4. Dia Lagi

44.7K 2.6K 349
                                    

Dia. Jailangkung.

...

Alatas mengangkat wajahnya dan melihat ke depan. Ia seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya. Belum lama.

Sial.

"Elo?!" seru lawan tabrakan Alatas yang kini nampak terkejut dan tak menyangka.

Alatas mendengus kesal. Sedetik kemudian ia menarik pergelangan tangan perempuan yang ada di depannya itu, untuk keluar dari restoran.

1

2

3

"Ngapain sih harus muncul di depan gue lagi? Nggak puas kemarin-kemarin udah bikin gue marah? Liat HP gue! Jatuh gara-gara lo. Jangan-jangan sengaja mau bikin HP gue rusak. Pantesan dari tadi perasaan gue nggak tenang. Ternyata mau ketemu setan kayak lo. Tiba-tiba muncul kayak Jailangkung," semprot Alatas kepada perempuan yang pernah ia hampir tabrak sewaktu perempuan itu hendak menyeberang jalan.

Keadaan Handphone Alatas masih lumayan baik. Tadi sempat tak menyala. Layarnya hanya sedikit retak saja.

"Hih, siapa juga yang sengaja. Lagian gue nggak lihat kalo ada lo di depan gue," jelas perempuan itu serasa tidak berdosa sama sekali.

"Goblok sih kalo jalan," gumam Alatas.

Perempuan itu memelototkan matanya seolah tak terima dengan apa yang dikatakan Alatas.

"Terus HP lo gimana?" tanya perempuan itu.

"Cacat!"

"Mana sini gue lihat."

"Nggak usah."

Perempuan itu hanya mendengus.

"Oke, Sorry."

"Tebakan gue bener. Lo pasti cuma bakal bilang Sorry," kata Alatas.

"Terus gue harus apa? Kelihatannya gue salah mulu." Perempuan itu benar-benar hilang kesabaran menghadapi Alatas.

"Ya emang lo bikin kesalahan mulu. Bikin orang lain kesel mulu, tahu nggak?!" ketus Alatas.

"Tapi gue udah minta maaf!"

Tiba-tiba saja Alatas teringat pesan mamanya untuk menjemput Rasya.

"Awas kalo gue ketemu lo lagi. Kemarin dan kali ini lo bebas," ujar Alatas kemudian mendekati sepeda motornya. Ia memakai helm full facenya, dan melemparkan tatapan tajam kepada perempuan itu.

"Cowok songong!!!" teriak perempuan itu ketika Alatas mulai melaju dengan motornya.

Dalam perjalanan, Alatas begitu muak dengan nasibnya pada hari ini. Muak dengan Olivia, ditambah perempuan tadi. Ia terus saja mengumpat macam-macam dalam hatinya.

Kampret.

Alatas mendapati adiknya yang tengah berjongkok sendirian di tepi jalan. Alatas tertawa sendiri melihat adiknya seperti orang hilang itu.

"Woy," panggil Alatas.

"Kak!!!" pekik Rasya kesal.

"Kenapa?" tanya Alatas.

"Pake nanya. Lama banget!"

"Maaf, tadi ada urusan sama orang nggak jelas."

"Hah? Siapa?"

"Udah lah. Ayo pulang. Udah mau maghrib."

***

Alatas membolak-balikkan handphone miliknya. Handphonenya memang sedikit cacat. Untung hanya pelindung layarnya saja yang retak. Tanpa berpikir panjang, Alatas memakai bomber jaket bermotif Army warna birunya, lantas menuruni tangga menuju lantai utama rumahnya.

ALATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang