Mak Lampir emang udah nggak ganggu lagi. Tapi masih ada Jailangkung.
***
"Ganti baju. Pulang. Aku tunggu di depan," ucap Alatas kepada Asyila kemudian berjalan keluar dari ruang Marching Band.
Asyila hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian melangkah menuju ruangan kecil untuk berganti pakaian.
Tak lama, Asyila keluar dan sudah berganti pakaian seragam seperti sebelumnya.
"Rin, maafin Alatas ,ya. Maafin kalo kata-katanya menyinggung perasaan kamu," ucap Asyila menyerahkan baju yang baru saja ia kenakan kepada Rina.
"Bukan menyinggung lagi, Syil. Udah nusuk banget ini sampai ulu hati. Mana omongannya bikin gue emosi nggak berhenti-berhenti. Bawaannya pengin ngegas mulu. Nguras energi lahir batin pokoknya!" ucap Rina setelah menerima baju itu.
Asyila menjadi tak enak hati. Pasalnya Alatas protes juga karena membela Asyila.
"Sekali maaf banget. Aku jadi ikut merasa bersalah. Maaf ya, Rin," ucap Asyila memohon.
"Nggak usah merasa bersalah, Syil. Cowok lo itu yang salah. Karena pada hakikatnya wanita itu selalu benar. Jadi, lo nggak salah," kata Rina.
"Ya udah, Rin. Temen-temen, maafin Alatas ya kalo bikin kalian terganggu." Asyila meminta maaf kepada teman-temannya yang lain, yang tadi ketahuan sedang membicarakan Alatas.
"Nggak papa, Syil. Kamu yang tabah ya punya pacar kayak dia," ucap salah satu di antaranya.
"Hus! Jangan gitu. Jomblo dilarang menghina orang yang udah punya pacar!" timpal salah satu temannya.
"Ya udah. Aku pamit, ya. Sekali lagi maaf banget," ucap Asyila penuh tulus.
"Iya, Syil. Udah lupain aja. Hati-hati, ya."
Asyila keluar dari ruang marching band. Ia mendapati Alatas yang tengah berdiri tepat di depan pintu, sehingga begitu Asyila keluar, ia langsung disambut penampakan Alatas. Cewek itu menghela napas panjang.
"Harusnya tadi kamu ngomong yang lebih sopan sama Rina," kata Asyila.
"Dia ngomongnya ngegas, aku juga jadi kebawa," sahut Alatas.
"Ya harusnya kamu yang ngalah. Rina emang gitu orangnya." Asyila mencoba bicara dengan nada biasa saja agar Alatas bisa mengatur emosinya. Kalau sama-sama ngegas, malah debat jadinya.
"Ngalah gimana? Dia yang salah. Aku kan cuma ngebela kamu," protes Alatas.
"Ngomong baik-baik kan bisa. Aku nggak enak sama temen-temen yang lain. Apalagi sama Rina." Asyila mengecilkan volume suaranya agar teman-temannya di dalam tidak mendengarnya.
"Jangan terlalu nggak enakan sama orang. Ntar orang lain seenaknya sama kita."
"Ternyata bener ya, Al. Kamu emang pinter banget kalo diajak debat. Sayangnya aku termasuk orang yang males berdebat." Asyila kemudian berjalan duluan.
Alatas seketika diam mendengar ucapan Asyila. Dia merasa sedikit bersalah. Namun mau bagaimana lagi. Alatas merasa dirinya memang melakukan sesuatu yang benar.
"Ya udah. Sorry, ya," ucap Alatas menyejajarkan langkahnya dengan Asyila.
Asyila bicara tanpa menatap Alatas. "Lain kali, jangan gitu. Nggak semua masalah itu diselesaikan pake cara berdebat."
"Nggak janji," sahut Alatas.
Mendengar sahutan dari Alatas, Asyila langsung melirik ke arahnya. Melihat tatapan tajam dari Asyila, Alatas pun menyeringai tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALATAS
Подростковая литература[COMPLETED] #1 in Teenfiction (04/12/18) #2 SMA Cover by @ilustrasiindong ⚠Belum direvisi Rayyan Alatas. Cowok galak dan cuek itu harus memecahkan kasus kepergian pacarnya--Asyila Shereina. Dalam hidupnya harus berurusan dengan Yura Virginia--cewek...