Senyumku tak henti-hentinya, sampai rasanya gigi ku kering.
Handpone ku berdering, setelah ku jawab ternyata Dimas, mengajakku makan siang di Restoran dekat kantorku.
Dia bilang, tau nomor telepon ku dari adiknya, Wulan.
Saat jam makan siang, aku kirim pesan kepada Juwi, kalau kami gak bisa makan bareng.
Jam dua belas aku keluar, menuju Restoran yang di sebelah gedung kantor ku.
Jantung ku mulai memaju kencang, dan tubuhku terasa dingin.
Aku menarik napas, saat hendak masuk ke Restoran untuk menenangkan jatung ku yang berdebar ini.Dimas melambaikan tangan, saat melihat ku, dengan kemeja biru muda yang dipakainy, membuat Dimas semakin tampan.
Aku pun duduk tepat di depan Dimas.
"Kamu gak ada janji makan siang sama yang lain, kan?" tanyanya
"Gak ada, biasa aku makan siang sama Juwi," jawab ku jujur
Dimas tersenyum menatapku.
"Nanti kerumah, kan?" tanya Dimas
"Aku ga tau, mungkin gak."
"Kenapa?"tanya Dimas kecewa.
"Aku ada urusan penting, Dim,"sahut ku.
"Keluarga kamu marah ya?kamu sering pulang malam?"
Maya kaget mendengar ucapan Dimas.
"Kapan-kapan, aku dan Laura kerumah kamu ya?"ucapnya lagi.
Karna kaget aku tersedak Dimas memberiku minum.
Aku mengelap mulutku dengan tissu
kemudian tersenyum ke arah Dimas.Sebelum kembali ke kantor, aku bilang ke Dimas kalau aku tidak datang sore ini.
" Bilang ke Laura, aku ke luar kota agar Laura tak sedih," pintaku. Dan Dimas pun mengiyakannya.Saat pulang kerumah, selesai mandi aku ke halaman belakang, ku lihat Willa bermain ayunan sendiri aku mendekati Willa.
"Ehhhh..., Tante Maya, udah pulang Tan?"naik, Tan!"ajak Willa menggeser duduknya.
"Mama mana sayang?"tanyaku duduk di ayunan.
"Willa gak tau Tante, tadi waktu Willa bangun dari tidur siang, Mama udah gak ada, Willa tanya Kakek, kata Kakek gak tau juga."
"Trus kalau Papa mana?"
"Papa tadi di kamar, Tante."
"Papa tau mama pergi?"
Willa mengangguk.
"Ya udah, sekarang kita masuk yuk,Willa udah makan?"
"Belum Tante,"jawab Willa sambil menggeleng.
Willa minta aku gendong, sampai di dalam rumah ku dudukkan Willa di kursi meja makan.
"Willa tunggu sini, Tante masak dulu buat makan malam kita ya?"ucapku.
"Oke tante!"jawab Willa senang.
Ku goreng ayam yang ada di kulkas. Dan aku tumis sayur kangkung, setelah selesai ku letak hasil masakan ku di atas meja makan.
Setelah itu, kupanggil Bapak, dan aku berjalan ke kamar Bang Ferdy.
"Bang makan yuk!"ajakku, setelah Bang Ferdy membuka pintu.
"Kalian duluan aja May, Abang belum lapar,"sahut Ferdy duduk di tepi tempat tidur.
Aku duduk di sebelah Bang Ferdy.
"Bang Maya minta maaf sebelumnya, kalau Maya lancang, sebenarnya Willa melakukan kesalahan apa pada kak Merlyn?dan kenapa kak Merlyn sampai pergi?"Bang Ferdy menarik napas dan menghembuskannya.
"Sebenarnya, masalahnya menurut Abang sepele May, tapi bagi kakakmu itu masalah besar, kamu tau kan Willa suka berdandan sendiri, jadi tanpa sengaja Willa mematah kan lipstik mamanya. Dan begitu Merlyin tau dia marah sampai memukul Willa sampai Willa menangis May, dan Abang memarahi Merlyn, katanya itu lipstik mahal. Padahal kalau masalah lipstik Abang bisa belikan dia lagi, Merlyn memang kelewatan, kan May?"jelas Ferdy kesal.
"Jadi Abang tau kak Merlyn dimana?"
"Dia di rumah kakaknya, tadi kakaknya sms Abang dan suruh Abang jemput, tapi Abang masih kesal sama dia May."
"Maya memang belum berumah tangga Bang, tapi menurut Maya Abang sebaiknya jemput Kak Merlyn pulang, karena masalah harus di selesai, kan Bang."
Ferdy merenung sebentar.
"Kamu benar May, Abang akan jemput dia dan bicarakan masalah ini baik baik."
"Eh..., Abang makan malam dulu, Maya udah masak."
"Pasti gak enak,"canda Ferdy.
"Awas kalau nambah ya?"balas ku.
sambil tertawa, Bang Ferdy merangkulku sampai ke meja makan."Akrab banget anak-anak Bapak,"ucap Bapak senyum.
"Tadi Maya berikan Ferdy pencerahan Pak."
"Benar itu May....?"lirik Bapak kearah ku
Aku hanya tersenyum dan menyendokkan nasi ke piring mereka.🎈🎈
#BECAUSELAURA
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE LAURA (Complete)
General FictionMaya yang menemukan cinta dan kebahagiaannya karena Juwi sahabatnya dan sepupu sekaligus teman satu kantor, membawanya kesuatu tempat Saat itu hidup Maya berubah, dan di saat itu lah Maya bertemu Laura.