"...eafto mou argotera... dekades vimata andres pitsilistei laspi... katachrontai episimo deipno pou eiche idi-"
"Vernon Breachcoups!" bentakan Mingyu menginterupsi mantera Vernon. Yang namanya dipanggil spontan menoleh.
Tiga sosok braxtor di balik jeruji terengah-engah. Ayah, ibu, dan adik perempuan Mingyu, setidaknya bisa bernafas lega karena akhirnya mantera penyiksa itu berhenti. Mereka juga terkejut melihat seseorang yang rasanya sudah begitu lama meninggalkan mereka. Mingyu kesayangan mereka.
Vernon mengambil langkah mendekati Mingyu.
Jika bukan karena yang Mingyu bawa di dalam bungkusan kain adalah salah satu anggota badan seseorang yang sangat ia cintai, sudah ia hempaskan benda di tangannya itu ke wajah Vernon sejak tadi.
Maka pada akhirnya ia menyerahkan apa yang ia bawa itu secara baik-baik ke tangan Vernon. Dengan sisa getaran di tangan. Rasanya begitu berat. Namun ia benar-benar terpaksa melakukan semua ini.
Vernon membukanya, dan mengeluarkan isinya.
Sebuah kepala seorang pria tampan dengan mata terbelalak.
Ketiga anggota keluarga Mingyu menyaksikan itu. Dan tentu saja mereka melihat itu dengan tatapan ngeri. Di saat yang bersamaan merasa kecewa dengan apa yang dilakukan putra sulung keluarga kecil itu.
Rasanya baru kemarin Mingyu merasakan kecupan hangat Wonwoo di keningnya saat ia masih tertidur di dalam balutan selimut tebal di siang yang dingin. Dan sekarang?
Bagaikan mimpi. Dan ia berharap kalau ini semua memang benar-benar mimpi buruk, lalu keesokan harinya ia akan membuka mata, terbangun di dunia nyata dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Ia juga menyerahkan benda lainnya. Sebuah toples kaca transparan berbentuk tabung berisi seonggok daging berlumuran darah kental. Daging itu telah membentuk bayi sebesar kepalan tangan. Telah memiliki anggota badan. Kepala, tangan, kaki, meskipun belum sempurna.
Vernon mengukir seringaian tajam, "Kerja bagus Mike Benevolent."
Rasanya baru kemarin juga Mingyu mengelus-elus perut buncit kekasihnya setelah kekasihnya itu mengajak jabang bayinya berbicara.
Semuanya terjadi begitu cepat. Hingga tahu-tahu ia sudah kembali ke dalam kungkungan gelap dunia hitam seorang anak Breachcoups.
"Aku telah memberikan apa yang kau inginkan. Melakukan apa yang kau perintahkan. Sekarang lepaskan keluargaku." Mingyu tidak pernah menghilangkan tatapan kebencian pada pria di hadapannya.
Vernon melihat kondisi Mingyu yang begitu kacau. Mata sembab, rambut berantakan, darah kering menempel di nyaris seluruh permukaan wajah, tangan, dan pakaiannya.
Namun pria pemilik ilmu hitam itu tidak peduli. Ia tidak memiliki belas kasihan sama sekali.
Ia menoleh ke arah dua ogre yang menjaga pintu jeruji.
"Devon, Davion, lepaskan mereka."
.
.
.
Sayap yang tidak dikepakkan dan gaun yang membalut tubuhnya berwarna emerald, dan menjuntai hingga ke tanah. Terutama saat sosok roh berambut panjang itu terduduk di tengah hutan sambil membelai kepala Mingyu penuh iba di dalam rengkuhan hangatnya.
Mingyu seakan seperti anak kecil yang menangis hebat di dalam pelukan ibu perinya itu. Peri yang pernah menjaganya selama beberapa tahun saat Mingyu kecil dulu. Saat ini peri bernama Kenzie itu sebenarnya sedang menjalankan tugasnya sebagai peri bagi anak lainnya di Braxtontopia. Namun tentu ia juga tidak bisa begitu saja melupakan salah satu anak asuhnya yang tidak pernah bertingkah macam-macam itu. Mingyu.
Kenzie adalah fairy godmother terkuat di Braxtontopia. Ia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, mengubah siapapun menjadi wujud apapun, dan memunculkan petir ketika ia marah. Aura kemarahannya dapat menimbulkan kegelapan dan menghancurkan apapun yang berada di dekatnya.
Ia dapat menidurkan siapapun hanya dengan meniup wajahnya. Ia bisa memindahkan benda apapun tanpa menyentuhnya. Ia juga dapat memberikan kutukan pada seseorang, namun tidak dapat membatalkan kutukannya sendiri apabila sudah terlanjur terucap. Saking kuatnya.
Beruntung Mingyu mendapatkan peri wanita itu sebagai ibu perinya. Masa kecil Mingyu jadi penuh dengan perlindungan yang terjamin.
Menghilangnya Mingyu sejak saat ditangkap Vernon dan saat tinggal bersama Wonwoo, Kenzie tidak pernah menyadarinya karena ia terlalu disibukkan dengan anak asuhnya yang sekarang. Namun beberapa jam yang lalu Mingyu mendatanginya dan menceritakan semua yang terjadi. Setelah terlebih dahulu menceritakan pada keluarganya di rumah. Meskipun ayah, ibu, dan adik perempuan Mingyu merasa kecewa, tapi dengan apa yang Mingyu ceritakan, mereka akhirnya bisa memahami, memaklumi, dan memaafkan. Semua tahu jika dilihat dari kejadiannya, Mingyu hanya merasa bingung ketika dihadapkan dengan pilihan yang begitu sulit. Jika ia bisa, ia ingin memilih keduanya. Cinta dan keluarga. Dan karena hanya boleh memilih salah satu, dengan berat hati ia mengorbankan kekasihnya demi keselamatan keluarga yang memang sudah lama sangat menderita.
"Memiliki kekasih seorang Conqueror akan membuat siapapun merasa bangga. Tapi itu semua tidak berguna jika pada akhirnya kau harus kehilangan dirinya dengan cara seperti itu Mike. Mengakhiri hidupnya di tanganmu sendiri karena kau tidak bisa menghindari ancaman Vernon." Telapak tangan Kenzie tidak berhenti membelai pelan kepala Mingyu. Air mata Mingyu membasahi pakaian ibu perinya itu.
"Jangan khawatir anakku. Aku akan melakukan sesuatu atas apa yang telah Breachcoups itu lakukan padamu. Ia tidak bisa dibiarkan. Jika tidak ada yang melawannya, ia bisa menghancurkan kedamaian di sini." Tidak hanya Mingyu, semua penghuni Neverland juga tahu bahwa Vernon yang memiliki ilmu hitam itu bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan roh kuat tak terkalahkan seperti Kenzie.
"Tidak, ibu peri. Jangan. Ia telah memberikan kepala generasi ketujuh Conqueror pada Dewa Osvaldo. Sekarang ia juga tak terkalahkan karenanya. Aku takut nanti malah kau yang akan ditaklukkannya." Ujar Mingyu ketika melepas pelukannya.
Ya, dengan perasaan sakit yang luar biasa ia harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya itu kepalanya hanya dijadikan sebagai persembahan pada Dewa kegelapan. Ia juga melihat bagaimana jabang bayi darah dagingnya sendiri disantap oleh musuhnya itu. Setelah Vernon menelannya, ia hanya mengatakan bahwa itu adalah bayi perempuan. Ia juga bilang kalau memakan janin dari seorang Conqueror itu berkhasiat untuk membuat hidupnya abadi. Semua itu benar-benar menyayat hati Mingyu. Hal itu hanya semakin mengingatkan Mingyu ketika Wonwoo membawakan beberapa potong pakaian bayi laki-laki yang didapat dari salah satu ibu tirinya.
"Tidak anakku. Aku akan tetap melawannya. Aku telah hidup lama, jauh sebelum kau dan Vernon Breachcoups. Aku telah mengetahui banyak hal lebih dari kalian. Setelah aku melawannya, kau akan mengetahui sesuatu yang lain. Sebuah kebenaran."
.
.
.
Bersambung
.
.
.
Chap depan tamat
Udah siap? :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentative Emphasis 🏔 Meanie [⏹]
FanfictionKisah perjalanan hidup Mingyu yang akan memenggal kepala Wonwoo. MPREG #2 norway #4 jungle #8 snow ©2016, ichinisan1-3