Kang Ojek

214 29 3
                                    

Bukan seseorang yang dapat begitu mudah melupakan wajah orang lain

🌿🌿🌿🌿🌿

Nadine tersenyum tipis mengingat hal tersebut. Ia merasa lucu sekaligus sangat bahagia melihat dirinya yang dulu.

Lucu karena mengingat betapa polosnya dirinya dulu.

Sangat bahagia karena kejadian tersebut yang membawanya bertemu dengan James. Setelah pertemuan tersebut, takdir seperti mempermainkan Nadine.

Nadine selalu saja berpapasan dengan James. Semenjak saat itu juga Nadine mulai mencari tau banyak tentang James, bahkan walaupun
James sudah tamat terlebih dahulu, Nadine sangat berusaha keras agar dapat satu Universitas dengan James, Pangerannya.

"Au ah. Dari pada gue Falshback terus-terusan mendingan gue pergi pulang aja"

Nadine kemudian mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya, setelah itu meletakkannya diatas meja dan bangkit dari kursi tempatnya duduk.

"Gue pulang nya naik Ojek Online , minta di jemput supir apa minta tolong sama Adrian ya?" Tanya Nadine pada dirinya sendiri.

"Eh tapi kalo gue minta tolong sama Adrian, gengsi dong gue. Nanti yang ada dianya besar kepala. Lagian, gue kan lagi mogok ngomong sama dia. Pokoknya gue masih marah sama dia. Biar dia ngerasa. Jadi temen kok gitu banget, ga mau nolongin temennya"

Sejenak Nadine menghembuskan nafasnya dengan kesal ketika mengingat Adrian yang tidak ingin menolongnya.

Nadine kemudian berjalan mencari halte terdekat dengan Cafe yang dikunjunginya tersebut.

Setelah menemukan halte terdekat, Nadine duduk. Ia memutuskan untuk memesan Ojek online untuk pulang kerumah.

Nadine duduk sambil menunduk dan memainkan jarinya seperti anak kecil yang menunggu jemputan dihalte.

Tin

Tin

Tin

"Oikk neng, pesen ojek kan?" Tanya pengendara Ojek Online yang begitu khas dengan warna hijau tersebut kepada Nadine.

Nadine menaikkan pandangannya melihat pengendara ojek tersebut.

Alis Nadine seketika bertemu, melihat begitu tidak asingnya pengendara ojek tersebut.

"Kenapa neng liatin saya kok gitu banget? Saya ganteng ya?" Tanya pengendara ojek tersebut kepada Nadine dengan begitu percaya dirinya.

Nadine yang mendengar kepercayaan diri pengendara ojek tersebut pun serasa ingin muntah mengeluarkan isi perutnya.

"Percaya diri banget sih kang ojek. Saya itu ngeliat kang ojek karena mukanya ga asing banget" Ucap Nadine memutar matanya dengan malas.

"Ya jelas ga asing dong neng, akang kan sebelas  dua belas sama Shawn Mendes"

"Aing muntah di muka maneh boleh engga kang Ojek?" Tanya Nadine  yang mendengar pernyataan konyol dari pengendara Ojek Online tersebut.

"Jangan dong neng, nanti muka saya kotor, engga ganteng lagi deh" Jawab Pengendara Ojek.

"Terserah deh terserah. Asal kau bahagia" Ujar Nadine kemudian kembali memutar matanya malas.

Tapi Nadine seketika mengingat siapa pengendara Ojek Online tersebut.

Wajahnya sungguh tak asing dimata indah dan tajam Nadine.

"AKANG YANG MALU-MALUIN SAYA DIDEPAN MALL ITU KAN? KOK AKANG ADA DISINI?"

Nadine berteriak dengan histeris melihat muka pengendara ojek yang pernah tumpanginya itu.

"TENANG ATUH NENG. GA USAH TERIAK-TERIAK KAN BISA"

"ITU AKANG JUGA TERIAK" Balas Nadine ikut berteriak.

"Tenang neng, akang ga punya maksud jahat. Pertama kali neng pesen akang juga ga ada apa-apa kan?" Tanya pengendara ojek dengan nada biasa.

"Iya sih. Tapi kan kang ojek udah malu-maluin saya. Lagian kan saya udah kasih ongkos lebih, sekarang kenapa masih nyari-nyari saya?" Tanya Nadine kepada pengendara ojek dengan nada mengikuti pengendara ojek tersebut.

"Ongkos lebih apanya neng. Itu pas-pasan" Balas pengendara ojek.

"Bersyukur atuh kang. Btw saya tadi bukan mesen akang loh" Ujar Nadine memberitahu pengendara ojek.

"Loh kan eneng yang pesan ojek ke akang. Emang eneng ga liat profilnya? Saya itu Revan Mahendra neng."

"Yakin nama akang itu? Kok tadi fotonya ga sama?" Tanya Nadine dengan pandangan tidak percaya nya akan perbedaan nama dan wajah pengendara ojek.

"Itu mah foto saya pake aplikasi memperganteng itu neng" Balas pengendara Ojek online dengan cengiran lebarnya.

"Wahh. Itu namanya penipuan. Kang ojek ga bisa gitu dong. Saya itu tadi milih karena mukanya ganteng, eh yang dateng malah zonk." Ujar Nadine yang tidak terima.

"Jadi secara tidak langsung eneng mengakui saya ganteng?" Tanya pengendara ojek sambil menaik-turunkan alisnya.

"Percaya diri banget kang ojek. Ya ga mungkin lah. Akang ga punya kaca ya di rumah? Tapi kan kalo pun ga punya, ntu kaca di motor akang ada. Pergunakan dengan baik atuh" Ucap Nadine.

"Iya neng iya. Eneng jadi ga ni naik ojeknya? Kasih saya bintang lima ya neng, kan saya udah nemeni neng nya ngomong" Minta pengendara ojek.

"Wahh enak aja. Saya kan ga ada minta akang nemeni saya bicara. Lagian akang nya yang cari masalah." Bela Nadine.

"Iya atuh neng, iya. Penumpang selalu benar" Ucap pengendara Ojek Online tersebut.

"Nah itu akang tau."

Nadine kemudian mengambil helm dari tangan pengendara ojek dan memakainya demi keselamatan.

Tidak lucu kan kalau dia mati muda karena lupa memakai helm? Apalagi matinya naik ojek Online. Dan yang paling penting, Nadine itu belum menemukan pendamping.

Eh tepatnya sudah menemukan, tapi masih berjuang buat mendapat pengakuan.

TBC 😊

Kalian ada kritik dan saran? Comment aja, jangan segan 🤣
Luangkan waktu untuk menekan bintang (Vote) 😊

Terima kasih untuk kalian, maaf untuk segala kekurangan penulisan yang ada😚

Part ini khusus kang ojek sama Nadine🤣

Kan bisa aja aku tuh buat kang ojek jadi jodoh Nadine, setuju ga?😋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CABE 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang