Disclaimer : Hetalia adalah milik Hidekaz Himaruya-sensei. Kirana hanya berhak atas ide, alur, OC's, dan hasil akhir FF ini. Tidak ada satupun keuntungan yang diambil dalam pembuatan cerita ini.
Warning : Angst nggak berasa, aneh, nggak nyambung, typo(s), berantakan, hasil akhir tidak bagus karena buatnya kebut-kebutan, tidak jelas, tidak bermaksud apa-apa selain untuk menunjukkan rasa peduli karena saya tidak bisa berbuat apa-apa, dan lain sebagainya.
Don't like, don't read. Maaf karena hasilnya aneh dan tidak bagus. Maaf bila kalian kecewa.
#PrayForSurabaya
#KamiTidakTakut
#SemuaAgamaMelawanTerorisme
#IndonesiaTidakTakut
****
Ia hanya ingat bahwa pagi itu ia sambut dengan cengiran semangat di wajah. Ia meloncat turun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi. Siangnya, ia hendak pergi menuju rumah salah satu kakaknya, dengan mobil yang ia punya.
Namun tiba-tiba, kepalanya pusing seperti dihantam palu godam, perutnya terasa ditusuk ratusan pisau, kakinya lemas tidak bertenaga, napasnya tersendat-sendat, dan ia mulai terbatuk-batuk hebat.
Batuknya berdarah.
Ia meraba area perut yang terasa janggal, kala dilihat, telapak tangannya dipenuhi darah berbau anyir yang anehnya juga berbau asap.
Panik, takut, khawatir, cemas. Semua bercampur jadi satu.
Hal pertama yang terpikirkan olehnya hanya sosok sang kakak.
Indonesia.
Tangannya bergerak cepat, meraih handphone dari saku celana dan menelepon nomor Indonesia. Ia gemetaran, kakinya tak mampu menahan beban tubuhnya, membuatnya jatuh terduduk dengan batuk yang semakin menjadi.
"Halo? Ada apa dek?"
Suara lembut sang kakak terdengar, membuatnya sejenak merasa punya harapan. "K-Kak?! Kak- Tolong, datang ke sini- Cepat- Ada sesuatu yang ter- ugh- jadi. D-Dan aku be- uhuk- belum tahu apa- Ta- Tapi-"
Suaranya terputus, batuknya semakin hebat dan darah yang keluar dari mulut semakin banyak. Ia kesulitan menarik napas. Indonesia pasti mendengar batuknya hingga ia bertanya-tanya dengan khawatir.
"Dit? Radit? Raditya, dek, kenapa dek?"
"Kamu sakit?! Dek, jawab!!"
"Kamu kenapa?! A-Aku ke sana sekarang ya?!"
"Surabaya, jawab! Please, kamu kenapa?! Apa yang terjadi di sana?"
Rentetan pertanyaan sang kakak tidak bisa ia jawab. Suaranya tercekat. Genggaman tangannya melemah, handphone-nya jatuh bersamaan dengan tubuhnya yang ikut roboh, menghantam lantai yang dingin. Matanya terasa berat, sekujur tubuhnya sakit. Perih sekali, seperti ada luka besar di tubuhnya.
Indra penciumannya menghirup bau asap, namun ia tidak ingat membakar apapun. Ia yakin rumahnya tidak kebakaran. Ia yakin ini bukan bau dari api biasa.
Tangannya mencoba bergerak, namun rasa nyeri langsung menjalar. Membuatnya merintih. Air matanya bercucuran menahan sakit. Darah terus mengucur dari mulut dan perutnya yang kini terluka lebar. Ini bukan luka tusukan.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Rasa sakitnya semakin menjadi. Bukan sekali, bukan dua kali. Ada sesuatu yang seolah memecahkan pembuluh darahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/105741055-288-k638441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia Fanfiction(s)
FanfictionGambar cover bukan milik saya. Credit of the picture goes to the right owner. (If you don't want your picture be used by me, you can tell me and I'll remove it). Berisi kumpulan fanfiction dari anime Hetalia yang semuanya adalah murni karangan saya...