How to train your impertinent guest to operate the sword

891 122 31
                                    

BRAK!!!

Sepasang manusia di dalam ruangan dibuat terlonjak dengan kegaduhan yang Wonwoo sebabkan. Memikul rusa yang perutnya mengitari kedua pundaknya membuat ia kesulitan untuk memfungsikan tangan.

"Aku pulang." Ia langsung melempar rusa mati itu di depan kakinya.

"Oppa~" Kyungwon menyapa manja ketika berlari ke arah sang kekasih.

"Kau di sini sayang," ujar Wonwoo menerima pelukan erat gadisnya. Kyungwon tidak peduli dengan bau darah dan binatang yang menempel di tubuh Wonwoo. Kerinduannya yang tidak masuk akal-karena baru berpisah selama beberapa hari-lebih penting dari apapun saat ini.

Gadis itu menempelkan bibirnya dengan milik Wonwoo untuk kemudian menciptakan kegiatan ciuman nikmat. Tanpa mempedulikan Mingyu yang berada di sana. Berdiri. Memperhatikan keintiman keduanya dengan perasaan panas.

"Mau membantu oppa-mu yang tampan ini memutilasi rusa?" Ajak Wonwoo begitu ciuman itu terlepas.

Kyungwon yang masih memeluk erat Wonwoo sedikit mendongak untuk melihat wajah kekasihnya dan mengangguk antusias. Benar-benar gadis ceria. Wonwoo mengacak-acak rambut sang kekasih karena merasa gemas.

"Aku ingin bergabung," ujar Mingyu yang merasa tidak terima jika Wonwoo melakukan suatu kegiatan hanya berdua saja dengan orang lain.

"Kau sudah sembuh?" Tanya Wonwoo ketika melepaskan pelukan Kyungwon. Merasa kurang sopan jika menampilkan adegan skinship seperti itu di hadapan orang lain. Kecuali ciuman tadi, mungkin?

"Lebih baik dibanding kemarin." Untuk fisik, iya. Namun hati, jelas lebih menyenangkan kemarin. Wonwoo yang seolah memanjakannya seperti kekasihnya sendiri. Dan karena pengakuannya yang merasa lebih baik, maka jangan harap Mingyu akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti hari sebelumnya. Kecuali jika ia bersedia untuk kembali mendapatkan luka-luka parah di tubuhnya.

Mungkin demi mendapatkan simpati dan perhatian lebih dari Wonwoo, jika memang itu yang harus ia lakukan, ia akan melakukannya.

"Baiklah. Ayo."

.

.

.

Di belakang rumah, dengan berjongkok di atas permukaan salju mereka memotong-motong rusa itu setelah mengulitinya terlebih dahulu.

Mingyu yang berhadap-hadapanan dengan sepasang kekasih itu merasa jadi obat nyamuk di tengah-tengah kemesraan keduanya.

Termasuk ketika melihat Wonwoo mencubit jahil hidung kekasihnya.

"Oppa! Tanganmu bau amis! Aish, menyebalkan!" Rengekan manja yang berhasil membuat Wonwoo terbahak.

Lalu Mingyu lagi-lagi harus menyaksikan Wonwoo tiba-tiba dipeluk kekasihnya.

"Hei! Lepaskan! Lenganmu penuh dengan darah rusa!" Keluh Wonwoo yang kali ini giliran Kyungwon yang dibuat tertawa.

Mingyu mencengkeram kuat gagang pisau besar pemotong daging di tangan.

Akan kubunuh kau sekarang Jeon Wonwoo.

Bangkit, ia melangkah ke arah sepasang kekasih yang berbahagia bahagia itu.

"Ada apa Mingyu?" Tanya Wonwoo pada pria yang berdiri di sampingnya.

Mata pisau di genggaman Mingyu begitu mengkilap, menandakan bahwa Wonwoo benar-benar telah dengan baik mengasahnya.

Menggerakkan tangan perlahan, yang ditanya itu menyodorkan pisau itu pada Wonwoo yang membuat Wonwoo kebingungan.

"Sepertinya pisau ini lebih tajam dari yang kau pakai. Cobalah," ujar Mingyu pada akhirnya.

Kenapa hanya membunuhnya saja rasanya begitu sulit...?

.

.

.

Mingyu yang baru saja keluar dari kamar mandi lagi-lagi tidak sengaja menangkap pemandangan yang tidak ingin ia lihat.

Wonwoo yang menindih tubuh Kyungwon di sofa dan mencumbunya mesra. Tidak hanya mesra, tapi juga disaputi nafsu yang membuatnya tampak tergesa.

Keduanya memainkan lidah selagi tangan Wonwoo meremas dada bundar sang kekasih di balik balutan kehangatan sweater-nya.

Mengecupi leher mulus Kyungwon, Wonwoo melepas sweater gadis itu beserta kaos berlengan panjangnya. Menjilati dengan nikmat dada kenyal kekasihnya yang menyembul dari bra kemudian.

Mingyu segera meraih pedang samurai yang dengan tertata apik di dinding terpajang.

AKU BENAR-BENAR AKAN MEMENGGAL KEPALAMU JEON WONWOO!!!

Ia menyeret langkah kakinya cepat menghampiri sepasang kekasih yang menikmati pergumulan permainan.

Mendengar derap langkah kaki mendekat, Wonwoo segera menghentikan aksi sebelum melakukan lebih jauh hal-hal bejat. Ia langsung menutupi bagian depan torso Kyungwon menggunakan kaos yang tadi ditanggalkan.

"Mingyu? Ada apa?" Membetulkan posisi duduk, ia bisa melihat Mingyu yang berdiri gagah di hadapannya menggenggam sebilah pedang di tangan kanan.

Menggerakkan tangan, Mingyu menyodorkan bagian tajam mata pedang di hadapan wajah Wonwoo. "Bisakah kau mengajariku mengoperasikan pedang ini?" Ia sangat bersyukur dengan emosi amarah yang dengan baik bisa ia kendalikan dari raut wajah yang dengan sekuat tenaga dibuat setenang mungkin. Ia benar-benar menahannya mati-matian.

"Oh, tentu." Meyakini Mingyu memergokinya bercumbu, Wonwoo menjawab canggung dengan penuh rasa malu. Ia merasa tidak memiliki privasi bersama kekasihnya semenjak di tempat tinggalnya ada eksistensi seorang Kim Mingyu.

"Oppa, aku lelah." Bermaksud mengambil sikap, Kyungwon mengenakan kembali pakaiannya dengan lengkap. Mencoba mendistraksi apa yang telah terjadi. Mood baiknya kepalang hilang ditelan bumi.

"Mau menginap di sini?"

Gadis itu menggeleng. "Aku mau pulang saja." Merapikan rambut pendeknya yang berantakan menggunakan jemari lentiknya.

"Baiklah. Mingyu, aku akan ke pasar untuk menjual sebagian daging rusa tadi selagi segar sekalian mengantar Kyungwon pulang. Akan kuajari kau menggunakan pedang itu begitu aku selesai dengan urusanku."

"Oke."

Dan untuk kesekian kalinya, Mingyu lagi-lagi gagal menghilangkan nyawa turunan Conqueror itu.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

Tentative Emphasis 🏔 Meanie [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang