Ep. 9

3K 160 0
                                        


"Whoever says, 'SubhanAllah wa bihamdihi,' one hundred times a day, will be forgiven all his sins even if they were as much as the foam of the sea."
.
.
.
.
🍁

^Kepingan Masa Lalu (2)^

Kayra menatap dirinya didepan cermin.

"Aku kelihatan aneh gak sih?"
Ia terus memutar-mutar tubuhnya dan membetulkan pashmina berwarna ungu di kepalanya.

"Ah.. sudahlah, Bismillah." ucapnya sambil tersenyum.
Penampilan barunya kali ini cukup membuatnya merasa sangat berubah. Ini seperti bukan dirinya. Kerudung yang dikenakannya seolah ikut merubah hatinya sedikit demi sedikit. Ia merasa lisan dan sikapnya lebih terjaga dari biasanya. Dan seperti rencana nya kemarin malam, ia akan meminjam bagian ketiga dari buku yang telah dibacanya--buku yang menjadi saksi awal perjalanan hijrahnya.

"Ah! Sungguh rugi umurku selama ini. Kalau saja aku sudah berubah dari dulu."
Kayra menutup lembaran terakhir bukunya. Tubuhnya seakan membeku mengingat kebodohan yang telah ia lakukan selama hidupnya.

"Entah apa yang akan aku katakan untuk membela diriku dihadapan sang Rabb. Jika beberapa detik kemudian nyawaku diambil, apa yang sudah bisa kujadikan bekal? Apa yang selama ini sudah kusiapkan?"

Kayra tersenyum miris. Kelopak bunga disepanjang jalan berjatuhan tertiup angin. Seakan mengingatkan Kayra akan waktu yang terus berjalan dengan cepat. Angin menerpa setiap senti tubuhnya. Kesejukan, kehangatan, entah apa namanya. Yang jelas ia merasakan ketentraman merambah ke setiap relung hatinya. Ia menunduk dalam-dalam.

"Sudah kuduga, kamu disini." Suara seorang pria membuatnya tersadar.

"Boleh aku duduk disini Iqlima?" Tanya nya.

"Aku?" Kayra menatap laki-laki dihadapannya dengan heran.

"Ah, ya!" Kayra teringat sesuatu. Namanya sekarang diganti menjadi Iqlima oleh pria tersebut.

"Hei! Aku tanya."

"Oh ya. Tentu, silahkan." Ucap Kayra gugup.

"Bagaimana bukunya?" Tanya sang pria tersebut dengan senyum khas manisnya.

"Emm.. ya, eh! Tunggu dulu! Kamu itu sebenarnya siapa sih? Kamu kok sok akrab gitu sama aku?" Jawab Kayra setengah marah.

Pria yang bertubuh lebih tinggi dari Kayra itu tertawa melihat tingkah lucu Kayra saat marah.

"Oke! Aku Adam. Fahri Adam Wijaya. Kemarin aku kebagian piket jaga perpustakaan. Dan aku tinggal dekat sini. Ada pertanyaan?"

"Gak ada." Jawab Kayra ketus.
Keringat menetes di dahi Kayra. Ia mengeluarkan tissue dari dalam tas nya dan segera mengelap nya perlahan. Terlihat jelas, sekarang ia sedang kegerahan. Ternyata hari pertama mengenakan jilbab, tak semudah itu.

"Aku beli minum dulu." Sahut Adam.

Beberapa menit kemudian ia kembali dengan dua kaleng minuman dingin.

"Makasih." Kayra meminum nya sedikit. Lalu kembali membenarkan kerudungnya yang terasa agak miring.

"Kerudung mu udah bagus kok." Adam dapat melihat kegelisahan yang dirasakan Kayra dengan penampilan barunya.

Gadis November [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang