Disclaimer : Hetalia is owned by Hidekaz Himaruya. I only owned the fanfiction and OC's.
Warnings : OC's here, gaje, nggak nyambung, genre angst nggak berasa, banyak kekurangan & kesalahan, OOC/OOT, (almost) historical! fic, kemungkinan typo(s), bahasa tidak baku, bahasa soto campur, tidak sesuai request, bertele-tele, dan lain-lain.
Don't like, don't read~
Male! Indonesia : Bayu Putra Ramadhan
Male! Jakarta : M. Abdullah
****
Request by : @CrownDream
****
"Bayu, kok nilaimu bisa tinggi terus sih?"
Pemuda yang disebut namanya, mendongak untuk mendapati salah satu teman sekelasnya, Eko, berdiri di hadapannya dengan satu alis naik.
"Ya belajar lah, memangnya kenapa?" tanya Bayu balik, heran. "Soalnya, kuliah jurusan sejarah itu kan susah. Aku aja mau ngapalin satu materi udah pusing, lah situ gampang banget ngingat semua materi."
Bayu tertawa garing saja, setetes keringat sebesar biji jagung meluncur turun dari pelipisnya, takut ketahuan. "Y-Ya, aku sendiri nggak tahu kenapa aku bisa ingat. Mungkin karena dibaca terus." Balasnya asal. Eko mengernyit. "Halah, mana mungkin. Aku juga tiap hari dibaca terus itu materi, nggak ingat sama sekali." Solotnya.
Bayu mengangkat bahu saja, tidak tahu harus menjawab apa lagi. "Yo mana kutahu. Syukurin ajalah, seenggaknya nilaimu nggak sampai C." Balas Bayu. Eko mendengus kesal. "Yo ajarin aku kek! Cara biar gampang hapal gitu." "Boleh sih, datang aja ntar ke kosan, biar kuajarin cara gampangnya." "Boleh nih?" "Iya, sore nanti." Oke! Pulang duluan ya!" "Iyo, hati-hati to, Ko."
Eko segera hilang keluar kelas, dan Bayu menghela napas panjang dengan lega. Dia membereskan barang-barangnya dan segera keluar dari kelas, untuk pulang ke kosan.
****
"Makasih ya, dek, udah mau jemput." "Sama-sama bang. Tapi, lain kali kalau minta dijemput tuh bilangnya awalan dikit. Jadi nggak keteteran kek gini nih, gegara nungguin lama."
Bayu, dengan nama asli Negara Kesatuan Republik Indonesia, hanya tertawa hambar atas komentar sarkastik adiknya, siapa lagi kalau bukan Jakarta.
"Yo maaf. Soalnya baru ingat kalau aku tadi nggak bawa motor ke kampus." Balas Indonesia, Jakarta mendesah panjang. "Iya, tapi jangan gitu juga! Rumah utama kita tuh jauh, Jakarta tadi sampai lari-larian di dalam rumah gegara harus pakai baju dulu, trus ngambil kunci motor, make sendal, kena macet pula di jalan. Sampai di kampus abang, eh, abang malah molor di pos satpam." Cerocosnya panjang lebar.
Sekali lagi, Indonesia tertawa saja. "Ya maaf, maaf. Nanti abang traktir bakso kesukaanmu deh." Balasnya dengan cepat, jika sudah merasa tidak enak dengan seseorang, pasti ada saja keinginan dalam hatinya untuk membuat mereka senang sebagai tanda maaf. "Abang tau aja Jaka lagi pengen bakso." "Halah, gimana nggak, dari kemarin nanyanya bakso mulu. Untung nggak dilempar pentungan sama si Bogor gegara ribut." "Hehehe~" "Malah ketawa."
Sejenak, suasana menjadi hening. Jakarta fokus menyetir, sementara Indonesia melamun sendiri sambil menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan.
Dia memikirkan sesuatu.
Akhir-akhir ini, dia mendengar begitu banyak orang menyinggung tentang generasi penerus negaranya. Alias para anak-anak, yang dikabarkan sebagian besarnya sudah terpengaruh dengan hal-hal buruk dari dunia luar dan mencontohkannya.
Ah, boro-boro dari dunia luar, lihat saja sinetron. Itu sudah menjadi contoh yang buruk bagi warganya, terutama yang masih kecil-kecil, karena mereka mencontohkan apapun yang mereka lihat.
![](https://img.wattpad.com/cover/105741055-288-k638441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hetalia Fanfiction(s)
FanficGambar cover bukan milik saya. Credit of the picture goes to the right owner. (If you don't want your picture be used by me, you can tell me and I'll remove it). Berisi kumpulan fanfiction dari anime Hetalia yang semuanya adalah murni karangan saya...