81. Sisi Lain

12.7K 985 105
                                    

Alatas mendrible bola basket sambil berlari mendekati ring basket.

"Lempar, Al!" seru Anof mengangkat kedua tangannya bersiap menerima bola dari Alatas.

Alatas dengan keras melempar bola itu ke arah Anof. Namum lemparan itu terlalu keras dan melesat dari jangkauan Anof.

"Gimana sih lo?" tanya Alatas kepada Anof.

"Nggak usah keras keras juga nglemparnya. Sesuaikan sama jaraknya," ucap Anof berlari mengambil bola basket itu.

Jam olahraga kali ini sudah hampir habis. Beberapa murid kelas 11 Mipa 7 sudah bergegas menuju kelas, namun beberapa murid yang lain masih duduk duduk di tepi lapangan basket. Alatas dan Anof justru masih bermain basket. Sedangkan Devan dan Nael sudah bergegas ke kantin membeli minum. Dan Zico katanya agak mules dan akhirnya pergi ke UKS. Aneh banget. Bukannya ke WC tapi malah ke UKS.

"Al!" seru Anof melempar bola basket ke arah Alatas. Dan dengan cepat, Alatas menangkapnya.

Alatas dan Anof masih terus bermain basket. Tentu saja Anof menjadi pusat perhatian beberapa cewek kelas 10 yang berada di luar kelasnya. Mereka asik memperhatikan Anof dari kejauhan. Lumayan. Tontotan gratis. Mereka menganggap kalau mereka sedang mendapat vitamin C-ogan.

"Aduh, Ra. Kak Anof keren banget gila! Kalo lagi keringetan gitu, pengen banget gue jadi handuknya," ucap Vio kepada Yura. Mereka berdua duduk di bawah pohon di tepi lapangan.

"Mulai lebay deh!" ucap Yura menjadi ikut-ikutan memperhatikan Anof sekilas.

"Eh, Ra. Gelang lo udah dikembaliin?" tanya Vio yang baru saja melihat Alatas.

"Belum. Nggak tau tuh cowok. Nggak punya rasa bersalahnya sama sekali!" sahut Yura.

"Tuh kan. Gue bilang juga apa. Jangan berurusan sama Kak Alatas. Cuma bikin lo capek doang," ucap Vio.

"Iya tau," sahut Yura.

Anof melempar umpan dengan kuat kepada Alatas. Namun Alatas tidak siap menerima umpan itu. Alhasil bola itu melayang cukup jauh. Alatas dan Anof memperhatikan ke mana laju bola itu. Bola itu jatuh dan menggelinding sampai akhirnya berhenti di dekat kaki salah satu cewek yang sedang duduk di bawah pohon.

Alatas langsung mengenali cewek itu. Yura yang menyadari ada sesuatu yang mengenai kakinya, ia segera memeriksanya. Kemudian mengangkat wajah kepada seseorang di tengah lapangan. Sedetik melihat wajah Alatas, Yura langsung memalingkan muka.

"Woi! Lempar!" seru Alatas meminta Yura melempar bola itu ke arahnya.

Yura medengar seruan itu merujuk kepadanya. Namun Yura tak menghiraukannya. Malah mengajak Vio mengobrol.

"Woi! Denger nggak?!" Seru Alatas lagi.

"Ra, itu," ucap Vio menunjuk Alatas.

"Biarin aja udah. Waktu itu gue ngomong aja nggak dia respon. Gantian boleh dong, " ucap Yura.

Lama-lama Alatas sedikit emosi karena teriakannya tidak direspon sama sekali.

"Kalo minta tolong tuh yang santai, halus gitu, Al. Jangan teriak-teriak kayak orang ngajak tawuran gitu," ucap Anof.

Alatas berdecak.

"Kalo ngomong sama dia itu nggak bisa santai," sahut Alatas kemudian melangkah untuk mengambil bola.

"Kak Alatas ke sini," ucap Vio.

Alatas membungkukkan badannya untuk mengambil bola yang terletak di dekat kaki Yura. Namun saat Alatas hendak mengambil bola itu, dengan cepat Yura menendang bola itu ke tengah lapangan. Membuat bola itu menjadi tak terjangkau lagi oleh Alatas.

ALATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang