAN JIN GOO, SERSAN RYEWOOK, KOMANDAN GEONIL