A guy like him will surely continue to marry women for the rest of his life

686 118 16
                                    

Wonwoo duduk di sofa ketika membersihkan busur dan anak-anak panahnya menggunakan lap kering. Sesekali meniupinya. Senjata lainnya menumpuk di atas meja di hadapannya. Menunggu giliran untuk dibersihkan. Mingyu yang datang langsung bergabung. Ia mendudukkan diri di samping Wonwoo dan mulai membersihkan pedang menggunakan lap lainnya. Mereka melakukannya sambil melakukan percakapan ringan.

Acara membersihkan seluruh senjata itu selesai, dan Wonwoo mengatakan bahwa ia akan langsung menggunakan beberapa dari senjata-senjata itu sekarang. Ia ingin pergi ke hutan untuk memburu bison, setelah itu pergi berlayar ke laut untuk berburu hiu. Jelas saja Mingyu langsung melarangnya dengan tegas. Meskipun keduanya tahu bahwa Wonwoo sudah biasa melakukan hal-hal tangguh dan beresiko besar, Wonwoo harus menyadari bahwa kondisinya saat ini tidak seperti dulu.

Mingyu meninggalkan Wonwoo di rumah sendirian karena ia pergi menuju rumah Nayoung untuk mengembalikan Siyeon ke tangan ibunya. Membuat Wonwoo merasa bosan di rumah.

Ia menuruti perkataan Mingyu untuk tidak melakukan sesuatu yang terbilang ekstrim-seperti berburu bison dan hiu itu. Jadi Wonwoo pergi ke sungai dengan membawa tombak. Berniat untuk menangkap ikan salmon di sana.

Di sungai ia bertemu dengan Seungcheol yang juga sedang iseng menangkap ikan. Akhirnya mereka berburu salmon bersama. Sudah lama mereka tidak saling bertemu. Pertemuan yang terjadi secara kebetulan ini membuat keduanya senang.

"Selamat atas kehamilanmu Jeon Wonwoo." Seungcheol membagi fokus. Antara sasaran di aliran air di depannya, dan wajah Wonwoo sekali-kali. Ia langsung menombak ikan yang sedang berenang melawan arus. Ikan-ikan itu berlompatan. Namun sepasang ayah dan anak itu tetap bisa menangkapnya dengan mudah karena sudah sangat berpengalaman.

Wonwoo mengukir senyum, "Terima kasih appa."

"Kau harus lebih menjaga lagi dirimu dengan baik."

"Tentu appa."

"Apa kau merepotkan Mingyu akhir-akhir ini?"

"Tidak. Aku melakukan hal biasa secara normal. Memang kenapa?"

"Aku punya pengalaman tujuh kali. Ketika istri-istriku hamil. Mereka semua merepotkanku. Membuatku lelah. Membuatku kewalahan dengan permintaan yang aneh-aneh. Kalau tidak ingat mereka sedang mengandung anak-anakku, sudah kuabaikan permintaan menyebalkan mereka." Keduanya lalu tertawa bersama.

"Lihatlah. Super playboy itu sedang berbicara pada anaknya. Kira-kira apa ya yang sedang mereka bicarakan?" ujar seorang pria dengan intonasi mengejek. Ia juga mendelik ke arah Seungcheol.

Pria sinis itu adalah Jeonghan. Jaraknya dengan Seungcheol dan Wonwoo sejauh lima meter. Ia sedang bersama dua pria lainnya. Ren dan Minhyun. Melihat tombak di tangan mereka, dapat ditebak bahwa mereka juga sedang melakukan kegiatan yang sama di sana.

Wonwoo melempar tatapan sengit pada ketiga pria itu. Ia terlihat seperti menahan nafas saat menahan amarahnya. Melihat itu, Seungcheol menepuk pundak sang putra, "Sudahlah. Biarkan saja."

"Mungkin ia sedang meminta anaknya itu untuk mencarikan istri lagi. Karena pria seperti dirinya pasti akan terus menikahi wanita selama hidupnya." Jeonghan melanjutkan. Ren dan Minhyun terbahak dibuatnya, sambil menatap Seungcheol dengan tatapan hinaan.

Wonwoo menghempaskan tombaknya dengan kasar dan mengambil langkah lebar untuk menghampiri tiga pria itu.

"Jeon Wonwoo, kembali kemari!" perintah Seungcheol yang tidak digubris.

Ketika Wonwoo sudah berdiri tepat di hadapan Jeonghan, Jeonghan menantang pria di depannya melalui sebuah tatapan, "Kau punya masalah denganku?" ujar Jeonghan dengan santainya.

BUGGGH!

Wonwoo langsung memberi bogem mentah pada wajah malaikat berhati busuk di depannya. Hingga membuat Jeonghan termundur beberapa langkah ke belakang. Pukulan itu sangat kuat, sehingga membuat bibir yang dipukul itu mengeluarkan darah.

Tentu saja Seungcheol, Ren, dan Minhyun, terkesiap melihat itu.

"Sialan!" setelah mengusap darah, Jeonghan melangkah cepat.

BUGGGH!

Membalas Wonwoo dengan pukulan yang tidak kalah kasarnya.

Gerakan mereka begitu cepat, sehingga sebelum Seungcheol berada di dekat mereka, mereka sudah saling memukul beberapa kali. Akhirnya mereka berkelahi.

Tiga pria lain di sana mencoba untuk memisahkan. Meskipun rasanya sulit karena kemarahan dua pria yang sedang berkelahi itu memberikan kekuatan lebih.

.

.

.

Bersambung

.

.

.

Empat chap lagi tamat :)

Udah siap buat klimaks?

Tentative Emphasis 🏔 Meanie [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang