34. Official Be Mine

27.3K 1.6K 183
                                    

Ketika kepingan hati yang sempat berjarak, kini melekat tanpa sekat.

***

Alatas melajukan motornya ketika Asyila sudah duduk di belakangnya. Ini kali pertama setelah sekian lama mereka seperti dua orang yang tak pernah mengenal. Alatas senang bisa mengantarkan Asyila pulang. Cewek yang dia suka kini berada di dekatnya. Asyila pun merasakan hal yang sama. Debaran jantungnya yang sudah lama tak ia rasakan ketika di dekat Alatas, kini kembali ia rasakan.

Kebetulan jalanan Ibu Kota cukup bersahabat untuk keduanya. Jalanan tak begitu padat kendaraan. Alatas mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Langit senja yang bernuansa jingga itu nampak memayungi perjalanan mereka.

"Selama gue nggak nganterin lo pulang, lo pulang sama Axel terus?" tanya Alatas.

"Iya," jawab Asyila.

"Mulai besok jangan," ucap Alatas tiba-tiba.

Asyila membulatkan matanya. Seolah tak mengerti maksud ucapan Alatas.

"Kenapa?"

"Biar gue aja."

Sebuah senyuman mengembang di bibir Asyila.

"Lo sama Axel sahabatan sejak kecil?"

"Iya,"

Mereka kembali diam dalam perjalanan. Tak ada yang bertanya atau bersuara lagi. Mereka berdua terlalu menikmati senja yang ada.

Alatas memberhentikan motornya di depan sebuah rumah. Rumah siapa lagi kalau bukan rumah Asyila. Kemudian Asyila turun dari motor Alatas. Cowok itu melepas helm yang ia kenakan.

"Makasih, Al," ucap Asyila disertai senyuman manisnya.

Alatas mengangguk.

"Rumah Axel mana?" tanyanya.

"Tuh, yang ada Axelnya," jawab Asyila menunjuk ke sebuah rumah mewah yang berada di depan rumahnya.

Alatas menoleh ke arah yang Asyila tunjukkan. Kemudian ia melihat seseorang berdiri di samping sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah itu. Seseorang di sana adalah Axel. Terlihat Axel menatap lurus ke arah Alatas dan Asyila saat ini. Alatas sendiri seperti tertangkap basah sedang ingin tahu tentang Axel.

"Ooh. Gue pulang," ucap Alatas kemudian memakai helmnya.

"Oke. Hati-hati. Sekali lagi makasih," ucap Asyila melambaikan tangannya.

Alatas menganggukkan kepalanya, kemudian memutar balik sepeda motornya. Ia mulai melaju meninggalkan tempat semula. Dari kaca spion motornya, Alatas melihat Axel yang langsung berjalan ke arah Asyila. Alatas yakin betul kalau Axel pasti memiliki banyak waktu dengan Asyila. Baik di sekolah karena satu kelas, maupun di rumah. Axel pasti selalu bisa menemui Asyila kapan pun. Mendengar pengakuan Asyila bahwa hubungannya dengan Axel hanya sebatas tetangga dan sahabat saja, Alatas memang percaya. Namun hatinya belum terlalu rela, karena Axel unggul satu langkah dalam mengenal Asyila dibandingkan dirinya. Alatas pun tidak sepenuhnya rela karena Axel selalu memiliki banyak waktu bersama Asyila karena rumahnya yang berdekatan.

Semoga aja feeling gue nggak akan jadi kenyataan.

***

ALATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang