Punya Ide?

157 25 1
                                    

Punya seseorang yang pengertian itu menyenangkan, tetapi tetap saja Dia bukan orang yang bisa diharapkan saat kapanpun diinginkan.

🌿🌿🌿🌿🌿


Tin

Tin

Tin

"Iya bentar oik, ini juga gue lagi jalan, ga usah berisik napa lu" Teriak Nadine dengan kesal.

"Sapa tau lu ga denger. Lu kan rada-rada" Balas Adrian yang juga ikut teriak.

"Lu ngatain gue budeg gitu? Iya? Gue tendang mendarat di kuburan lu" Ucap Nadine saat telah sampai didepan Adrian.

"Gue ga bilang lu budeg ya, lu sendiri loh yang ngomong. Dan soal ancaman lu, coba aja kalo lu bisa" Ujar Adrian menantang.

"Udah ah. Gue lagi ga mau ribut sama lu nih" Jawab Nadine dengan raut wajah yang mulai berubah.

"Muka lu kenapa ditekuk kayak pakaian kering dilipat doang gitu? Lu udah jelek makin jelek tau ga" Tanya Adrian, sahabat tercinta dari seorang Nadine Lustre.

"Nanti aja gue cerita. Lagi ga baik banget ni hati gue"

Nadine menjawab Adrian dengan ekspresi yang ogah-ogahan. Ia sudah sedikit lelah dengan berbagai macam hal yang ada didalam kepalanya.

"Emang kapan hati lu baik? Perasaan dari dulu lu selalu sama. Hati lu itu kagak pernah baik deh kalo gue liat" Ucap Adrian dengan nada yang sangat amat menyindir.

"Udah, ga usah ikut nyebelin lu." Ujar Nadine yang sudah mulai kesal melihat tingkahnya Adrian.

"Wah kayaknya ada kejadian seru yang lu alamin nih" Adrian berkata dengan muka yang amat senang melihat Nadine seperti itu.

"Iya seru banget. Sampe begitu serunya gue bawaannya pengen mukulin orang" Ucap Nadine sambil mengepalkan tangannya.

"Emang lu kenapa Naddie? Coba cerita sama babang" Suruh Adrian dengan diakhiri panggilan yang sedikit menggelikan bagi Nadine.

"Kan tadi gue bilang ntar gue cerita yan. Lu mah bikin gue makin jengkel tau ga"

"Iya-iya. Kalo cewek udah bete mah cowok bisa apa" Ucap Adrian dengan nada prihatin melihat nasib para lelaki.

"Bacods"

Setelah mengatakan hal tersebut, Nadine pun langsung mengambil helm yang sedari tadi di pegang oleh Adrian, kemudian memakainya dan naik keatas motor Adrian.

Sepanjang perjalanan, Nadine terus saja memikirkan cara agar ia bisa benar-benar membuktikan dan menjelaskan kepada Papanya bahwa dia bukan seseorang yang sebegitu tidak lakunya. Papanya itu memang kalau berbicara tidak ada penyaringnya.

Papanya pikir dia tidak punya perasaan yang bisa tersakiti akan perkataan Papanya sendiri apa?

Emang masalah kalau Ia jomblo?

Emang masalah kalau Ia sedang sendiri?

Toh dirinya Nadine sendiri juga sedang berjuang mati-matian demi mendapatkan sang pujaan hati yang sedang menapaki puncak tertinggi dihatinya.

Adrian yang merasa sepi tak melihat pergerakan dari Nadine yang dibelakangnya pun iseng menaikkan kecepatan motornya.

"Eh bangsat, anjir, kambing, ayam, mimi peri kawin berulang kali"

Nadine yang berkata ngelantur dengan spontan dan sontak langsung mengeratkan pegangannya ke Adrian tersebut pun jelas memancing gelak tawa jahat dari seorang Adrian.

CABE 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang